Pengaruh Puasa 12 Jam Terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa dan Berat Badan Pada Mencit (Mus Musculus) Hiperglikemia Induksi Aloksan

Nurul Maghfirah Junaid, H. Armanto Makmun, Iin Widya Ningsi, Sri Julyani, Rasfayanah Rasfayanah

Sari


ABSTRACT

 

The term "hyperglycemia" comes from the Greek words hyper (high), glykys (sweet/sugar) and haima (blood). Insulin deficiency, or the inability of cells to respond to insulin, causes high blood sugar levels (hyperglycemia), which is a clinical sign of diabetes. Diabetes, is a serious, long-term (or "chronic") condition that occurs when blood sugar levels rise because the body is unable to produce the hormone insulin or cannot use the insulin it produces effectively. Diabetes mellitus is currently a global health treath. Alloxan is one of the common diabetogenic agents that is often used to assess the antidiabetic potential of purified compounds and plant extracts in studies involving diabetes. Intermittent fasting is time-restricted feeding, where food can only be eaten at certain times of the day, usually in conjunction with a 16 - 20 hour fast. Several studies have proven that intermittent fasting is effective in reducing weight and stabilizing blood glucose levels. Circadian rhythms are also called biological clocks which refer to behavioral, physiological and molecular changes with a cycle length of about 24 hours. Intermittent fasting can maintain circadian rhythm and regulate the metabolic system. Intermittent fasting results in reductions in energy intake, body weight, body fat, blood pressure, blood glucose, glucose tolerance, and inflammatory markers. This research was conducted to find out whether there is a difference in blood glucose levels when doing intermittent fasting for 12 hours during the day and at night. This research is true experimental research with a Pre-Test and Post-Test Control Group Design research design. Measurement of blood sugar levels in mice (Mus musculus) was carried out before and after treatment. Take samples of mice that weigh 20-40 grams and are 2-3 months old. All of these mice were male and had fasting blood glucose levels >108 mg/dL after alloxan induction. This research has two variables, namely independent and dependent. The independent variable here is the effect of fasting 12 hours during the day and 12 hours at night for 14 days. Meanwhile, the dependent variables in this study were blood glucose levels and body weight of hyperglycemic mice (Mus musculus) before and after fasting 12 hours during the day and 12 hours at night for 14 days. The equipment used in this research included mouse cages, AD 1 mouse feed, electric scales, glucometer, glucose strips, blood lancet, pen lancet, 1 ml syringe, handscone, and mask. From the results of this study, data was obtained that mice that fasted for 12 hours for 14 days, both day and night, experienced a decrease in blood glucose levels and body weight. Interestingly, mice that fasted at night lost more weight and glucose than those that fasted during the day. Intermittent Fasting is able to reduce blood glucose levels and body weight effectively.

 

Keywords: Mice, Fasting, Glucose, Body Weight

 

 

ABSTRAK

 

Istilah "hiperglikemia" berasal dari kata Yunani hyper (tinggi), glykys (manis/gula) dan haima (darah). Kekurangan insulin, atau ketidakmampuan sel merespons insulin, menyebabkan kadar gula darah tinggi (hiperglikemia), yang merupakan tanda klinis diabetes. Diabetes, adalah kondisi serius jangka panjang (atau "kronis") yang terjadi ketika kadar gula darah meningkat karena tubuh tidak mampu memproduksi hormon insulin atau tidak dapat menggunakan insulin yang dihasilkannya secara efektif. Diabetes melitus saat ini menjadi salah satu ancaman kesehatan global2,4,5. Aloksan adalah salah satu agen diabetogenik umum yang sering digunakan untuk menilai potensi antidiabetes dari senyawa murni dan ekstrak tumbuhan dalam studi yang melibatkan diabetes. Intermittent fasting adalah pemberian makan dengan batasan waktu, di mana makanan hanya boleh dimakan pada waktu tertentu dalam sehari, biasanya bersamaan dengan puasa 16 - 20 jam.  Beberapa penelitian telah membuktikan intermittent fasting efektif dalam menurunkan berat badan dan menstabilkan kadar glukosa darah8,9. Ritme sirkadian juga disebut jam biologis yang mengacu pada perubahan perilaku, fisiologis, dan molekuler dengan panjang siklus sekitar 24 jam. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan pada kadar glukosa darah ketika melakukan intermittent fasting 12 jam pada siang hari dan malam hari. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan desain penelitian Pre-Test and Post-Test Control Group Design. Pengukuran kadar gula darah pada mencit (Mus musculus) dilakukan sebelum dan setelah diberikan perlakuan. Mengambil sampel mencit yang memiliki berat 20-40 gram dan berusia 2-3 bulan. Semua mencit ini berjenis kelamin laki-laki dan mempunyai kadar glukosa darah puasa >108 mg/dL setelah diinduksi aloksan. Penelitian ini memiliki dua variabel, yakni independen dan dependen. Variabel independen di sini adalah pengaruh puasa 12 jam siang hari dan 12 jam malam hari selama 14 hari. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah kadar glukosa darah puasa dan berat badan mencit (Mus musculus) hiperglikemia sebelum dan setelah puasa 12 jam siang hari dan 12 jam malam hari selama 14 hari. Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kandang mencit, pakan mencit AD 1, timbangan elektrik, glukometer, strip glucosa, blood lancet, pen lancet, spuit 1 ml, handscone, serta masker. Dari hasil penelitian tersebut didapatkan data bahwa mencit yang berpuasa 12 jam selama 14 hari baik di waktu siang maupun malam mengalami penurunan kadar glukosa darah serta berat badan. Menariknya, mencit yang berpuasa di malam hari, penurunan glukosanya lebih banyak ketimbang yang berpuasa di siang hari dan yang tidak berpuasa sedangkan penurunan berat badan lebih banyak pada kelompok yang tidak berpuasa. Intermittent Fasting ternyata mampu menurunkan kadar glukosa darah puasa dan menjaga agar berat badan tidak terlalu menurun pada pasien hiperglikemia.

 

Kata Kunci: Mencit, Puasa, Glukosa, Berat Badan


Teks Lengkap:

Download Artikel

Referensi


Albosta M, Bakke J. (2021). Intermittent Fasting: Is There A Role In The Treatment Of Diabetes? A Review Of The Literature And Guide For Primary Care Physicians. Clin Diabetes Endocrinol. 7(1).

Alfin, R., Busjra, B., & Azzam, R. (2019). Pengaruh Puasa Ramadhan Terhadap Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe Ii. Journal Of Telenursing (Joting), 1(1), 191-204.

Aritami, A. P. (2019). Pengaruh Pemberian Teh Daun Kelor Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Melitus Di Posyandu Lansia Desa Sidomulyo Kecamatan Krian Sidoarjo (Doctoral Dissertation, Stikes Hang Tuah Surabaya).

Barus, O. L. (2022). Pengaruh Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L.) Terhadap Kadar Ldl Kolesterol Darah Tikus Diabetes Mellitus.

Dalimartha, S., & Adrian, F. (2012). Makanan Dan Herbal Untuk Penderita Diabetes Mellitus. Penebar Swadaya Grup.

Dinas Kesehatan Kota Makassar. (2022). Profil Dinas Kesehatan Kota Makassar Tahun 2021. Makassar: Pemerintah Kota Makassar Dinas Kesehatan Kota Makassar.

Donal Nababan, S. K. M., Saragih, V. C. D., Yuniarti, T., Km, S., Yuniarti, E., Andriyani, A., ... & Marasabessy, N. B. (2023). Gizi Dan Kesehatan Masyarakat. Cendikia Mulia Mandiri.

Dong, Ta,. Sandesara, Pb., Dhindsa, Ds., Et Al. (2020). Intermittent Fasting: A Heart Healthy Dietary Pattern?. American Journal Of Medicine. 133(8): 901-907.

Firdaus, M., Subandrate., Sinulingga, S., Et Al. (2023). Efek Antihiperglikemik Ekstrak N-Heksana Daun Benalu Kersen Pada Tikus Putih Jantan Model Diabetes Melitus. Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan. 19(2): 105-115.

Grajower, Mm., Horne, Bd. (2019). Clinical Management Of Intermittent Fasting In Patients With Diabetes Mellitus. Nutrients. 11(4): 1-11.

Hall Je. (2011). Guyton And Hall Textbook Of Medical Physiology Vol 12. Philadelphia : Saunders Elsevier.

Harada, N., Inagaki, N. (2016). Role Of Clock Genes In Insulin Secretion. J Diabetes Investig. 7(6):822-823.

International Diabetes Federation. 2021. Idf Diabetes Atlas 10th Edition. Www.Diabetesatlas.Org

Komalasari, E. (2021). Analisis Efektivitas Biaya Penggunaan Antidiabetes Pada Pasien Rawat Jalan Di Uptd Puskesmas Cimanggung Kabupaten Sumedang.

Latumeten, G., & Pakiding, I. (2022). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Diabetes Melitus Tipe Ii Di Ruang Mawar Rumah Sakit Tk. Ii Pelamonia Makassar (Doctoral Dissertation, Stik Stella Maris).

Nadifah, F. (2022). Hubungan Obesitas Dengan Kadar Hba1c Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Klinik Tiara Medistra Desa Bandar Setia (Doctoral Dissertation, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Sumatera Utara).

National Institute Of General Medical Sciences. (2023). Circadian Rhythms Fact Sheet. Published Online December 11.

Nifadila Dachi, Vo., Arif Rayyan, T., Putri Utami, S., Et Al. (2022). Pengaruh Variasi Pemberian Dosis Aloksan Terhadap Angka Kadar Gula Darah Hewan Coba. Jurnal Prima Medika Sains. 4(1): 32-36.

Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. (2021). Pedoman Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Dewasa Di Indonesia 10th Ed.

Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. (2021). Pedoman Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Dewasa Di Indonesia 10th Ed.

Prasaja, T., Marbun, R., Anggraeni, O. (2021). Teori Dan Aplikasi Manajemen Kadar Glukosa Darah Penyandang Diabetes Mellitus Tipe Ii Di Indonesia. Jakagi. 1(2): 20 – 37. Http://Journal.Binawan.Ac.Id/Jakagi

Prasojo, H. (2016). Pengaruh Mu & Ik Relaksasi Terhadap Perubahan Kadar Kortisol Pada Penderita Dengan Ventilasi Mekanik Di Icu Rsud Dr. Soetomo (Doctoral Dissertation, Universitas Airlangga).

Prihaningtyas, R. A. (2015). Hidup Manis Dengan Diabetes. Media Pressindo.

Rahmasari, I., Wahyuni, Es. (2019). Efektivitas Momordica Charantia (Pare) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah. Infokes. 9(1):57-64.

Rias,Ya., Sutikno, E. (2017).Hubungan Antara Berat Badan Dengan Kadar Gula Darah Acak Pada Tikus Diabetes Mellitus. Jurnal Wiyata. 4(1): 72-77.

Serin, Y., Acar Tek, N. (2019). Effect Of Circadian Rhythm On Metabolic Processes And The Regulation Of Energy Balance. Ann Nutr Metab. 74(4):322-330.

Sudargo, T., Freitag, H., Kusmayanti, N. A., & Rosiyani, F. (2018). Pola Makan Dan Obesitas. Ugm Press.




DOI: https://doi.org/10.33024/mahesa.v4i7.14787

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


Publisher: Universitas Malahayati Lampung


Creative Commons License
Semua artikel dapat digunakan dibawah lisensi Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License


kostenlose besucherzähler