Hubungan Diabetes Melitus Tipe II Dengan Kejadian Benigna Prostat Hiperplasia Di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung
Sari
Benign prostatic hyperplasia (BPH) is a typical histological disorder characterized by the proliferation of prostate cells. Accumulation of cells and gland enlargement is the result of the growth of epithelial and stromal cells of the prostate. BPH is part of the normal aging process in men and is hormonally dependent on the production of the hormones testosteroneand dihydrotestosterone. It is estimated that about 50% of men show histopathological BPH by the age of 60 years, and the number 90% increases by the age of 80 years. To determine the relationship between type II diabetes mellitus and the incidence of benign prostatic hyperplasia at Pertamina Bintang Amin Hospital Bandar Lampung in 2020-2021. This study used an analytic observational method using a cross sectional research design, namely research conducted at one time and one time, no follow-up, to find the relationship between the independent variable (DM type II) Based on the analysis, it was found that there were 31 patients or 81.6% with respondents experiencing type II DM in the incidence of BPH, while respondents who did not experience type II DM there were 9 patients or 31.0% in the incidence of BPH. Statistical test results obtained p value = 0.000, so it can be concluded that there is a significant relationship between type II diabetes mellitus and the incidence of benign prostatic hyperplasia at Pertamina Bintang Amin Hospital Bandar Lampung in 2020-2021. The results of the analysis obtained a prevalence ratio of 2.629, which means that BPH patients with type II diabetes mellitus have a risk of 2.629 or 2 times greater than BPH patients who do not have type II diabetes mellitus. and the dependent variable (BPH). The results of statistical tests obtained p value = 0.000, so it can be concluded that there is a significant relationship between type II diabetes mellitus and the incidence of benign prostatic hyperplasia at Pertamina Bintang Amin Hospital Bandar Lampung in 2020-2021. Keywords: Benign Prostate Hyperplasia, Type II Diabetes Mellitus
ABSTRAK
Benigna prostat hiperplasia (BPH) ialah kelainan histologis yang khas ditandai dengan proliferasi sel-sel prostat. Penumpukan sel–sel serta pembesaran kelenjar merupakan hasil dari pertumbuhan sel epitel dan stroma prostat. BPH merupakan bagian dari proses usia yang normal pada laki-laki dan secara hormonal tergantung dari produksi hormon testosteron dan dihidrostestosteron. Diperkirakan sekitar 50% laki-laki menunjukkan histopatologi BPH pada usia 60 tahun, dan jumlahnya 90% meningkat pada usia 80 tahun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan diabetes melitus tipe II dengan kejadian benigna prostat hiperplasia di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung Tahun 2020-2021. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu penelitian yang dilakukan pada satu waktu dan satu kali, tidak ada follow up, untuk mencari hubungan antara variabel independent (DM tipe II) dengan variabel dependent (BPH). Berdasarkan analisis didapatkan hasil bahwa terdapat 31 pasien atau 81,6% dengan responden yang mengalami DM tipe II pada kejadian BPH, sedangkan responden yang tidak mengalami DM tipe II terdapat 9 pasien atau 31,0% pada kejadian BPH. Hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara diabetes melitus tipe II dengan kejadian benigna prostat hiperplasia di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung Tahun 2020-2021. Hasil dari analisis diperoleh prevalensi rasio sebesar 2,629 yang artinya pasien BPH dengan diabetes melitus tipe II memiliki risiko sebesar 2,629 atau 2 kali lebih besar dibandingkan pasien BPH yang tidak memiliki penyakit diabetes melitus tipe II. Hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara diabetes melitus tipe II dengan kejadian benigna prostat hiperplasia di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung Tahun 2020-2021.
Kata Kunci: Benigna Prostat Hiperplasia, Diabetes Melitus Tipe II,
Teks Lengkap:
Download ArtikelReferensi
Adha, A. Z. N. A. et al. (2019) “Profile of Diabetes Mellitus in Benign Protate Hyperplation’s Patients with Urinary Retention in Dr. Soetomo 2016,” JUXTA: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Universitas Airlangga, 10(2), hal. 71. doi: 10.20473/juxta.v10i22019.71-74.
Agung et al. (2018) “Hubungan Obesitas, Merokok dan Konsumsi Alkohol dengan Kejadian Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) di Poliklinik Bedah Rumah Sakit Ibnu Sina Bukittinggi,” Universitas Natsir Bukittinggi, 5(1), hal. 1–7.
Amadea, R. A., Alfreth, L. dan Wahyuni, R. D. (2019) “Jurnal Medical Profession Benign prostatic hyperplasia (BPH),” Encyclopedia of Reproduction, 1(2), hal. 172–176.
Asalia, M., Monoarfa, R. dan Lampus, H. F. (2015) “BPH DENGAN GEJALA LUTS YANG BEROBAT DI POLI BEDAH Margali Asalia ( Benign yangterdiri atas gejala voiding , storagedan satunya dengan menggunakan skor IPSS ( American Di Indonesia belum banyak yang IPSS dengan IIEF pada pasien BPH dengan dan membuktikan a,” 3(April).
Budaya, T. N. dan Daryanto, B. (2019) A to Z BPH (BENIGN PROSTAT HYPERPLASIA). pertama. Malang: UB Press.
Chasani, S. (2015) Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Keenam. Diedit oleh S. Setiati. Jakarta: Interna Publishing.
Decroli, E. (2019) Buku ajar diabetes mellitus tipe 2. Kesatu. Padang: ilmu penyakit dalam Universitas Andalas.
E. Hall, J. dan Guyton, A. C. (2016) Guyton dan Hall Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.
Erochenko, V. P. (2015) Atlas Histologi diFiore dengan Korelasi Fungsional. 12 ed. Diedit oleh Y. J. Suyono et al. Jakarta: EGC.
Fatimah, R. N. (2015) “DIABETES MELITUS TIPE 2,” Jurnal Majority, 4 (5).
Haryanto, H. dan Rihiantoro, T. (2016) “Disfungsi Ereksi Pada Penderita Benign Prostate Hyperplasia,” Jurnal Keperawatan, 7(2), hal. 286–294.
Kumar, V., Abbas, A. K. dan Aster, J. C. (2015) Buku Ajar Patologi Robbins. Kesembilan. Diedit oleh I. M. Nasar dan S. Cornain. Singapore: Elsevier Inc.
Lim, K. Bin (2017) “Epidemiology of clinical benign prostatic hyperplasia,” Asian Journal of Urology, 4(3), hal. 148–151. doi: 10.1016/j.ajur.2017.06.004.
Mochtar, C. A. et al. (2015) Pembesaran Prostat Jinak ( Benign Prostatic Hyperplasia / BPH ). kedua.
Mulyadi, H. T. S. dan Sugiarto, S. (2020) “Prevalensi Hiperplasia Prostat dan Adenokarsinoma Prostat secara Histopatologi di Laboratorium Patologi Anatomi Rumah Sakit Umum Daerah Cibinong,” Muhammadiyah Journal of Geriatric, 1(1), hal. 12. doi: 10.24853/mujg.1.1.12-17.
Nandy, P. R. dan Saha, S. (2016) “Association between components of metabolic syndrome and prostatic enlargement: An Indian perspective,” Medical Journal Armed Forces India, 72(4), hal. 350–355. doi: 10.1016/j.mjafi.2016.07.005.
Notoatmodjo, S. (2018) Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT RINEKA CIPTA.
Parsons, J. K. (2010) “Benign Prostatic Hyperplasia and Male Lower Urinary Tract Symptoms : Epidemiology and Risk Factors,” hal. 212–218. doi: 10.1007/s11884-010-0067-2.
PERKENI (2019) “Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia.”
Purnomo, B. (2015) Dasar-dasar Urologi. Ketiga. Jakarta: CV Sagung Seto.
Ruspanah, A. dan Manuputty, J. T. (2017) “Hubungan Usia, Obesitas Dan Riwayat Penyakit Diabetes Mellitus Dengan Kejadian Benign Prostate Hyperplasia (Bph) Derajat Iv Di Rsud Dr. M. Haulussy Ambon Periode 2012-2014,” Molucca Medica, 10, hal. 141–151. doi: 10.30598/molmed.2017.v10.i2.141.
Sjamsuhidajat, R. (2016) Buku Ajar Ilmu Bedah Sjamsuhidajat-De Jong; Sistem Organ dan Tindak Bedahnya (2), Ed 4, Vol.3, ISSN 2502-3632 (Online) ISSN 2356-0304 (Paper) Jurnal Online Internasional & Nasional Vol. 7 No.1, Januari – Juni 2019 Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta. Tersedia pada: www.journal.uta45jakarta.ac.id.
Syahwal, M. et al. (2016) “T e r a p e u t i k J u r n a l Faktor Resiko Kejadian Benigna Prostat Hiperplasia ( BPH ) Di Poli Klinik Urologi,” hal. 23–31.
Tjahjodjati et al. (2017) “Panduan Penatalaksanaan Klinis Pembesaran Prostat Jinak (Benign Prostatic Hyperplasia / BPH),” Ikatan Ahli Urologi Indonesia (IAUI), hal. 1–38. Tersedia pada: http://iaui.or.id/gdl/Guideline BPH 2017 (1).pdf.
Umam, I. A. C., Irawiraman, H. dan Sawitri, E. (2020) “Jurnal Sains dan Kesehatan,” 2(4), hal. 467–471.
Yuliani, V. dan Apriani, R. (2016) “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Benign Prostate Hyperplasia (Bph) Di Rumah Sakit Haji Medan,” NASPA Journal, 42(4), hal. 1
DOI: https://doi.org/10.33024/mahesa.v2i3.6320
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
Publisher: Universitas Malahayati Lampung
Semua artikel dapat digunakan dibawah lisensi Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License
kostenlose besucherzähler