Kajian Penggunaan Obat Pereda Nyeri pada Pasien Rheumatoid Arthritis di Rumah Sakit Umum Daerah Dr Mohamad Soewandhie Surabaya
Sari
ABSTRACT
This study was conducted to analyze pain assessment of pain relief therapy in rheumatoid arthritis. This non-experimental research was conducted by using prospective descriptive analysis (cohort) plan with mixed methods. The intensity of pain experienced by study subjects are 20% mild, 60% moderate and 20% severe. The medicine that used for rheumatoid arthritis are methotrexate therapy (60%), sulfasalazine (20%), Methotrexate + Sulfasalazine (20%) of sodium diklofenak (40%), diacerein HCl (20%) and triamcinolone acetonide (20%). Analgesia which is appropriate with the intensity of pain by the WHO analgesic ladder is 0% and of course 100% are not suitable. Reduction in pain intensity after getting mild therapy to none 0%, moderate into 20% mild, severe become 20% moderate. Based on the analysis of data, this research obtained DRPs which often suffered by patient are non-allergies ROTD (45,46%), the effect of nonoptimal medicine (27.27%), the cost of treatment which is more expensive than necessary (9.09%), ineffective drug or failure treatment (9.09%), patients suffering from allergic ROTD (9.09%). The cause of those cases are unavailable drug (55.56%), improper drug dosing interval (22.22%), use fewer drugs than treatment guidelines (11.11%) and the drug is not taken (11, 11%)
Keywords: Analgesics, Rheumatoid Arthritis, Pain assessment, Drug Related Problems
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pain assessment penggunaan terapi pereda nyeri pada rheumatoid arthritis. Penelitian non eksperimental ini dilakukan dengan rancangan analisis deskriptif yang bersifat prospektif (cohort) dengan metode mixed methods. Intensitas nyeri yang dialami subyek penelitian 20% mild, 60% moderate, dan 20% severe. Obat yang diberikan untuk terapi rheumatoid arthritis adalah metotreksat (60%), sulfasalazin (20%), Metotreksat+Sulfasalazin (20%) natrium diklofenak (40%), diacerein HCl (20%) dan triamcinolone acetonide (20%). Analgesik yang sesuai antara intensitas nyeri dengan WHO analgesic ladder adalah 0%, dan 100% tidak sesuai. Penurunan intensitas nyeri setelah mendapatkan terapi mild menjadi none 0%, moderate menjadi mild 20%, severe menjadi moderate 20%. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh DRPs yang sering terjadi adalah pasien menderita ROTD bukan alergi (45,46%), efek obat tidak optimal (27,27%), biaya pengobatan lebih mahal dari yang diperlukan (9,09%), obat tidak efektif atau pengobatan gagal (9,09%), pasien menderita ROTD alergi (9,09%). Penyebabnya adalah obat yang diresepkan tidak tersedia (55,56%), waktu penggunaan obat atau interval pemberian dosis tidak tepat (22,22%), menggunakan obat lebih sedikit dari pedoman pengobatan (11,11%) dan obat tidak diminum (11,11%).
Kata Kunci: Analgesik, Rheumatoid Arthritis, Pain Assessment, Drug Related Problems
Teks Lengkap:
Download ArtikelReferensi
Aisyah, S. (2017). Manajemen Nyeri Pada Lansia Dengan Pendekatan Non Farmakologi. JurnalKeperawatan Muhammadiyah, 2(1), 2017.
Asli, K., Cooney, M. F., Schoenwald, A., & Douglas, C. (2019). ManajemenNyeri. Fundamentals of Nursing Vol 2-9th Indonesian edition, 930.
Barnes, J. K., & Mayes, M. D. (2012). Epidemiology and environmental risk factors. Scleroderma: From Pathogenesis to Comprehensive Management, 17–28.
Bahrudin, M. (2017). Patofisiologi nyeri (pain). Saintika Medika, 13(1), 7-13.
Febrina, S., Rahmatini, R., & Miro, S. (2023). Hubungan Lama Penggunaan Obat Antiinflamasi Nonsteroid dengan Kejadian Dispepsia pada Pasien Osteoartritis di Puskesmas Andalas Kota Padang. Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia, 4(1), 1-8.
Frecknall-Hughes, J., Moizer, P., Doyle, E., & Summers, B. (2017). An examination of ethical influences on the work of tax practitioners. Journal of Business Ethics, 146, 729–745.
Hasanah, M., Carolia, N., Berawi, K., & Soleha, T. U. (2014). Pola Peresepan Obat Pada Manajemen Awal Pasien Artritis Reumatoid Di Salah Satu Rumah Sakit Di Kota Bandar Lampung Perode Juli 2012–Juni 2013. Jurnal Majority, 3(5).
Heristi, A. (2017). Faktor Risiko Rheumatoid Arthritis Pada Pasien Rawat Jalan Poli Bedah Tulang Rsud Dr. Soedarso Pontianak. Fakultas Ilmu Kesehatan.
Hidayati, P. H., Yanti, A. K. E., Sam, A. D. P., & Abdullah, R. P. I. (2023). Karakteristik Pasien Osteoarthritis pada Unit Rawat Jalan di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar Tahun 2018-2021. Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran, 3(3), 178-189.
Huether, S. E., & McCance, K. L. (2015). Understanding Pathophysiology-E-Book. Elsevier Health Sciences.
Jensen, M. P., Chen, C., & Brugger, A. M. (2003). Interpretation of visual analog scale ratings and change scores: a reanalysis of two clinical trials of postoperative pain. The Journal of Pain, 4(7), 407–414.
Lande, H. S. B. (2020). SEBARAN KELOMPOK PENYAKIT REUMATIK DI RSUD DAYA KOTA MAKASSAR PERIODE JANUARI 2017-DESEMBER 2018 (Doctoral dissertation, Universitas Hasanuddin).
Li, J., Zhang, N., Ye, B., Ju, W., Orser, B., Fox, J. E. M., Wheeler, M. B., Wang, Q., & Lu, W. (2007). Non‐steroidal anti‐inflammatory drugs increase insulin release from beta cells by inhibiting ATP‐sensitive potassium channels. British Journal of Pharmacology, 151(4), 483–493.
Moet, F. J., Pahan, D., Schuring, R. P., Oskam, L., & Richardus, J. H. (2006). Physical distance, genetic relationship, age, and leprosy classification are independent risk factors for leprosy in contacts of patients with leprosy. The Journal of Infectious Diseases, 193(3), 346–353.
Noor, A. M., Gething, P. W., Alegana, V. A., Patil, A. P., Hay, S. I., Muchiri, E., Juma, E., & Snow, R. W. (2009). The risks of malaria infection in Kenya in 2009. BMC Infectious Diseases, 9, 1–14.
Paling, S., Wahyuni, R., Winarni, D., Iswahyudi, I., Astari, L., Adriaty, D., Agusni, I., & Izumi, S. (2018). Acanthamoeba SP. S-11 phagocytotic activity on Mycobacterium leprae in different nutrient conditions. African Journal of Infectious Diseases, 12(1S), 44–48.
Qamilla, Z. S., Surialaga, S., & Lantika, U. A. (2023, February). Karakteristik Nyeri dan Penggunaan Alat Bantu Jalan Pada Pasien Osterartritis Genu Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Banjar. In Bandung Conference Series: Medical Science (Vol. 3, No. 1, pp. 70-76).
Rachmawati, E., Pratama, P. S., & Machlaurin, A. (2018). Studi Penggunaan Obat pada Pasien Osteoartritis Usia Lanjut di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit dr. H Koesnadi Bondowoso Tahun 2013. Pustaka Kesehatan, 6(3), 408-415.
Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M., & Setiati, S. (2009). Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid1. Edisi Ke-5. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
Vargas-Schaffer, G. (2010). Is the WHO analgesic ladder still valid?: Twenty-four years of experience. Canadian Family Physician, 56(6), 514–517.
Widiatie, W. (2015). Pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap penurunan intensitas nyeri pada ibu postseksio sesarea di rumah sakit unipdu medika Jombang. Eduhealth, 5(2).
DOI: https://doi.org/10.33024/mahesa.v3i6.10605
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
Publisher: Universitas Malahayati Lampung
Semua artikel dapat digunakan dibawah lisensi Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License
kostenlose besucherzähler