Pengalaman Pasien Sindroma Koroner Akut yang Mengalami Serangan Jantung Berulang

Irvantri Aji Jaya, Agung Waluyo, Rita Sekarsari, Bambang Budi Siswanto

Sari


ABSTRACT

 

Acute Coronary Syndrome (ACS), as the acute manifestation of Coronary Heart Disease (CHD), remains a major contributor to global morbidity and mortality, accounting for 85% of deaths from heart attacks and strokes (Universitas Muhammadiyah Magelang, 2025). In Indonesia, while the specific CHD prevalence was reported at 0.85% in 2023 (SKI, 2023), the incidence of ACS cases is high, exemplified by 840 cases reported in the ED of NCCHK Jakarta (January–May 2025). Recurrent ACS is a serious threat, primarily driven by poor patient adherence to secondary prevention regimens (Universitas Muhammadiyah Magelang, 2025) and atherosclerosis progression(Universitas Hasanuddin, 2025). This is compounded by profound physical (chronic fatigue, pain) and psychological impacts (anxiety, PTSD) (Jackson, 2021; Lee & Chen, 2023). Given the complexity of medication management challenges (Smith, 2021) and the need for holistic healthcare support (Brown, 2020), this study aims to explore the subjective experiences and preventive behaviors of patients facing recurrent ACS. Method: This qualitative study utilized an exploratory phenomenological approach to describe preventive behaviors and analyze risk factors for recurrent heart attacks in ACS patients. Results: Five key themes were identified: 1) Physical Impact, including chest pain, weakness, and reduced functional capacity. 2) Psychosocial Impact, encompassing anxiety, fear, restlessness, and thoughts of death. 3) Post-Attack Medication Management, highlighting adherence barriers and treatment ineffectiveness due to irregular medication consumption. 4) Behavioral Changes, involving the adoption of positive healthy behaviors. 5) Healthcare Support, indicating a strong need for more optimal, comprehensive, and continuous health education from healthcare providers. Conclusion: The study identifies five core themes detailing the complex post-recurrent ACS experience, dominated by significant physical and psychological burdens. Non-adherence to treatment exacerbates this experience, underscoring the necessity for more holistic, patient-centered healthcare support. 

 

Keywords: Patient, Experience, Recurrent ACS

 

 

 

 

 

ABSTRAK

 

Sindrom Koroner Akut (SKA), sebagai manifestasi akut Penyakit Jantung Koroner (PJK), merupakan kontributor signifikan terhadap morbiditas dan mortalitas global, menyumbang 85% kematian akibat serangan jantung dan stroke (Universitas Muhammadiyah Magelang, 2025). Di Indonesia, meskipun prevalensi PJK spesifik berada pada 0,85% pada tahun 2023 (Survei Kesehatan Indonesia, 2023).Angka kejadian SKA di indonesiacukup tinggi dimana  berdasarkan Data Laporan Unit Gawat Darurat  di National Cardiovascular Center Harapan Kita (NCCHK) Jakarta terdapat 840 kasus SKA periode bulan Januari 2025 sampai Mei 2025.Serangan SKA berulang menjadi ancaman serius, terutama akibat ketidakpatuhan pasien terhadap regimen pengobatan sekunder (Universitas Muhammadiyah Magelang, 2025) dan progresivitas aterosklerosis (Universitas Hasanuddin, 2025), yang diperparah oleh dampak fisik (kelelahan kronis) dan psikologis mendalam, termasuk kecemasan, depresi, dan PTSD (Jackson, 2021; Lee & Chen, 2023). Mengingat kompleksitas tantangan manajemen pengobatan (Smith, 2021) dan kebutuhan akan dukungan layanan kesehatan holistik (Brown, 2020).  Penelitian kualitatif fenomenologi dengan eksploratif gambaran prilaku pencegahan  terhadap risiko serangan jantung berulang dan menganalisa faktor risiko serangan jantung berulang pada pasien SKA. Tema pertama yang teridentifikasi adalah dampak fisik, berupa gejala fisik dan penurunan kapasitas fungsional, gejala nyeri dada, lemas, kaku leher, sesak nafas. Tema kedua yang teridentifikasi adalah dampak psikososial serangan jantung berulang, yaitu perasaan cemas, takut, gelisah, hingga munculnya pikiran akan kematian Temaketiga Managemen pengobatan paska serangan meliputi kepatuhan pengobatan dan inefektif pengobatan, ketidakteraturan dalam konsumsi obat merupakan hambatan utama dalam efektivitas pengobatan pada pasien Sindrom Koroner Akut (SKA). Tema keempat perubahan perilaku, yaitu melakukan perubahan perilaku positif. Temakelima dukungan layanan kesehatan paska serangan berulang, yaitu menunjukkan kebutuhan yang kuat terhadap dukungan layanan kesehatan yang lebih optimal dalam bentuk edukasi yang komprehensif dan berkelanjutan. Penelitian ini mengidentifikasi lima tema kunci yang menggambarkan pengalaman kompleks paska serangan jantung berulang, dimulai dari dampak fisik yang signifikan dan psikososial. Ketidakpatuhan terhadap pengobatan merupakan keseluruhan pengalaman ini diperburuk oleh tantangan dalam manajemen pengobatan dan kebutuhan akan dukungan layanan kesehatan yang lebih holistik yang  berpusat pada pasien.

 

Kata Kunci:  Pasien, Pengalaman , SKA berulang


Teks Lengkap:

Download Artikel

Referensi


AHA (2025). Guidelines management of acute coronary syndrom . Newyork: Ameican Heart Association Darawad, M W Othman , E H& alosta, M R (2019). Nurses’ satisfaction withvbarcode medication administration technology:Rsesult of across-sectional study. Nursing & Health Sciences,21(4)461-469. https://doi.org/10.1111/NHS.12620

Asosiasi Riset Ilmu Kesehatan Indonesia. (2025). Prevalensi dan Profil Penderita Sindroma Koroner Akut dengan ST Segmen Elevasi (STEMI) di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Fauziah Bireuen Tahun 2022–2023. Jurnal Protein.

Bostock, L., Williams, B., & Hunter, K. (2019). The role of spiritual beliefs in coping with chronic illness: A systematic review. Journal of Religion and Health.

Brown, A. (2020). The essential role of continuous support and emotional companionship in secondary prevention for cardiac patients. Journal of Cardiac Health and Support.

Choi, M. A., Lee, S. Y., & Park, H. O. (2024). The influence of social support groups on maintaining health behavior change in the Transtheoretical Model. Health Promotion International .

Crespo, C. J., Ma, J., & Smith, M. L. (2021). Applying the Health Belief Model to physical activity adoption and maintenance in cardiac rehabilitation. Journal of Health Psychology .

Creswell, J. W., & Poth, C. N. (2018). Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing Among Five Approaches (4th ed.).

European Society of cardiology (ESC) (2023). Guidelines management of acute myocardial infaction in patient presenting with ST elevation. European heart Journal, 24,(1), 29-30.

Jackson, L. E. (2021). Psychological burden of recurrent myocardial infarction: Anxiety, depression, and PTSD. European Journal of Cardiovascular Nursing.

Lee, S., & Chen, M. (2023). Fear of mortality, hopelessness, and loss of control in patients with repeat cardiac events. International Journal of Behavioral Medicine.

Liu, H., Wang, J., & Zhang, Q. (2023). Spiritual approach and self-efficacy enhancement in health behavior change: Evidence from China and Southeast Asia. Asia Pacific Journal of Public Health.

National Cardiovascular Center Harapan Kita (NCCHK). (2025). Laporan Unit Gawat Darurat: Data Kasus Sindrom Koroner Akut (SKA) Periode Januari 2025 - Mei 2025. Jakarta: Pusat Jantung Nasional Harapan Kita.

Nguyen, T. T., Tran, A. H., & Pham, V. C. (2021). Effectiveness of time management coaching on self-efficacy and progression to the action stage of the Transtheoretical Model. International Journal of Nursing Studies ]..

Patel, S., Sharma, K., & Das, R. (2021). Barriers to sustaining healthy habits post-cardiac program: The lack of adequate coping strategies. Indian Heart Journal.

Rahman, A., Ahmad, M., & Hassan, S. (2022). Predictors of failure to progress from preparation to action stage in the Transtheoretical Model among chronic disease patients. Journal of Health and Behavior Science.

Smith, R. (2021). Challenges in post-ACS management: Adherence to complex pharmacological and lifestyle regimens. The Lancet Regional Health – Southeast Asia .

Studi dalam Stress and Health. (2022). Intervensi berbasis spiritualitas dalam peningkatan efikasi diri dan pengurangan kecemasan pada pasien SKA. Stress and Health .

Studi di India. (2021). Studi mengenai korelasi spiritualitas dan tingkat kecemasan pada pasien penyakit jantung. Journal of Religion and Health.

Studi yang dipublikasikan dalam Journal of the American College of Cardiology. (2021). Hubungan kepatuhan pengobatan antiplatelet dan statin terhadap risiko kejadian kardiovaskular mayor. Journal of the American College of Cardiology.

Studi yang dipublikasikan di The Lancet. (2023). Efektivitas intervensi multifaset dalam meningkatkan kepatuhan pengobatan jangka panjang pada pasien pasca-SKA. The Lancet.

Tinjauan sistematis dari European Heart Journal. (2022). Peran edukasi pasien, dukungan sosial, dan penyederhanaan regimen pengobatan dalam meningkatkan kepatuhan pasca-SKA. European Heart Journal.

Universitas Hasanuddin. (2025). Karakteristik Faktor Risiko Sindrom Koroner Akut. Repository UNHAS. Diakses dari: https://repository.unhas.ac.id/.

Universitas Muhammadiyah Magelang. (2025). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Penanganan Pasien Gawat Darurat dengan Sindrom Koroner Akut. Repository UNIMMA. Diakses dari: https://repositori.unimma.ac.id/.




DOI: https://doi.org/10.33024/mahesa.v5i11.23049

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


Publisher: Universitas Malahayati Lampung


Creative Commons License
Semua artikel dapat digunakan dibawah lisensi Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License


kostenlose besucherzähler