Hubungan Kadar Gula Darah Sewaktu (GDS) Dengan Kadar Kreatinin Serum Terhadap Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Di RSUD Dr. H. Bob Bazar, SKM Lampung Selatan

Zulfian Zulfian, Muslim Daud Tarmizi

Sari


ABSTRACT: CORRELATION BETWEEN TIME BLOOD SUGAR LEVELS (GDS) WITH SERUM CREATININE LEVELS IN TYPE 2 DIABETES MELLITUS PATIENTS AT DR.H. BOB BAZAR, SKM  HOSPITAL LAMPUNG SELATAN

 

Background of study: Diabetes mellitus is a disease condition characterized by increased blood glucose levels or hyperglycemia and a disturbance in the body's metabolism. Based on Rikesdas data, the number of sufferers shows a very significant increase in the prevalence of diabetes, from 6.9% in 2013 to 8.5% in 2018. With this data, Indonesia is the 6th rank DM sufferer in the world. In this diabetic patient, if it is not handled seriously it will trigger complications such as weakening of the kidney function which can be seen from the examination of serum creatinine levels and this is a sign of the onset of complications from diabetes.

Purpose: To be able to find out the relationship between current blood sugar levels (GDS) and serum creatinine levels in type 2 diabetes mellitus sufferers at Dr.H Bob Bazar Hospital, SKM South Lampung in 2020.

Research Method: This type of research is correlative analytic with cross-sectional using method purposive sampling and random sampling of 201 samples of type 2 DM patients who met the inclusion criteria. Data collection began in December 2020. The data used were secondary data in the form of medical records. Data were evaluated with the test Spearman.

Research Results: In this study, Obtained research sample amounted to 201 sufferers of type 2 diabetes with The mean time blood sugar level (GDS) was 227.08 in the standard deviation assessment was 69.84 with the lowest GDS level was 120 and the highest was 392. and The mean serum creatinine level of type 2 DM patients from 201 respondents was 1.42 in the standard deviation assessment was 0.43 with the lowest serum creatinine level was 0.60 and the highest was 2.45. The results of the correlation Spearman showed that the value of p =0.000 and the value of r= + 0.416, because the value of p= 0.000 <0.05 so that it can be stated that Ha is accepted and Ho is declared rejected or there is a significant correlation, with r =0.416 it means that the strength of the correlation is moderate positive between sugar levels blood flow (GDS) with serum creatinine levels in patients with type 2 diabetes.

Conclusion: This study concludes there is a significant correlation between blood sugar levels (GDS) and serum creatinine levels in type 2 DM patients with a p-value = 0.000.

 

Keywords: Diabetes Mellitus, Current Blood Sugar (GDS), Serum Creatinine

INTISARI: HUBUNGAN KADAR GULA DARAH SEWAKTU (GDS) DENGAN KADAR KREATININ SERUM TERHADAP PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUD DR.H.BOB BAZAR, SKM LAMPUNG SELATAN

 

Latar Belakang: Diabetes melitus ialah kondisi penyakit yang ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa darah atau hiperglikemia serta adanya gangguan dalam metabolisme tubuh. Berdasarkan data Rikesdas jumlah penderita menunjukkan adanya peningkatan angka prevalensi diabetes yang amat signifikan, yakni dari 6,9% pada tahun 2013 menjadi 8,5% pada tahun 2018. Dengan data tersebut peringkat ke-6 penderita DM di dunia diduduki oleh Indonesia. Pada penderita diabetes ini, andaikan tidak ditangani secara serius maka akan mencetuskan komplikasi seperti melemahnya fungsi ginjal dapat dilihat dari pemeriksaan kadar kreatinin serum dan menjadi tanda timbulnya penyakit komplikasi dari diabetes.

Tujuan: Untuk dapat mengetahui Hubungan Kadar Gula Darah Sewaktu (GDS) dengan Kadar Kreatinin Serum terhadap penderita diabetes melitus tipe 2 di RSUD Dr.H Bob Bazar, SKM Lampung Selatan tahun 2020.

Metode Penelitian: Jenis Penelitian ini adalah analitik korelatif dengan metode cross sectional menggunakan purposive sampling dan random sampling sebanyak 201 sampel pasien DM tipe 2 yang memenuhi kriteria inkulsi. Pengambilan data dimulai pada bulan Desember 2020. Data yang digunakan yaitu data sekunder berupa rekam medik. Data dievaluasi dengan uji Spearman.

Hasil Penelitian: Didapatkan sampel penelitian berjumlah 201 penderita DM tipe 2 dengan rata-rata kadar gula darah sewaktu (GDS) didapatkan sebesar 227.08 dalam penilaian standar deviasinya ialah 69.84 dengan kadar gula darah sewaktu (GDS) terendahnya ialah 120 dan yang tertingginya ialah 392. dan rata-rata kadar kreatinin serum penderita DM tipe 2 dari 201 responden didapatkan sebesar 1.42  dalam penilaian standar deviasinya ialah 0.43 dengan kadar kreatinin serum terendahnya ialah 0.60 dan yang tertingginya ialah 2.45. Hasil korelasi Spearman  didapatkan nilai p=0.000 dan nilai r=+0.416, karena nilai p=0.000 <0.05 sehingga dapat dinyatakan Ha diterima dan Ho dinyatakan ditolak atau terdapat korelasi yang bermakna, dengan r=0.416 dapat diartikan kekuatan korelasi sedang positif antara kadar gula darah sewaktu (GDS) dengan kadar kreatinin serum terhadap pasien DM tipe 2.

Kesimpulan: Terdapat  korelasi yang bermakna antara kadar gula darah sewaktu (GDS) dengan kadar kreatinin serum terhadap pasien DM tipe 2 dengan p-value= 0.000.

 

Kata Kunci: Diabetes Melitus, Gula Darah Sewaktu (GDS), Kreatinin Serum


Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Aji, Basundoro. (2017). Hubungan antara kadar glukosa darah dengan estimasi laju filtrasi glomerulus dengan metode CKD-EPI pada pasien diabetes melitus. Skripsi FK Universitas Diponegoro.

Amira N., dkk. (2014). Hubungan Tekanan Darah dan Lama Menderita Diabetes Dengan Laju Filtrasi Glomerulus Pada Subjek Diabetes Melitus Tipe 2. Ejournal Unstrat. 2(1):1-6.

Anjaneyulu M., Kanwaljit C. (2004). Quercetin, an anti-oxidant biofl avonoid, attenuates diabetic nephropathy in rats. Clinical & Experimental Pharmacology & Physiology, 31:244-8.

Awad N,. Yuanita A.L,. Karel P. (2013). Gambaran Faktor Resiko Pasien Diabetes Melitus tipe II di PoliklinikEndokrinBagian/SMF FK-UNSRAT RSU Prof. Dr. R.D Kandou Manado Periode Mei 2011 -OKTOBER 2011. Jurnal e-Biomedik (eBM). 1:45-9.

Balitbang Kemenkes RI. (2018). Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang Kemenkes RI.

Bennett, Katie and Bhandari, Sumer A. (2015). An Overview of Diabetic Nephropathy : Epidemiology, Pathophysiology and Treatment, Journal of Diabetes Nursing, vol. 19, no. 2, pp. 61-7.

Deepa, C., Jeyanthi, G.P., Chandrasekaran, D. (2011). Effect of phytase and citric acid supplementation on the growth performance, phosphorus, calcium and nitrogen retention on broiler chicks fed with low level of available phosphorus. Asian JPoult Sci. 5:28-34.

Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan. (2020). Profil Dinkes Kabupaten Lampung Selatan. Lampung Selatan.

Fahrudini. (2015). Hubungan Antara usia, Riwayat Keturunan dan Pola Makan dengan Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 di Ruang Flamboyan RSUD Abdul Wahab Sjahrine Samarinda.

Guyton A.C. and J.E. Hall. (2012). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12. Jakarta: EGC. 303. 810.

I Gusti Ayu Putu Widia Satia Padma, dkk. (2017). Gambaran Kadar Kreatinin Serum Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar.

Indonije, B. (2011). Plasma Glucose, Creatinine and Urea Levels in Type 2 Diabetic Patients Attending A Nigerian Teaching Hospital. Research Journal of Medical Sciences 5(1): 1-3, 2011.

International Diabetes Federation. (2013). IDF Diabetes Atlas Eighth Edition 2013.

International Diabetes Federation. (2017). IDF Diabetes Atlas Eighth Edition 2017.

Kamal, A. (2014). Impact of Diabetes on renal Function Parameters., Centre for Info Bio Technology. 4:411-16.

Khardori, R. (2020). Medscape drugs and disease: Type 2 diabetes mellitus. New York, NY: http://emedicine.medscape.c om/article/117853-overview, diakses pada September 2020.

Lukman. (2019). Hubungan antara Kadar Kreatinin Serum dengan Kadar Gula Darah Puasa pada Pasien Diabetes Melitus tipe 2 di RS Pertamina Bintang Amin Husada Bandar Lampung tahun 2018. Skripsi FK Universitas Malahayati.

National Kidney Foundation. 2015. CKD-EPI Creatinine Equation. Diakses dari: www.kidney.org/content/ckd-epi-creatinine-equation-2020.

Notoatmodjo, S. (2018). Aplikasi metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2012). Aplikasi metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

PERKENI. (2019). Konsensus dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta: PERKENI.

Prayuda. (2016). Hubungan kadar kreatinin serum dengan mikroalbuminuria pada penderita DM tipe-2 di RSUD Dr.H Abdul Moeloek Provinsi Lampung.

Riskesdas. Badan Penelitian Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. (2013). Riset Kesehatan Daerah. Jakarta: Riskesdas: 2013

Saranya M., Nithiya T. (2015). Evaluation of Relationship Between Renal Abnormalities and Dyslipidemia on Type 2 Diabetes mellitus. WJPPS. 4:823-33.

Shrestha, M. K., Paudyal, G., Meyer, J. J., Thapa, R., Gurung, R., & Ruit, S. (2008). Prevalence of diabetic retinopathy following a community screening for diabetes. Nepal Med Coll J, 10(3), 160-3.

Soegondo S, Soewondo P, Subekti I. (2011). Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Cetakan ketujuh. Jakarta; Balai Penerbit FKUI.

Sugiyono. (2016). Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT Alfabet.

Taruna. (2015). Hubungan antara Diabetes Melitus dengan kejadian Gagal Ginjal Kronik di RSUD Dr.H Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2013. Skripsi FK Universitas Malahayati. Vol 2, No 4, Oktober 2015 : 164 – 168.

WHO. (2016). Global Report On Diabetes: World Health Organization.http://www.who.int/diabetes/globalreport/en/. Diunduh 18 September 2020.




DOI: https://doi.org/10.33024/mahesa.v1i4.4027

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


Publisher: Universitas Malahayati Lampung


Creative Commons License
Semua artikel dapat digunakan dibawah lisensi Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License


kostenlose besucherzähler