HUBUNGAN FAKTOR USIA, JENIS KELAMIN DAN GEJALA KLINIS DENGAN KEJADIAN KARSINOMA NASOFARING DI RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013 – 2014
Sari
Karsinoma nasofaring merupakan keganasan di daerah kepala dan leher
yang selalu berada dalam kedudukan lima besar diantara keganasan tubuh
lainnya dan menempati urutan pertama di bidang Telinga, Hidung dan
Tenggorok (THT). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan faktor
usia, jenis kelamin dan gejala klinis dengan kejadian karsinoma nasofaring di
RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Metode penelitian ini
deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional.
Diperoleh data dari 80 pasien yang terdiagnosis karsinoma nasofaring
sebesar 41 orang dan tidak karsinoma nasofaring 39 orang, distribusi frekuensi
usia pasien lebih tinggi pada kategori usia berisiko (>40 tahun) sebesar 34 orang
(60,7 %), distribusi frekuensi jenis kelamin pasien lebih tinggi pada kategori
laki-laki sebesar 54 orang (32.5 %), distribusi frekuensi gejala klinis pada
kategori gejala pilek lama sebesar 62 orang (77.5 %) dan sakit kepala hebat
sebesar 62 orang (77.5 %), kemudian diikuti oleh gejala epistaksis 59 orang
(73.8 %) serta gejala tinitus 58 orang (72.5 %).
Kesimpulan pada penelitian ini Ada hubungan yang bermakna antara
usia dengan kejadian karsinoma nasofaring dengan nilai p=0.010. ada hubungan
yang bermakna antara jenis kelamin dengan kejadian karsinoma nasofaring
dengan nilai p=0.003 dan gejala klinis yang memiliki hubungan bermakna
adalah gejala epistaksis dengan nilai p=0.015.
yang selalu berada dalam kedudukan lima besar diantara keganasan tubuh
lainnya dan menempati urutan pertama di bidang Telinga, Hidung dan
Tenggorok (THT). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan faktor
usia, jenis kelamin dan gejala klinis dengan kejadian karsinoma nasofaring di
RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Metode penelitian ini
deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional.
Diperoleh data dari 80 pasien yang terdiagnosis karsinoma nasofaring
sebesar 41 orang dan tidak karsinoma nasofaring 39 orang, distribusi frekuensi
usia pasien lebih tinggi pada kategori usia berisiko (>40 tahun) sebesar 34 orang
(60,7 %), distribusi frekuensi jenis kelamin pasien lebih tinggi pada kategori
laki-laki sebesar 54 orang (32.5 %), distribusi frekuensi gejala klinis pada
kategori gejala pilek lama sebesar 62 orang (77.5 %) dan sakit kepala hebat
sebesar 62 orang (77.5 %), kemudian diikuti oleh gejala epistaksis 59 orang
(73.8 %) serta gejala tinitus 58 orang (72.5 %).
Kesimpulan pada penelitian ini Ada hubungan yang bermakna antara
usia dengan kejadian karsinoma nasofaring dengan nilai p=0.010. ada hubungan
yang bermakna antara jenis kelamin dengan kejadian karsinoma nasofaring
dengan nilai p=0.003 dan gejala klinis yang memiliki hubungan bermakna
adalah gejala epistaksis dengan nilai p=0.015.
Kata Kunci
usia, jenis kelamin, gejala klinis, kejadian karsinoma nasofaring.
Teks Lengkap:
PDFDOI: https://doi.org/10.33024/.v1i3.678
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
##submission.copyrightStatement##
Pendidikan Dokter Universitas Malahayati Lampung
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.