Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Skabies Pada Masyarakat Pesisir di Pulau Hiri Ternate
Sari
ABSTRACT
The majority of Indonesia population are coastal communities. Skin diseases are known as the most common health problems suffered by coastal communities. Scabies is a disease that can be transmitted easily in public places where people congregate. According to the World Health Organization (WHO), scabies is most prevalent in tropical countries and densely populated areas, including coastal areas. Susceptibility to scabies transmission is caused by environmental conditions, habits, and healthy living behaviors that are not optimal. Currently, there are lack of data related to the incidence of scabies in coastal communities, especially in Maluku Utara Province. This study was conducted to identify risk factors associated with the incidence of scabies in coastal communities on Hiri Island, Ternate City. The research design used in this study was a cross-sectional study. Sampling was carried out using accidental sampling techniques totaling 116 samples. The data were analyzed bivariately using the Chi square test. The results showed a significant relationship between age (p = 0.000), occupation (p = 0.000), personal hygiene (p = 0.000), use of shared personal tools (p = 0.000), and knowledge (p = 0.000) on the incidence of scabies. Meanwhile, there was no significant relationship between income above minimum wage and the incidence of scabies (p = 0.155). Based on the results of this study, health education has an important role to prevent scabies in coastal communities on Hiri Island, Ternate City, by initiating awareness-raising program to maintain personal hygiene, keeping eye on the residence hygiene, and bathing regularly
Keywords: Risk Factor, Scabies, Hiri Island
ABSTRAK
Sebagian besar penduduk Indonesia adalah masyarakat pesisir. Penyakit kulit diketahui sebagai masalah kesehatan yang paling banyak diderita oleh masyarakat pesisir. Skabies merupakan penyakit yang dapat menular dengan mudah di tempat berkumpulnya masyarakat. Menurut World Health Organization (WHO), skabies paling banyak terjadi di negara tropis dan daerah padat penduduk, termasuk daerah pesisir. Kerentanan terhadap transmisi skabies diakibatkan kondisi lingkungan, kebiasaan, dan perilaku hidup sehat yang belum optimal. Saat ini, masih sedikit data terkait kejadian skabies pada masyarakat pesisir, terkhusus di Provinsi Maluku Utara. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian skabies pada masyarakat pesisir di Pulau Hiri Kota Ternate. Adapun desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik accidental sampling yang berjumlah 116 sampel. Data dianalisis secara bivariat menggunakan uji Chi square. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara usia (p = 0,000), pekerjaan (p = 0,000), kebersihan diri (p = 0,000), penggunaan alat pribadi bersama (p = 0,000), dan pengetahuan (p = 0,000) terhadap kejadian skabies. Sedangkan, tidak ada hubungan bermakna antara penghasilan di atas upah minimum terhadap kejadian skabies (p = 0,155). Berdasarkan hasil penelitian ini, pendidikan kesehatan memiliki peranan penting untuk mencegah terjadinya skabies pada masyarakat pesisir di Pulau Hiri, Kota Ternate, dengan menginisiasi program penyuluhan untuk menjaga kebersihan diri, memperhatikan kebersihan tempat tinggal, dan mandi secara teratur.
Kata Kunci: Faktor Risiko, Skabies, Pulau Hiri
Teks Lengkap:
Download ArtikelReferensi
Afriani, B. (2017). Hubungan Personal Hygiene dan Status Sosial Ekonomi dengan Kejadian Skabies di Pondok Pesantren. Aisyah: Jurnal Ilmu Kesehatan, 2(1), 1–10. http://ejournal.stikesaisyah.ac.id/index.php/eja
Aminah, P., Sibero, H. T., & Ratna, M. G. (2015). Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kejadian Skabies. J MAJORITY |, 4(5), 54–59.
Anggreni, P. M. D., & Indira, I. G. A. A. E. (2019). Korelasi Faktor Predisposisi Kejadian Skabies pada Anak-anak di Desa Songan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. E-Journal Medika, 8(6).
Ardianty, S. (2017). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Personal Hygiene dengan Kejadian Skabies di SD Negeri 2 Panggung Harjo Kecamatan Air Sugihan Kabupaten Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan. Jurnal Medika Cendikia, 4(1), 146–153.
Centers for Disease Control and Prevention. (2020, September 1). Scabies Frequently Asked Questions (FAQs).
Desmawati, Dewi, A. P., & Hasanah, O. (2015). Hubungan Personal Hygiene dan Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Skabies di Pondok Pesantren Al-Kautsar Pekanbaru. JOM, 2(1), 628–637.
Enbiale, W., & Ayalew, A. (2018). Investigation of a Scabies Outbreak in Drought-Affected Areas in Ethiopia. Tropical Medicine and Infectious Disease, 3(4). https://doi.org/10.3390/tropicalmed3040114
Engelman, D., Yoshizumi, J., Hay, R. J., Osti, M., Micali, G., Norton, S., Walton, S., Boralevi, F., Bernigaud, C., Bowen, A. C., Chang, A. Y., Chosidow, O., Estrada-Chavez, G., Feldmeier, H., Ishii, N., Lacarrubba, F., Mahé, A., Maurer, T., Mahdi, M. M. A., … Fuller, L. C. (2020). The 2020 International Alliance for the Control of Scabies Consensus Criteria for the Diagnosis of Scabies. British Journal of Dermatology, 183(5), 808–820. https://doi.org/10.1111/bjd.18943
Fauziah, Djajakusumah, T. S., & Susanti, Y. (2015). Angka Kejadian dan Karakteristik Pasien Skabies di Rumah Sakit Al-Islam Bandung. Prosiding Pendidikan Dokter, 1023–1028.
Gabriel, J. S., Suling, P. L., & Pandaleke, H. E. J. (2016). Profil Skabies di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode Januari-Desember 2013. Jurnal E-Clinic (ECl), 4(2). https://doi.org/10.35790/ecl.v4i2.12662
Goldsmith, L. A., Katz, S. I., Gilchrest, B. A., Paller, A. S., Lefell, D. J., & Wolff, K. (2011). Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine: Vol. Two (Eight Edition). The McGraw Hill Companies.
Heukelbach, J., Mazigo, H. D., & Ugbomoiko, U. S. (2013). Impact of Scabies in Resource-Poor Communities. In Current Opinion in Infectious Diseases (Vol. 26, Issue 2, pp. 127–132). https://doi.org/10.1097/QCO.0b013e32835e847b
International Alliance for Control of Scabies. (2013). About Scabies.
Liu, N., Bai, Y., Li, X., & Zhang, Y. (2022). Scabies Knowledge Among Undergraduate Nursing Students in China: A Questionnaire Survey. Clinical, Cosmetic and Investigational Dermatology, 15, 133–138. https://doi.org/10.2147/CCID.S340427
Majid, R., Astuti, R. D. I., & Fitriyana, S. (2020). Hubungan Personal Hygiene dengan Kejadian Skabies pada Santri di Pesantren Kabupaten Bandung Tahun 2019. Jurnal Integrasi Kesehatan & Sains, 2(2), 160–164. https://doi.org/10.29313/jiks.v2i2.5590
Menaldi, S. L., Bramono, K., & Indriatmi, W. (2016). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin (7th ed.). Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Mutiara, H., & Syailindra, F. (2016). Skabies. In Hanna Mutiara l Skabies Majority | (Vol. 5, Issue 2).
Nurhayati, Lauchan, A. M., Manurung, D. S. N. B. r, Hirdanti, D., Putri, D. M., Elvina, Ritonga, I. R., Dharma, R. A., Anggraini, R., Putra, S. W., Salsabila, Mauliyand, S., Tanjung, S. A. A. T., Utami, Y. T., & Safira, P. (2023). Hubungan Personal Hygiene dan Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Scabies di Desa Kebun Kelapa, Kec. Secanggang, Kab. Langkat. Jurnal Kesehatan Tambusai, 4(2), 2376–2381. https://doi.org/10.31004/jkt.v4i2.15763
Puspita, S. I. A., Ardiati, F. N., Adriyani, R., & Harris, N. (2021). Factors of Personal Hygiene Habits and Scabies Symptoms at Islamic Boarding School. Jurnal Promkes, 9(2), 91–100. https://doi.org/10.20473/jpk.v9.i2.2021.91-100
Ratri, C. P., & Paskarini, I. (2014). Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Scabies pada Nelayan di Desa Weru Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. The Indonesian Journal of Occupational Safety, Health and Environment, 1(1), 132–143.
Romani, L., Koroivueta, J., Steer, A. C., Kama, M., Kaldor, J. M., Wand, H., Hamid, M., & Whitfeld, M. J. (2015). Scabies and Impetigo Prevalence and Risk Factors in Fiji: A National Survey. PLoS Neglected Tropical Diseases, 9(3). https://doi.org/10.1371/journal.pntd.0003452
Sanei-Dehkordi, A., Soleimani-Ahmadi, M., Zare, M., & Jaberhashemi, S. A. (2021). Risk Factors Associated with Scabies Infestation among Primary Schoolchildren in a Low Socio-Economic Area in Southeast of Iran. BMC Pediatrics, 21(1). https://doi.org/10.1186/s12887-021-02721-0
Saragih, I. D., Utami, T. N., & Gurning, F. P. (2019). Prevalence of Skin Disesase in The Coastal Area of Teluk Nibung North Sumatra. Proceedings of International Conference of Applied Science and Health, 4, 694–700.
Sunarno, J. M., & Hidayah, A. I. (2021). Gambaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Penderita Skabies di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Pejawaran Tahun 2021. Medsains, 7(1), 1–10.
Sungkar, S. (2016). Skabies; Etiologi - Patogenesis - Pengobatan Pemberantasan & Pencegahan-. Badan Penerbit FKUI.
Ugbomoiko, U. S., Oyedeji, S. A., Babamale, O. A., & Heukelbach, J. (2018). Scabies in Resource-Poor Communities in Nasarawa State, Nigeria: Epidemiology, Clinical Features and Factors Associated with Infestation. Tropical Medicine and Infectious Disease, 3(2). https://doi.org/10.3390/tropicalmed3020059
World Health Organization. (2023, May 31). Scabies.
Yunita, S., Gustia, R., & Anas, E. (2018). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Skabies di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang Tahun 2015. Jurnal Kesehatan Andalas, 7(1), 51–58. http://jurnal.fk.unand.ac.id
DOI: https://doi.org/10.33024/mahesa.v4i9.15443
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
Publisher: Universitas Malahayati Lampung
Semua artikel dapat digunakan dibawah lisensi Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License
kostenlose besucherzähler