Efektivitas Teknik CSWD (Conservative Sharp Wound Debridement) terhadap Jaringan Mati Luka Diabetikum

Rizki Hidayat, Naziyah Naziyah, Siti Nurhayati

Sari


ABSTRACT

 

A wound is a break in tissue due to injury or surgery. What must be considered in wound healing is to prepare the wound bed by debridement, one of the debridements is using the CSWD (conservative sharp wound debridement) technique. to remove dead tissue so as not to inhibit the growth of new tissue in the wound healing process. To find out how effective the use of the CSWD technique is on diabetic wound dead tissue. This research is in the form of a quasi-experimental without control with a pretest - posttest approach with a pretest then given an action or intervention, then followed by a posttest . The sampling technique is using total sampling with a total of 25 respondents. This research instrument uses a BWAT assessment sheet. Univariate and bivariate statistical tests using paired sample t-tes. The research results obtained an average pretest BWAT score of 38.44 ± 8.14 and a posttest of 24.80 ± 5.89. The results showed that there were differences in the BWAT assessment scores before and after being given the CSWD technique with a p-value of 0.000 (p<0.05). The use of the CSWD technique is effective in removing dead diabetic wound tissue in patients at the Bogor Wocare Center Clinic. Diabetic wound sufferers are expected to be able to use the CSWD technique as a tissue removal technique in diabetic wound healing.

 

Keywords : BWAT, CSWD, Dead Tissue, Diabetic Wounds

 

 

ABSTRAK

 

Luka adalah terputusnya jaringan yang  dikarenakan cedera atau pembedahan. Yang harus diperhatikan dalam penyembuhan luka dengan mempersiapkan dasar luka dengan melakukan debridement, salah satu debridement yaitu menggunakan teknik CSWD (conservative sharp wound debridement) untuk mengangkat jaringan mati agar tidak menghambat pertumbuhan jaringan baru dalam peroses penyembuhan luka. Mengetahui bagaimana Evektivitas penggunaan teknik teknik CSWD terhadap jaringan mati luka diabetikum. Penelitian ini berbentuk quasi eksperiment without control dengan pendekatan pretest-posttest dengan dilakukan pretest kemudian diberi tindakan atau intervensi, setelah itu dilanjutkan dengan posttest. Teknik pengambilan sample yaitu menggunakan total sampling dengan jumlah 25 responden. Istrument penelitian ini menggunakan lembar pengkajian BWAT. Uji statistik univariat dan bivariat menggunakan paired sample t-test. Hasil Penelitian diperoleh rata-rata skor BWAT pretest sebesar 38,44 ± 8,14 dan posttest sebesar 24,80 ± 5,89. Hasil penelitian menunjukan adanya perbedaan skor pengkajian BWAT sebelum dan sesudah diberikan teknik CSWD dengan nilai p-value sebesar 0,000 (p<0,05). Penggunaan Teknik CSWD efektif terhadap pengangkatan jaringan mati luka diabetikum pada pasien di Klinik Woare Center Bogor. Penderita luka diabetikum diharapkan dapat mengunakan teknik CSWD sebagain salah satu teknik pengangkatan jaringan pada penyembuhan luka diabetikum

 

Kata Kunci : BWAT, CSWD, Jaringan Mati, Luka Diabetikum


Teks Lengkap:

Download Artikel

Referensi


AhmadFauzi,BaiatunNisa, Dermawan Napitupulu, Fitri Abdilaah, A. A. G. S. U. (2022). Metodologi Penelitian (E. Safitry (ed.); Pertama). CV. Pena Persaada.

Alkendhy, E., Sukarni, & Pradika, J. (2018). Analisis faktor-faktor terjadinya luka kaki Diabetes berulang pada pasien Diabetes Melitus di Klinik Kitamura dan RSUD Dr. Soedarso Pontianak. KeperawatanUniversitasTanjungpura, 94, 1–14.

Aryani, R., & Nurulhuda, U. (2018). Autolytic and Conservative Sharp Wound Debridement for Granulation Tissue on UnstageableDiabeticFoot Ulcer. InternationalJournalofIndonesian National Nurses Association (IJINNA),1(1),8087.https://doi.org/10.32944/ijinna.v1i1.21

Ashar,A.,Utami,W.,Abdullah,R.,&Mursalina,A.(2021).Implementasi Prolanis di Masa Pandemi Covid-19. Media Info BPJS Kesehatan.

ASTUTI,D. P. (2022). Pengaruh terapi madu terhadap penyembuhan luka kaki diabetik. הארץ, 4(8.5.2017), 2003–2005.

Etty, E., Syam, Y., & Yusuf, S. (2021).PenggunaanMaduTopikal Efektif terhadap Penyembuhan LukaKronis.Jurnal Keperawatan Silampari,4(2),415424.https://doi.org/10.31539/jks.v4i2.1936

Febrianti, A. (2019). Peran Perawat dalamPerawatanLukaDiabetikum (Gangren) di Ruang Dahlia Rumah Sakit. 5, 42–78.

M.aminuddin, Mayusef Sukmana, dwi nopriyanto,S.(2020).modulperawatan luka (I. Samsugito (ed.); 1st ed.). CV Gunawan Lestari.

Maryunani,A. (2015). Perawatan luka (ModerenWoundcare)(A.Maryunani (ed.); 1st ed.). Pernebit In Media.

Miftahul Munir, Dwi Kurnia, S. (2022).MetodePenelitianKesehatan(V.M. Ulfah (ed.); Pertama). Eureka Media Aksara.

Veranita et al. (2016). Hubungan AntaraKadarGlukosadarahDengan Derajat Ulkus Kaki. Jurnal Keperawatan Sriwijaya, 3 No 2(2355), 44–50.

Wijaya, I. M. S. (2018). Perawatan lukadenganpendekatanMultidisiplin (R. I. Utami (ed.); 1st ed.). Penerbit ANDI.

Wintoko, R., Dwi, A., & Yadika, N. (2020). Manajemen Terkini Perawatan Luka Update Wound Care Management. JK Unila, 4, 183–189.




DOI: https://doi.org/10.33024/mahesa.v4i4.14179

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


Publisher: Universitas Malahayati Lampung


Creative Commons License
Semua artikel dapat digunakan dibawah lisensi Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License


kostenlose besucherzähler