GAMBARAN NILAI ANKLE BRACHIAL INDEX (ABI) PADA PENYANDANG DM TIPE 2 DI PUSKESMAS GUNUNGSARI LOMBOK BARAT

Bahjatun Nadrati, Zuhratul Hajri, Sri Suharti

Abstract


ABSTRACT: THE ANKLE BRACHIAL INDEX  AMONG PATIENTS WITH TYPE 2 DIABETES  IN WEST LOMBOK-INDONESIA

Background: Diabetes spreads throughout the provinces in Indonesia. One of them in the Province of West Nusa Tenggara (NTB), the prevalence of DM diagnosed is 0.9% of the total population. Peripheral vascularization disturbance that occur in people with DM need to be known from the beginning. One effort to determine the existence of disorders peripheral vascularization is by examining the ankle brachial index (ABI).

Purpose: To determine the description of the value of the Ankle Brachial Index (ABI) of people with DM in the DM group.

Methods: Descriptive study with a population of 25 patients with a total sampling technique. The instrument used is the observation sheet.

Results: Most women with DM were as many as 17 patients (68%), most people with DM at the age of 46 - 55 years (68%), the value of ABI with DM with normal interpretations of the right ABI 22 patients (88%) and left ABI 23 patients (92%), right borderline perfusion ABI occurred at the age of 56 - 65 years as many as 2 patients (66.7%), borderline perfusion left ABI occurred at the age of 56-65 years as many as 2 patients (100%), borderline perfusion Right ABI occurred in 2 female respondents (66.7%), borderline perfusion left ABI occurred in female respondents as many as 2 patients (100%).

Conclusion: In an effort to improve the health status of the community, especially DM persons, it is expected that the Gunung Sari Health Center in West Lombok Regency can control people with DM in participating in the Puskesmas program, especially DM. 

Keywords: Ankle Brachial Index  (ABI), Type 2 Diabetes   

Pendahuluan: Penyakit diabetes menyebar diseluruh provinsi di Indonesia. Salah satunya di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), prevalensi DM yang sudah terdiagnosis adalah 0,9% dari jumlah total penduduk. Gangguan vaskularisasi perifer yang terjadi pada penyandang DM perlu diketahui dari awal. Salah satu upaya untuk mengetahui adanya gangguan vaskularisasi perifer adalah dengan melakukan pemeriksaan ankle brachial index (ABI).

Tujuan : Mengetahui gambaran nilai Ankle Brachial Index (ABI) penyandang DM pada kelompok penyandang DM.

Metode : Penelitian deskriptif dengan populasi 25 pasien dengan teknik pengambilan sampel total sampel. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi.

Hasil penelitian: Penyandang DM terbanyak dialami oleh perempuan yaitu sebanyak 17 pasien (68%), penyandang DM terbanyak pada usia 46 – 55 tahun (68%), nilai ABI penyandang DM dengan interpretasi normal ABI kanan 22 pasien (88%) dan ABI kiri 23 pasien (92%), borderline perfusion ABI kanan terjadi pada usia 56 – 65 tahun yaitu sebanyak 2 pasien (66,7%), borderline  perfusion ABI kiri terjadi pada usia 56-65 tahun sebanyak 2 pasien (100%), borderline  perfusion ABI kanan terjadi pada responden perempuan sebanyak 2 pasien  (66,7%), borderline  perfusion ABI kiri terjadi pada responden perempuan sebanyak 2 pasien  (100%).

Simpulan: Dalam upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya penyandang DM diharapkan Puskesmas Gunung sari Kabupaten Lombok Barat, dapat mengontrol penyandang DM dalam mengikuti program puskesmas khususnya DM.


Keywords


Ankle Brachial Index (ABI); Diabetes Melitus (DM) Tipe 2.

Full Text:

PDF

References


Amalia, S. (2016). Studi penggunaan obat analgesik pada pasien diabetik neuropati di rumah sakit universitas airlangga (rsua) surabaya (Doctoral dissertation, Universitas Airlangga).

Apriliyana, U. (2015). Pemberian Relaksasi Benson Terhadap Penurunan Nyeri Pada Asuhan Keperawatan Tn. W Dengan Pasca Bedah Benigna Prostat Hyperplasia Di Ruang Mawar II RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

Betteng, R. (2014). Analisis Faktor Resiko Penyebab Terjadinya Diabetes Melitus Tipe 2 Pada Wanita Usia Produktif Dipuskesmas Wawonasa. Jurnal e-Biomedik, 2(2).

Chang, C. F., Chang, C. C., & Chen, M. Y. (2015). Effect of Buerger’s exercises on improving peripheral circulation: A systematic review. Open Journal of Nursing, 5(02), 120.

Dinata, W. W. (2015). Menurunkan Tekanan Darah Pada Lansiamelalui Senam Yoga. Jorpres (Jurnal Olahraga Prestasi), 11(2).

Ghani, L., Susilawati, M. D., & Novriani, H. (2016). Faktor Risiko Dominan Penyakit Jantung Koroner di Indonesia. Indonesian Bulletin of Health Research, 44(3), 153-164.an Konsumsi Obat Antidiabetik dengan Kadar Gula Darah pada Penderita diabetes Melitus Tipe 2 di rS QIM Batang Tahun 2013. Unnes Journal of Public Health, 4(2)..

Jerau, E. E., & Arif, S. (2016). Efektivitas senam kaki diabetik dan senam ergonomik terhadap penurunan kadar glukosa darah pasien diabetes melitus di Persadia RS Panti Wilasa Citarum. Karya Ilmiah.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2007). Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional 2007. Jakarta: Badan Litbangkes, Depkes RI.

Kuswandi, A., Sitorus, R., & Gayatri, D. (2008). Pengaruh relaksasi terhadap penurunan kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di sebuah rumah sakit di Tasikmalaya. Jurnal Keperawatan Indonesia, 12(2), 108-114.

McMaster Universities, O. A. (2004). Matters arising. Ann Rheum Dis, 63, 750-754.

Mongisidi, G. (2014). Hubungan Antara Status Sosio-Ekonomi dengan Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 Di Poliklinik Interna Blu Rsup Prof. Dr. RD Kandou Manado

Oemiyati, R., & Rustika, R. (2015). Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner (Pjk) Pada Perempuan (Baseline Studi Kohor Faktor Risiko Ptm)(Risk Factors for Coronary Heart Disease (Chd) in Women [Baseline Cohort Study of Risk Factors for Non Communicable Disease]). Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 18(1), 47-55.

Oktavian, A., Sandjaja, B., & Salim, L. (2013). Sindroma Metabolik di Kota Jayapura. Indonesian Bulletin of Health Research, 41(4).

Pratomo, I. B., & Apriyani, H. (2018). Ankle Brachial Index (ABI) Pada Penderita DM Tipe 2 di Puskesmas Kabupaten Lampung Utara. Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, 14(1), 30-34.

Putri, N. H. K., & Isfandiari, M. A. (2013). Hubungan empat pilar pengendalian dm tipe 2 dengan rerata kadar gula darah. Jurnal Berkala Epidemiologi, 1(2), 234-243.

Rahayu, E., Kamaluddin, R., & Sumarwati, M. (2014). Pengaruh Program Diabetes Self Management Education Berbasis Keluarga Terhadap Kualitas Hidup Penderita Diabetes Melitus Tipe II

Rahayu, V. E. S., Yasa, I. D. P. G. P., & Widastra, I. M. (2014). Status fungsional pasien diabetes melitus tipe II Di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar. Jurnal Skala Husada Volume 11Nomor, 29, 33.

Rahmaningsih, B. Y., Nur Hidayat, S. P., Iin Novita, N. M., & PD, S. (2016). Hubungan antara nilai ankle brachial index dengan kejadian diabetic foot ulcer pada penderita diabetes melitus tipe 2 di RSUD Dr. Moewardi Surakarta (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Restuningtyas, A.(2016). Pengaruh Kombinasi Perawatan Luka Modern Dengan Ozon Bagging Terhadap Proses Penyembuhan Ulkus Kaki Diabetik Pada Klien Diabetes Melitus Di Rumah Rawat Luka Nirmala Jember.

Riyanto, I. (2017). Hubungan kepatuhan senam diabetes melitus dengan Ankle Brachial Index (ABI) pada pasien diabetes melitus Tipe 2 Di

Puskesmas Randudongkal Kabupaten Pemalang Tahun 2017 (Doctoral dissertation, Muhammadiyah University of Semarang).

Suriya, M. (2016). Pengaruh senam diabetes melitus dengan nilai abi pada pasien dm di puskesmas andalas padang. Pengurangan Resiko Bencana, 68.

Vitani, R. A. I. (2015). Tinjauan Literatur: Musik Sebagai Intervensi Untuk Pasien Postoperasi. Proceedin, 250.

Wahyuni, T. D. (2015). Ankle Brachial Index (ABI) sesudah senam kaki diabetes pada penderita diabetes melitus tipe 2. Jurnal Keperawatan, 4(2).

Widyawati, I. Y., Irawaty, D., & Sabri, L. (2017). Active Lower Range of Motion Reduce the Sign and Symptom of Diabetic Neuropathy. Jurnal Ners, 5(2), 107-117.

WOCN, C. P. W. S. (2012). Ankle Brachial Index: quick reference guide for clinicians. Journal of wound, ostomy, and continence nursing: official publication of The Wound, Ostomy and Continence Nurses Society, 39(2 Suppl), S21.

Wulandari, O., & Martini, S. (2013). Perbedaan kejadian komplikasi penderita diabetes melitus tipe 2 menurut gula darah acak. Jurnal Berkala Epidemiologi, I.

Yuliani, F., Oenzil, F., & Iryani, D. (2014). Hubungan berbagai faktor risiko terhadap kejadian penyakit jantung koroner pada penderita diabetes melitus tipe 2. Jurnal Kesehatan Andalas, 3(1).




DOI: https://doi.org/10.33024/hjk.v13i2.1392

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2018

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.