Penerapan Suctioning Terhadap Perubahan Saturasi Oksigen Pasien Gagal Nafas Yang Terpasang Ventilator Di ICU RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan

Dian Kartikasari, Ibnu Mas'ut

Sari


ABSTRACT

 

Patients with respiratory failure require intensive care and are a significant cause of morbidity and mortality. Respiratory failure is a significant gas exchange capacity failure in the respiratory system, where a person is unable to effectively cough due to excessive secretions causing airway obstruction. This can be managed with suctioning to clear the airway, reduce secretion buildup, and prevent lung infections. According to the World Health Organization (WHO), the prevalence of critical patients in Intensive Care Units (ICU) increases annually, with a mortality rate of 1.1 to 7.4 million people due to critical illnesses. In Asia, 1,285 patients were placed on mechanical ventilation with an Endotracheal Tube (ETT) in 16 hospitals, including Indonesia. A study conducted at RSUD DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar in 2019 showed 241 patients with ETT. Another study at RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri in 2015 had 105 ICU patients, while ICU RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan had 88 ventilated respiratory failure cases in 2022, increasing to 189 cases in 2023, prompting the application of "Application of Suctioning on Oxygen Saturation Changes in Ventilated Respiratory Failure Patients in ICU RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan."Objective: This study aims to describe the Application of Suctioning on Oxygen Saturation Changes in Ventilated Respiratory Failure Patients in ICU RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan. This study accessed databases such as Garuda portal, Mendeley, and conducted a broad search on Google Scholar for Indonesian articles, using keywords: "Suctioning," "respiratory failure," "mechanical ventilator." The research shows that suctioning has a positive effect on airway cleanliness but can lead to a 1-2% decrease in oxygen saturation during implementation. However, this can be avoided by administering hyperoxygenation before suctioning. This case study is expected to serve as a reference for hospitals to improve the quality of care, especially for critically ill patients. Further research with better methodology and theoretical frameworks is needed for more specific actions.

 

Keywords: Suctioning, Respiratory Failure, Mechanical Ventilator.

  

ABSTRAK

 

Pasien gagal nafas sangat memerlukan perawatan intensif dan merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas. Gagal nafas merupakan kegagalan kapasitas pertukaran gas yang signifikan pada sistem pernafasan atau sindrom akibat kegagalan sistem respirasi melaksanakan salah satu atau kedua fungsi pertukaran gas, yaitu oksigenasi atau eliminasi karbondioksida. Data World Health Organization (WHO), Pasien kritis di Unit Perawatan Intensif (ICU), dimana prevalensi setiap tahunnya meningkat, tertulis 9,8 hingga 24,6% per 100.000 penduduk. Serta sebanyak 1,1 hingga 7,4 juta orang meninggal karena penyakit kritis. Di Asia, terdapat 1.285 pasien yang dipasang ventilasi mekanik dengan Endotracheal Tube (ETT), di 16 ICU rumah sakit, salah satunya di Indonesia (WHO, 2016). Data dari survei yang didapatkan salah satu penelitian yang dilakukan di ruang ICU RSUD DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar pada tahun 2019. Pasien dengan terpasang ventilasi mekanik dengan Endotracheal Tube (ETT) sebanyak 241 pasien (Hafid, 2019).Studi di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri selama bulan Oktober- Desember 2015 pasien yang mendapatkan perawatan ICU ada 105 pasien, Di ICU RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan sendiri pasien gagal nafas yang menggunaan ventilator tahun 2022 88 kasus dan meningkat menjadi 189 kasus di 2023, Di ICU RSI Pekajangan  sendiri belum menerapkan standar suction berdasarkan evidence base practice terbaik masih sebatas kebiasaan saja dan berdasarkan SPO yang terakhir diperbaharui 4 tahun yang lalu sehingga  Tindakan suctin seperti penelitian diatas masih beresiko terhadap keselamatan pasien oleh karena itu perlu ditunjang dengan penelitian lain untuk melengkapi Tindakan yang sudah ada yaitu Hiperoksigenasi  sebelum dan setelah dilakukan Endotracheal Suctioning sebagai Evidence Based pada pasien kritis efektif meningkatkan saturasi Oksigen sehingga dapat menurunkan angka kejadian hipoksemia (Oktarisa et al., 2019), penulis tertarik untuk mengaplikasikan   “Penerapan Suctioning Terhadap perubahan Saturasi Oksigen Pasien Gagal Nafas Yang Terpasang Ventilator di ICU RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan”. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan  Penerapan Suctioning Terhadap perubahan Saturasi Oksigen  Pasien  Gagal Nafas Yang Terpasang Ventilator di ICU RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan. Jenis penelitian ini menggunakan metode study case dengan satu responden yaitu pasien di ICU dengan gagal nafas yang terpasang ventilator. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Tindakan suctioning memberikan efek yang baik terhadap kebersihan jalan nafas, namun dalam pelaksanaannya dapat memyebabkan penurunan saturasi oksigen sebesar 1-2%. Akan tetapi hal ini dapat dihindari dengan pemberian hiperoksigenasi sebelum suctioning. Dalam studi kasus ini pasien mengalami penurunan oksigen pada saat suction dan diatasi dengan hiperoksigenasi pre suction untuk mencegah hiposia dan  diharapkan menjadi referensi  rumah sakit untuk meningkatkan kualitas pelayanan di rumah sakit terutama pasien kritis.

 

Kata Kunci: Suctioning, Gagal Nafas, Ventilator Mekanik


Teks Lengkap:

Download Artikel

Referensi


Calisanie, N. N. P., & Fauzi, D. H. (2023). Penerapan Metode Suction Tertutup Pada Pasien Yang Terpasang Endotracheal Tube Dan Ventilator Terhadap Saturasi Oksigen, Tekanan Darah, Denyut Jantung: Studi Kasus. Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing), 9(3), 7–16. https://doi.org/10.33023/jikep.v9i3.1584

Cing, M. T. G. C. (2017). Pengaruh Depth Suction Dan Shallow Suction Terhadap Perubahan Hemodinamik Pada Pasien Dengan Endotracheal Tube Di Ruang Icu Rsud Ulin Banjarmasin. Dinamika Kesehatan, 8(1), 103–177.

Nurarif, Huda, A., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi : Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis NANDA & NIC-NOC Jilid I. Media Action. http://www.digilib.unipdu.ac.id/beranda/index.php?p=show_detail&id=17253

Oktarisa, A., Kristinawati, B., & Kurniasari. (2019). Penerapan Hiperoksigenasi sebagai Evidence Based Nursing Untuk Meningkatkan Saturasi Oksigen Pada Pasien Yang Terpasang EndotrachealTube.Riset Media Keperawatan, 2(2), 10–14.

PPNI. (2022). Standar Prosedur Operasional Keperawatan Indonesia. Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Syahran, Y., Romadoni, S., & Imardiani. (2019). Pengaruh Tindakan Suction ETT Terhadap Kadar Saturasi Oksigen Pada Pasien Gagal Nafas. Jurnal Berita Ilmu Keperawatan, 12(2), 84–90.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). StandarDiagnosis Keperawatan IndonesiaDefinisi dan Indikator Diagnostik (Edisi I). Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2017). StandarIntervensikeperawatan Indonesia (Edisi I). Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran keperawatan Indonesia (Edisi I). Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Zhafirah, nahdah shofi, & Palupi, L. M. (2019). Jurnal Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar. Jurnal Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar, 10(2), 85–91.




DOI: https://doi.org/10.33024/mahesa.v4i8.14645

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


Publisher: Universitas Malahayati Lampung


Creative Commons License
Semua artikel dapat digunakan dibawah lisensi Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License


kostenlose besucherzähler