Hubungan Derajat Penyakit Terhadap Kualitas Tidur Pasien Systemic Lupus Erythematosus Di Komunitas Odapus Lampung

Festy Ladyani Mustofa, Fitra Editama

Sari


 ABSTRACT: RELATIONSHIP OF SLEEP DISEASE TO SLEEP QUALITY OF SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOUS PATIENTS IN ODAPUS COMMUNITY LAMPUNG

Background: Systemic Lupus Erythematosus (SLE) is a disease that attacks the immune system that has no known cause and which can damage various organs of the human body. The clinical symptoms of SLE patients depend largely on the area of the organs involved. Symptoms of SLE are classified into three degrees, namely mild, moderate, and severe. Based on the evaluation of SLE disease activity, patients with SLE may experience sleep disturbances. So the authors conducted a study examining the relationship between degrees of disease and sleep quality. 

Objective: To determine the relationship between the degree of disease and the sleep quality ofpatients systemic lupus erythematosus in the ODAPUS community in Lampung 2020.

Research Methods: this type of research is an observational analytic study with primary data using a questionnaire with aapproach cross-sectional. The sample of this study was all 40 patients who joined the ODAPUS community in Lampung. Data analysis used univariate and bivariate analysis using tables in data presentation. 

Results: From the results of the bivariate analysis, it is known that there is a significant relationship between the degree of disease and the sleep quality ofpatients systemic lupus erythematosus in the ODAPUS Lampung 2020 community. This is evidenced by thetest Chi Square with a P value of 0.008 with (α) = 5% then P <0.05. Also obtained an OR 11,625 (95% CI 1,467-92,139), which means that respondents with a severe disease degree were 11.625 times more likely to have poor sleep quality than those with mild disease degrees. 

Conclusion: There is a relationship between the degree of disease and the sleep quality ofpatients systemic lupus erythematosus in the ODAPUS community in Lampung 2020.

 

Keywords: Disease Degree, Sleep Quality, SLE

 

 

INTISARI: HUBUNGAN DERAJAT PENYAKIT TERHADAP KUALITAS TIDUR PASIEN SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOSUS DI KOMUNITAS ODAPUS LAMPUNG

 

Latar Belakang: Systemic Lupus Erythematosus (SLE) merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang tidak dapat diketahui  penyebabnya dan yang dapat merusak berbagai organ tubuh manusia. Gejala klinis dari pasien SLE sangat bergantung pada daerah organ yang terlibat. Gejala SLE dikelompokan menjadi tiga derajat yaitu ringan, sedang, dan berat. Berdasarkan evaluasi pada aktivitas penyakit SLE, pasien penderita SLE dapat mengalami gangguan tidur. Sehingga penulis melakukan penelitian yang mengkaji tentang hubungan derajat penyakit terhadap kualitas tidur.

Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara derajat penyakit terhadap kualitas tidur pasien systemic lupus erythematosus di komunitas ODAPUS Lampung 2020.

Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan data primer menggunakan kuesioner dengan pendekatan Cross- sectional. Sampel penelitian ini adalah seluruh pasien yang bergabung di komunitas ODAPUS Lampung sebanyak 40 orang. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan tabel dalam penyajian data.

Hasil: Dari hasil analisis bivariat diketahui bahwa adanya hubungan yang bermakna antara derajat penyakit terhadap kualitas tidur pasien systemic lupus erythematosus di komunitas ODAPUS Lampung 2020. Hal ini dibuktikan berdasarkan uji Chi Square dengan nilai P value sebesar 0,008 dengan (α) = 5% maka P < 0,05. Diperoleh pula OR 11,625 (95% CI 1,467-92,139) yang berarti bahwa responden dengan derajat penyakit berat berpeluang 11,625 kali lebih besar memiliki kualitas tidur yang buruk dibandingkan dengan derajat penyakit yang ringan.

Kesimpulan: Adanya hubungan antara derajat penyakit terhadap kualitas tidur pasien systemic lupus erythematosus di komunitas ODAPUS Lampung 2020.

 

Kata Kunci : Derajat Penyakit, Kualitas Tidur, SLE


Teks Lengkap:

PDF

Referensi


A, Sylvia., M, Lorraine. (2015). Patofisiologi Edisi 6 Vol 2 Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta : EGC.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan dan Praktik). Jakarta:Rieneka Cipta

Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Bambang. Et al. (2014). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Jakarta: Pusat

Chandrasekhara, PKS., J. Nambiar Veettil., R. Liza., T. Joe & W. Gumdal. (2009). The Prevalence and Associations of Sleep Disturbances in Patient with Systemic Lupus Erythematosus Modern Rheumatology 19:407-415.

Dwiutomo Rivan, Pramudo SG, Hellmi RY. (2016). Hubungan Tingkat Aktivitas Penyakit Dengan Kualitas Tidur Pada Pasien Lupus Eritematosus Sistemik (Studi Kasus Di Rsup Dr. Kariadi, Semarang), Jurnal Kedokteran Diponegoro

Erhim, P. (2011). Diagnosis dan Pengelolaan Lupus Erimatosus.

Farkhati MY, Sunartini Hapsara, Satria CD. (2011). Survival and prognostic factors

Fava, A. (2020). Akses Publik HHS Naskah penulis Lupus Erythematosus Sistemik : Diagnosis dan Penatalaksanaan Klinis, pp. 1–34.

Germain, A. R. D. levine susan hanson maureen. (2017). ‘HHS Public Access’, Physiology & behavior, 176(3), pp. 139–148. doi: 10.1016/j.jaut.2018.11.001.Systemic.

Ghosh, A. (2007). ‘Cutaneous manifestations of systemic lupus erythematosus’, Indian Journal of Rheumatology, 2(4), pp. 156–164. doi: 10.1016/S0973-3698(10)60060-X.

Guyton & Hall. (2002). Fisiologi Kedokteran, Penerbit EGC, Jakarta.

Hidayat, A. Aziz Alimul. (2008). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi

Hidayati. (2017). SLICC 2012: Kriteria Klasifikasi SLE.

Isbagio H. et al. (2009). Lupus Eritematosus Sistemik. Dalam:Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, et al, editor. Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Edisi kelima. Jakarta: Interna Publishing, 2565-2579.

Kedokteran, F. et al. (2011) ‘Manifestasi Systemic Lupus Erythematosus’, 6(5), pp. 330–336.

Kurniawati. Ibrahim, K. N. (2012). ‘Gambaran gangguan tidur pada pasien sistemik lupus eritematosus di salah satu RS kota Bandung’, Students e-Journal UNPAD, 1(1), pp. 1–16.

Lam, N. et al. (2016). ‘Lupus Erythematosus Sistemik: Pendekatan Perawatan Primer untuk Diagnosis dan Manajemen’.

Maidhof, W., & Hilas, O. (2012). Lupus: an overview of the disease and management options. P & T : a peer-reviewed journal for formulary management, 37(4), 240–249.

Manzar, M. D. et al. (2018). ‘Dimensionality of the Pittsburgh Sleep Quality Index: A systematic review’, Health and Quality of Life Outcomes. Health and Quality of Life Outcomes, 16(1), pp. 9–11. doi: 10.1186/s12955-018-0915-x.

Mok CC, Lau CS. (2007). Pathogenesis of systemic lupus erythematosus. J Clin Pathol,481-490

Potter, P.A., & Perry, A.G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,Proses dan Pr aktis. (Renata Komalasari, et al, Penerjemah). Ed. Ke-4. Jakarta: EGC

Sherwood, L. (2014). Fisiologi Manusia : dari sel ke sistem. Edisi 8. Jakarta : EGC

Simonson, dkk. (2007). Improving Sleep Management in elderly: a Guide to The Management of Insomnia in Long Term Care.

Steve Gibson. (2020). “Whats is systemic Lupus Erythematosus (SLE)”, https://www.lupus.org/resources/what-is-systemic-lupus-erythematosus, diakses pada 10 Oktober 2020 pukul 10.27

systemic lupus erythematosus. Proceedings of Congress of Indonesian Pediatrics Society. 236-42.

Wei, Y. (2014). ‘The pathogenesis of systemic lupus erythematosus - An update’, Dermatology Research Advances, 2(6), pp. 135–160. doi: 10.1016/j.coi.2012.10.004.The.

Wicaksono U. (2012). Hubungan antara aktivitas penyakit terhadap status kesehatan pada Pasien Lupus Erythematosus Systemic di RSUP. Kariadi.Skripsi, Universitas Diponegoro, Semarang.




DOI: https://doi.org/10.33024/mahesa.v1i4.3992

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


Publisher: Universitas Malahayati Lampung


Creative Commons License
Semua artikel dapat digunakan dibawah lisensi Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License


kostenlose besucherzähler