Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Masalah Keperawatan Utama Gangguan Perfusi Serebral: Studi Kasus
Sari
ABSTRACT
The causes of SOL vary, namely all that can cause expansion of the volume of intracranial fluid and then cause an increase in intracranial pressure. The symptoms experienced by patients with SOL depend on the location of the lesions found in the brain. Treatment that must be given to SOL patients must be done as early as possible with the aim of facilitating treatment; if not treated immediately, it can worsen the patient's condition. The nursing problem associated with SOL is the risk of ineffective cerebral perfusion. There are nursing interventions that can be applied to reduce this ineffective cerebral perfusion problem, one of which is a 30° head-up. The purpose of writing this case study is to find out how nursing management can be used to overcome the problem of ineffective cerebral perfusion disorders in SOL patients. The method in this research is a case study method, namely by describing cases that are actual and unique about a case. The patient experienced a decrease in consciousness with a GCS score of 3 (coma), and the patient experienced dextra hemiplegia and a rapid movement of the patient's chest. The interventions carried out included monitoring the patient's condition and vital signs. Head-up 30o is done twice a day, namely in the morning and evening, with a duration of approximately 15 minutes. During the 4 days of treatment, cerebral perfusion had improved as seen from the vital signs of the patient, which were starting to stabilize; there was an increase in consciousness; there was an increase in muscle function; and there were no signs of intracranial increase
Conclusion: This means that giving Head Up 30o is effectively used in patients with cerebral perfusion disorders and nursing problems.
Keywords: Cerebral Perfusion Disorders, Management, SOL
ABSTRAK
Penyebab terjadinya SOL bervariasi, yaitu semua yang dapat menimbulkan ekspansi dari volume cairan intrakranial lalu menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan intrkranial. Gejala yang ditimbulkan pada pasien dengan SOL tergantung dari letak lesi yang ditemukan di dalam otak. Penanganan yang harus diberikan pada pasien SOL harus dilakukan sedini mungkin dengan tujuan untuk mempermudah penanganan, jika tidak ditangani segera dapat memperburuk kondisi pasien. Masalah keperawatan yang berhubungan dengan SOL yaitu resiko perfusi serebral tidak efektif. Terdapat intervensi keperawatan yang dapat diterapkan untuk mengurangi masalah perfusi serbral yang tidak efektif ini, salah satunya dengan melakukan head up 30o. Tujuan dari penulisan studi kasus ini yaitu untuk mengetahui penatalaksanaan keperawatan yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah gangguan perfusi serebral tidak efektif pada pasien SOL. Metode dalam penelitian ini merupakan metode studi kasus, yaitu dengan mendeskripsikan kasus secara aktual dan unik mengenai suatu kasus. Pasien mengalami penurunan kesadaran dengan skor GCS 3 (coma) dan pasien mengalami hemiplegi dextra serta tampak pergerakan dada pasien yang cepat. Intervensi yang dilakukan yaitu memonitoring keadaan dan TTV pasien. Head up 30o dilakukan dua kali dalam sehari, yaitu pagi dan sore hari, dengan durasi kurang lebih 15 menit. Selama 4 hari perawatan, perfusi serbral sudah membaik dilihat dari TTV pasien yang mulai stabil, terjadi peningkatan kesadaran, terjadi peningkatan fungsi otot dan tidak terjadi tanda-tanda peningkatan intrakranial. Artinya pemberian Head up 30o efektif digunakan pada pasien dengan masalah keperawatan gangguan perfusi serebral.
Kata Kunci: Gangguan Perfusi Serebral, Penatalaksanaan, SOL
Teks Lengkap:
Download ArtikelReferensi
Ade Iwan Mutiudin, Ridal Sagala, Tuti Pahria, Yusshy Kurnia Herliani, Hasniatisari Harun, E. P. (2020). Studi Kasus : Status Neurologi Pasien Space Occupying Lesion Dengan Hiv Dan Toxoplasmosis Cerebri. Jurnal Perawat Indonesia, 4(1), 43–53.
Afidah, E. N., & Sulisno, M. (2013). Gambaran Pelaksanaan Peran Advokat Perawat Di Rumah Sakit Negeri Di Kabupaten Semarang. Jurnal Management Keperawatan, 1(2), 124–130.
Bisri, D. Y. (2013). Mannitol for Intracranial Hypertension in Traumatic Brain Injury : is it still needed ? Jurnal Neuroanestesia Indonesia, 2(3), 177–187.
Dewanto G, Suwono WJ, Riyanto B, Turana Y. (2009). Panduan praktis: Diagnosis dan tatalaksana penyakit saraf. Jakarta: EGC
Dogar T, Imran AA, Hasan M, Jaffar R, Bajwa R, Qureshi ID.(2015). Space occupying lesions of central nervous system: A radiological and histopathological correlation. Biomedica.31(1):15-20.
Doijad RC,Pathan AB,Pawar NB,BaraskarSS,MaskeVD,Gaikwad SL. (2012). Therapeutic Applications of Citicoline and Piracetam as Fixed Dose Combination. Asian J Biomedical and Pharm Sci.; 2(12):15-20
Ginting, L. R., Sitepu, K., & Ginting, R. A. (2020). Pengaruh Pemberian Oksigen Dan Elevasi Kepala 30o Terhadap Tingkat Kesadaran Pada Pasien Cedera Kepala Sedang. Jurnal Keperawatan Dan Fisioterapi (Jkf),2(2),102112.https://doi.org/10.35451/jkf.v2i
Harsono.(2015). Buku ajar neurologi klinis. Djogjakarta: Perimpunan dokter spesialis saraf Indonesia dengan Gadjah mada university press
Huda, Nuh. (2017) Efektifitas Elevasi Kepala 300Dalam Meningkatkan Perfusi Serebral Pada Pasien Post Trepanasi di Rumah Sakit Mitra Surabaya. Jurnal Ilmiah Keperawatan Vol 12, No 1.
Hudak & Gallo (2010). Keperawatan Kritis Edisi 6. Jakarta; EGC
Hutagalung T R, Dharmajaya R. (2021). Recent Updates on Experience, Treatment and Prevalence of Adult Brain Tumor : Single Center Study. AANHS. ;3(2):4-10
Ketut, K. I., Phala, K. I. M., Putra, A., & Angga, I. M. (2022). Space Occupying Lesion ( Sol ) Cerebri. Ganesha Medicine Journal, 2(1), 16–21.
Kiswanto, L., & Chayanti, N. (2021). Efektivitas Penerapan Elevasi Kepala Terhadap Peningkatan Perfusi Jaringan Otak Pada Pasien Stroke. Frontiers in Neuroscience, 14(1), 1–13.
Longmore M, Wilkinson IB, Baldwin A, Wallin E. (2014). Oxford handbook of clinical medicine. Edisi ke-9. United States: Oxford University Press; hlm. 460.
Mardjono M&Sidharta P. (2007). Neurologi klinis dasar. Jakarta: PT dian rakyat. hlm. 242.
Miller K D, Ostrom Q T, et al. Brain and Other Central Nervous System Tumor Statistics. (2021). Ca Cancer J Clin. 2021;71:381–406 DOI: 10.3322/caac.21693
Owonikoko, et al. (2014). Current Approaches to the Treatment of Metastatic Brain Tumours. Nat Rev Clin Oncol., 11(4), pp. 203–22.
Perkins, A. (2016). Primary Brain Tumors in Adults: Diagnosis and Treatment. Am Fam Physician. 93(3), pp. 211-7.
Pertami, S. B., Sulastyawati, S., & Anami, P. (2017). Effect Of 30° Head-Up Position On Intracranial Pressure Change In Patients With Head Injury In Surgical Ward Of General Hospital Of Dr. R. Soedarsono Pasuruan. Public Health of Indonesia, 3(3), 89–95. https://doi.org/10.36685/phi.v3i3.131
Qureshi I, Endres JR. (2010). Citicoline: a novel therapeutic agent with neuroprotective,neuromodulatory, and neuroregenerative propertiees. Nat Med J
Simamora, S. K., & Zanariah, Z. (2016). Space Occupying Lesions. Neuroscience EEG Atlas, 7(1), 110–110. https://doi.org/10.5005/jp/books/12724_11
Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2013). Lokasi: Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Volume 1. ECG. https://onesearch.id/Record/IOS7039.slims-5163
Taufiqurrohman, & Sari, M. I. (2016). Manfaat Pemberian Sitikoline Pada Pasien Stroke Non Hemoragik ( SNH ) The Benefit of Citicoline for Non Hemoragic Stroke Patient. J Medula Unila|, 6(1), 165–171.
Trisila, E., Mukin, F. A., & Dikson, M. (2022). Pengaruh Pemberian Posisi Head Up 30 Derajat Terhadap Saturasi Oksigen Pada Pasien Stroke Di Igd Rsud Dr. T.C. Hillers Maumere Kabupaten Sikka. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, 8(16), 664–674. https://doi.org/https://doi.org/10.5281/zenodo.7117769
Wells, R., Outhred, T., Heathers, J. A. J., Quintana, D. S., & Kemp, A. H. (2012). Matter Over Mind: A Randomised-Controlled Trial of Single-Session Biofeedback Training on Performance Anxiety and Heart Rate Variability in Musicians. PLoS One, 7(10). https://doi.org/http://dx.doi.org/10.1371/journal.pone.0046597
Zairinal, R. A., Madjid, I. S., Ramli, Y., Lastri, D. N., & Mayza, A. (2018). Terapi Hiperosmolar Sebagai Tata Laksana Edema Serebri Pascacedera Kepala: Laporan Kasus Berbasis Bukti. Majalah Kedokteran Neurosains Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia, 36(1). https://doi.org/10.52386/neurona.v36i1.49
DOI: https://doi.org/10.33024/mahesa.v3i11.11563
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
Publisher: Universitas Malahayati Lampung
Semua artikel dapat digunakan dibawah lisensi Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License
kostenlose besucherzähler