PENGARUH LAMA PENYIMPANAN GARAM BERIODIUM TERHADAP KADAR IODIUM SECARA IODOMETRI

Robby Chandra Purnama

Abstract


Kekurangan iodium masih menjadi masalah besar di beberapa negara di dunia, khususnya negara-negara berkembang, karena semakin baik gizi dalam makanan yang dikonsumsi setiap hari maka semakin baik pula kemampuan manusianya. Garam merupakan salah satu media yang difortifikasi iodium, adapun garam yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat adalah garam dengan bentuk kasar dan halus dengan lama penyimpanan yang berbeda-beda, ini akan berpengaruh terhadap kadar iodium pada garam konsumsi, karena KIO; merupakan zat oksidator, sehingga KIO, akan tereduksi dengan penyimpanan dalam keadaan terbuka. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah lama dan cara penyimpanan garam beriodium secara terbuka dan tertutup berpengaruh terhadap kadar iodium. Dengan penelitian ini diharapkan dapat memprediksi kualitas garam yang dikonsumsi masyarakat dalam jangka waktu relatif lama yang dapat dijadikan sebagai bahan pustaka. Penentuan kadar KIO3 dilakukan dengan menggunakan metode iodometri, dengan prinsip penambahan kalium iodida secara berlebih, kemudian iodium yang dibebaskan dititrasi danagn natrium tiosulfat. Berdasarkan hasil penelitian kadar iodium pada garam beriodium yang telah disimpan dalam wadah terbuka dan wadah tertutup selama 12 hari, masih memenuhi persyaratan yaitu 30 -80 mg/kg, akan tetapi kadar iodium pada garam mengalami penurunan, dari data yang diperoleh dilakukan analisa statistik dengan menggunakan uji t, karena uji t dapat membandingkan dua hal yang berbeda. Berdasarkan uji t didapatkan hasil t percobaan = 2,119735, sedangkan t kritik = 2,31 (taraf kepercayaan 95%). Hal ini menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada penyimpanan garam beriodium secara terbuka dan tertutup terhadap kadar iodium.




Keywords


garam berioudium,kadar iodium

Full Text:

PDF

References


BPPI. 1985.Kestabilan Iodat Dalam Garam Konsumsi. Semarang: Departemen Perindustrian.

Basset, J., Denny, R.C., Jeffrey, G.H., & Mhendam J. (1994), Buku Ajar Vogel : Kimia Anorganik, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Darwin Karya dan Muhillal. 1996.Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan. Jakarta: PT. Gramedia

BPPI. 1983, Stabilisasi lodat Dalam Garam Konsumsi. Semarang: Departemen Perindustrian Day,

R.A dan Underwood A.L.2002. Analisis Kimia Kuantitatif, Edisi VI, Erlangga, Jakarta.

Jurnal Kesehatan HOLISTIK Departemen Perindustrian Banjar Baru., 1989.Usaha Peingkatan Mutu Garam Konsumsi Beriodium. Banjar Baru

Lindawati, Pengaruh Waktu Penyimpanan dan Pemanasan Terhadap Kadar iodium dalam Garam Beriodium, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan alam, Universitas Negri Semarang.

Departemen Farmakope Jakarta Kesehatan Indonesia, RI. 1995,Edisi IV

Departemen Kesehatan RI, 2000/2002.Pedoman Pelaksanaan Pemantauan Garam Beriodium di Tingkat Masyarakat. Jakarta

Marihati dan AM. Soengkawati. 2001.Penelitian Kandungan Iodium. Buletin Penelitian Dan Pengembangan Industri No. 28 Agustus 2001.Balai Industri Semarang.

Mulyono. 2006, Membuat Reagent Kimia, Cet I, PT Bumi Aksara, Jakarta.

Djoko W. 1995.Peningkatan Teknologi Proses Pengolahan Garam Rakyat Menjadi Garam Industri Dengan Tenaga Surya. Departemen Perindustrian RI BPPI Semarang Standar Nasional Indonesia, 3556 1994 Garam Konsumsi

Kartasapoetra. 1995.Ilmu Gizi (Korelasi Gizi, Kesehatan Dan Produktivitas Kerja). Jakarta Rineka cipta Standar Nasional Indonesia, 3556 2000/Rev.9

Garam Konsumsi Beryodium Saryo Mursandi. 1985. Garam Iodium Untuk Menanggulangi Penyakit Gondok Endemik Dan Kerdil Endemik. Semarang




DOI: https://doi.org/10.33024/hjk.v5i1.874

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 HOLISTIK JURNAL KESEHATAN

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.