Hubungan Antara Penggunaan Cotton Bud Dengan Gangguan Pendengaran Terhadap Pasien Serumen Obsturan Di RS Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung

Fasty Ladyani Mustofa, Jordy Oktobiannobel, Fatah Satya Wibawa, Sri Megawati

Sari


ABSTRACT: THE RELATIONSHIP BETWEEN THE USE OF COTTON BUD AND HEARING DISORDER TO OBSTURAN SERUMEN PATIENTS AT PERTAMINA BINTANG AMIN BANDAR LAMPUNG HOSPITAL

 

Introduction: data presented by Riskesdas (2013) shows that the prevalence of cerumen obstacles in Indonesia is 18.8%. The prevalence at Pertamina Bintang Amin Hospital in Bandar Lampung is 17,205 patients with obstetric cerumen. Cotton buds are commonly used to clean ears from Serumen and cases of itching in the ears in the community. Cotton buds are not only used by adults but also used by children.

Purpose: research objectives to determine the relationship between the use of cotton buds with obsturan cerumen at Pertamina Bintang Amin Hospital, Bandar Lampung.

Method: this type of research is quantitative, analytic observational design with a cross-sectional approach. The population was 390 patients with obstetric cerumen taken from a questionnaire at Pertamina Bintang Amin Hospital, Bandar Lampung. Retrieval of data using a questionnaire. The data analysis technique used the Chi-square statistical test.

Result: showed that out of 390 obsturan cerumen patients, most of the use of cotton buds was not good, namely 200 people (51.3%), most of the use of obscurant cerumen closed the hole, as many as 222 people (56.9%). There is a relationship between the use of cotton buds and obsturan cerumen at Pertamina Bintang Amin Hospital in Bandar Lampung.

Conclusion:  there is a relationship between the use of cotton buds and obsturan cerumen at Pertamina Bintang Amin Hospital in Bandar Lampung (p-value 0.000, OR 2.459). It is advisable to carry out ear care appropriately so that obstructive cerumen does not arise which can cause hearing loss.

 

Keywords: Cotton Bud, Obstetric Cerumen

 

 

INTISARI: HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN COTTON BUD DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN TERHADAP PASIEN SERUMEN OBSTURAN DI RS PERTAMINA BINTANG AMIN BANDAR LAMPUNG

 

Latar belakang: ata yang disajikan Riskesdas (2013) bahwa prevalensi kejadian serumen obsturan di Indonesia sebesar 18,8 %. Prevalensi di RS Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung mendapatkan pasien serumen obsturan sebanyak 17.205 orang. Cotton bud biasa digunakan untuk membersihkan telinga dari Serumen dan kasus gatal pada telinga di kalangan masyarakat. Cotton bud tidak hanya digunakan oleh orang dewasa, tetapi juga digunakan oleh anak-anak.   

Tujuan: diketahui hubungan penggunaan cotton bud dengan serumen obsturan di RS Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung.

Metode penelitian: Jenis penelitian kuantitatif, rancangan analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi yaitu 390 orang pasien serumen obsturan yang diambil dari kuisioner di RS Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung. Pengambilan data menggunakan kuesioner. Teknik analisis data menggunakan uji statistik Chi-square.

Hasil: menunjukkan bahwa dari 390 pasien serumen obsturan sebagian besar penggunaan cotton budnya tidak baik yaitu sebanyak 200 orang (51,3%),  sebagian besar penggunaan serumen obsturan menutup lubang yaitu sebanyak 222 orang (56,9%). Ada hubungan penggunaan cotton bud dengan serumen obsturan di RS Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung. 

Kesimpulan: ada hubungan penggunaan cotton bud dengan serumen obsturan di RS Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung (p value 0,000, OR 2,459). Disarankan melakukan perawatan telingan dengan tepat sehingga tidak timbul serumen obsturan yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran.

 

Kata Kunci    : Cotton Bud, Serumen Obsturan


Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Agustina, Rismia, and Hasby Pri Choiruna. (2019) "Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Terbentuknya Serumen Obsturan Di Rsud Brigjend H. Hasan Basry Kandangan." Nerspedia Journal 2.1 : 69-76.

Alriyanto, C. Yuniardi. (2010) Pengaruh Serumen Obsturan Terhadap Gangguan Pendengaran (Studi Kasus Pada Siswa Kelas V SD di Kota Semarang). Diss. Faculty of Medicine.

Asri, Pivi Money, Zulfikar Naftali, and Dwi Marliyawati. (2018) "hubungan antara penggunaan cotton bud dengan serumen obsturan." jurnal kedokteran diponegoro 7.2: 892-905.

Ballenger JJ. (1994) Penyakit Telinga Hidung Tenggorok Kepala Dan Leher.Edisi13. Jakarta: Binarupa Aksara;.

Charisma, Puteri Moetia. (2016). "hubungan serumen obsturan dengan gangguan pendengaran di madrasah ibtidaiyah negeri ulee kareng." etd Unsyiah.

Departemen Kesehatan RI. (2010) Telinga Sehat Pendengaran Baik. Depkes RI. Jakarta.

Guest J.F, Greener MJ, Robinson AC & Smith AF. (2004). Impacted Cerumen: Composition, Production, Epidemiology, and Management. Q.J. Med: 97(8): 477-88.

Hafil; A; F. Sosialisman; Helmi (2012). Buku ajar ilmu kesehatan: telinga hidung tenggorokan kepala dan leher. Edisi 7. Jakarta: FK UI. P 50-56

Kemenkes, RI. (2013). Gangguan Telinga bikin Anak Sulit Menangkap Pelajaran di Sekolah. Pusat Komunikasi Publik Setjen Kemenkes RI.

Kumar, G., Majumdar, A., & Pavithra, G. (2008). Quality of life (QOL) and its associated factors using WHOQOL-BREF among elderly in Urban Puducherry, India. Original Articel, 8(1), 54-5

Maharddhika, Manggala. (2010) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Serumen Obsturan (Studi Kasus pada Siswa SD Kelas V di Kota Semarang). Diss. Faculty of Medicine.

McCarter, D. & Susan, M., (2007). Cerumen Impaction. American Family Physician, 75(10).

Mescher AL. (2013) Janquiera’s Basic Histology Text and Atlas. 13th ed. Newyork : Mc.Graw Hill,. 497499p.

Miura T, Ichiki H, Hashimoto I, et al. (2007) Antidiabetic activity of a xanthone compound, mangiferin. Phytomedicine; 8 (2) : 85-87. Morsi, R.M.Y., El-Tahan, N.R., dan El-Hadad, A.M.A. 2010. Effec

Money P, Naftali Z, Marliyawati D. (2018). Hubungan antara Penggunaan Cotton Bud dengan Serumen Obsturan.

Notoatmodjo, P.D., (2017). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Paulsen; F. Waschke; J (2015). Sobotta atlas anatomi manusia kepala leher dan neuroanatomi. Jilid 3. Jakarta EGC. P 136-157

Persaud, R. A. P., et al. (2004). "Keratosis obturans and external ear canal cholesteatoma: how and why we should distinguish between these conditions." Clinical Otolaryngology & Allied Sciences 29.6: 577-581.

Rahmi, Trisna Yussy. (2016) Gambaran Perilaku Siswa SMA di Kota Padang Terhadap Penggunaan Cotton Bud. Diss. Universitas Andalas,.

Saloranta, K., and T. Westermarck. (2005) "Prevention of cerumen impaction by treatment of ear canal skin. A pilot randomized controlled study." Clinical Otolaryngology 30.2: 112-114.

Schumacher, Anamur Lan, Georg Ledderose, and Karl-Joseph Paquet. (2010) Hals-Nasen-Ohren-Heilkunde. KVM, der Medizinverl.

Sharma, Rajnish Chander. (2014) "Is Keratosis obturans a predisposing factor for external auditory canal cholesteatoma: Some interesting cases." Indian Journal of Otology 20.3: 99.

Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. (2012). Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT-KL FK UI. Dalam: Gangguan Pendengaran dan Kelainan Telinga. Edisi ketujuh. Jakarta: Badan Penerbit FKUI;. h. 10-38

Soetirto I, Hendarmin H, Bashiruddin J. Gangguan Pendengaran (Tuli). In: Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. (2007). Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Jakarta: Badan Penerbit FK UI. p.13-16.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Syahrijuita, Syahrijuita, et al. (2011) "Perbandingan Efektivitas Beberapa Pelarut Terhadap Kelarutan Cerumen Obturans Secara In Vitro." Majalah Kesehatan Pharmamedika 3.1: 217-221.

Tortora, G. J., & Derrickson, B. (2009). Principles of Anatomy & Physiology. USA: John Wiley & Sons. Inc.

Vivien R,Ismelia F. (2013) Gejala Serumen Obsturan Dan Perilaku Terhadap Membersihkan Telinga Di Poliklinik THT RSUD Raden Mattaher Jambi. Jambi:Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi.

WHO. (2015). Hearing Loss Due to Recreational Exprosure to Loud Sounds.




DOI: https://doi.org/10.33024/mahesa.v1i3.3941

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


Publisher: Universitas Malahayati Lampung


Creative Commons License
Semua artikel dapat digunakan dibawah lisensi Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License


kostenlose besucherzähler