KARAKTERISTIK IBU, BAYI DAN BALITA (USIA 6-24 BULAN) DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI)

Roslina Roslina* -  , Indonesia

Background : SDKI data (2017) show that the prevalence of children who are exclusively breastfed until the age of 4-5 months is still low, at 38%. From this data, it was also found that children aged 6 to 23 months were 52.8% of all Indonesian children do not receive the nutrition they need during the first two years of their life to grow and develop optimally. Tulang Bawang Regency is one of the regions in Lampung province with the largest percentage of children under five being very thin (BB/TB) at 7.7%.

Objective : To describe the description of complementary feeding for infants and toddlers aged 6-24 months in the Banjar Baru Public Health Center, Tulang Bawang Regency in 2021. Methods : This type of quantitative descriptive research uses a cross-sectional approach. The population of this study were all mothers who had infants and toddlers aged 6-24 months in the Banjar Baru Public Health Center, Tulang Bawang Regency as many as 340 mothers. Based on the calculation of the sample size, the sample in this study was 132 mothers, the samples were examined and screened according to the form and criteria for inclusion and exclusion of research.

Results : The results showed that the frequency distribution of the history of complementary feeding was not according to age by 33.3%, Infants and Toddlers who experienced malnutrition at 6.9%, History of non-exclusive breastfeeding by 30.3%, Most infants and toddlers with visits to the posyandu not every month by 48.5%, the type of complementary feeding given to infants and toddlers is more than half, namely 51.5% is manufactured food, and almost all infants and toddlers have a history of infectious diseases, namely ARI of 83 ,3%.

Conclusion : There are still found complementary feeding that is not appropriate for age, non-exclusive breastfeeding, infants and toddlers who are malnourished, and visits to posyandu are not every month.

Suggestion : The importance of health education for mothers who have babies and toddlers aged 6-24 months about MP-ASI, monitoring growth and development by re-activating posyandu in villages through health cadres in the community, especially the community in the Banjar Baru Community Health Center, Tulang Bawang Regency so that infants and undernourished toddlers can be treated immediately

 

Keywords: Babies and Toddlers, MP-ASI ABSTRAK 

Latar Belakang: Data SDKI (2017) menunjukkan bahwa prevalensi anak yang mendapatkan ASI ekslusif sampai umur 4-5 bulan masih rendah, yaitu 38%.. Dari data ini juga didapatkan anak-anak berusia 6 hingga 23 bulan sebesar 52,8% dari semua anak Indonesia tidak menerima gizi yang mereka butuhkan selama dua tahun pertama hidupnya untuk bertumbuh dan berkembang secara optimal. Kabupaten Tulang Bawang merupakan salah satu daerah di provinsi Lampung dengan persentase terbesar balita sangat kurus (BB/TB) sebesar 7,7%

Tujuan: Untuk mengetahui gambaran pemberian MP-ASI pada bayi dan balita usia 6-24 bulan di wilayah  Puskesmas Banjar Baru Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2021 Metode: Jenis penelitian deskriptif kuantitatif menggunakan pendekatan Crossectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh Ibu yang mempunyai Bayi dan Balita usia 6-24 bulan di wilayah Puskesmas Banjar Baru Kabupaten Tulang Bawang sejumlah 340 ibu. Berdasarkan perhitungan besar sampel maka didapatkan sampel pada penelitian ini sebesar 132 ibu, dilakukan pemeriksaan dan penjaringan sampel sesuai dengan form dan kriteria inklusi dan ekslusi peneltian.

Hasil: Hasil penelitian menunjukkan distribusi frekuensi kategori riwayat MP-ASI tidak sesuai usia sebesar 33,3%, Bayi dan Balita yang mengalami gizi kurang sebesar 6,9%, Riwayat pemberian ASI non ekslusif sebesar 30,3%, Hampir sebagian bayi dan balita dengan kunjungan ke posyandu tidak setiap bulan sebesar 48,5%, Jenis MP-ASI yang diberikan pada bayi dan balita lebih dari separuh yaitu sebesar 51,5% merupakan makanan pabrikan, dan Hampir semua bayi dan balita mempunyai riwayat penyakit infeksi yaitu ISPA sebesar 83,3%.

Kesimpulan: Masih ditemukan pemberian MP-ASI yang tidak sesuai usia, ASI non ekslusif, bayi dan balita yang mengalami gizi kurang, serta kunjungan ke posyandu yang tidak setiap bulan.

Saran: Pentingnya pendidikan kesehatan pada Ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6-24 bulan tetang MP-ASI, pemantauan tumbuh kembang dengan mengaktifkan kembali posyandu di desa-desa melalui kader kesehatan di masyarakat terutama masyarakat wilayah puskesmas Banjar Baru Kabupaten Tulang Bawang sehingga bayi dan balita dengan gizi kurang dapat ditangani segera.

 

Kata Kunci : Bayi dan Balita, MP-ASI

  1. Abeng, A. T., Ismail, D., & Huriyati, E. (2014). Sanitasi, infeksi, dan status gizi anak balita di Kecamatan Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara. Jurnal Gizi Klinik Indonesia, 10(3), 159. https://doi.org/10.22146/ijcn.18867
  2. Abeshu, M. A., Lelisa, A., & Geleta, B. (2016). Complementary Feeding: Review of Recommendations, Feeding Practices, and Adequacy of Homemade Complementary Food Preparations in Developing Countries – Lessons from Ethiopia. Frontiers in Nutrition, 3(October). https://doi.org/10.3389/fnut.2016.00041
  3. Aulia, S.I., & Syukrowardi, D. . (2019). Hubungan antara pola pemberian makanan, riwayat penyakit dan riwayat ASI ekslusif dengan status gizi pada balita di Kelurahan Curug Manis Serang. Jurnal Media Cendikia, 6(https://jurnalskhg.ac.id/index.php/medika/issue/view/12), 1–12. file:///C:/Users/User/Downloads/82-Article Text-146-1-10-20190912.pdf%0D
  4. Bhatia, R., & Jain, U. (2014). Knowledge, attitude, practices and misconceptions among mothers regarding complementary feeding. International Journal of Medical Science and Public Health, 3(10), 1251. https://doi.org/10.5455/ijmsph.2014.100720141
  5. Cahyaningsih, H.E., & R. (2021). Hubungan Pola MP-ASI Terhadap Status Gizi Anak di Puskesmas Suradita Kab.Tangerang. Indonesian Journal of Health Development, 3(1), 209–215. https://doi.org/10.52021/ijhd.v3i1.84
  6. Dinkes Provinsi Lampung. (2017). Profil Kesehatan Provinsi Lampung Tahun 2017. In Dinkes Provinsi Lampung (Issue 44). http://www.pusat3.litbang.kemkes.go.id/dwn.php?file=LAPORAN RISKESDAS LAMPUNG 2018.pdf
  7. Dwi Pratiwi, T., Masrul, M., & Yerizel, E. (2016). Hubungan Pola Asuh Ibu dengan Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Belimbing Kota Padang. Jurnal Kesehatan Andalas, 5(3), 661–665. https://doi.org/10.25077/jka.v5i3.595
  8. Effendi, R., Sandjaja, N., & Harahap, H. (2013). Status Kesehatan, Inflamasi, Dan Status Gizi Anak Umur 0,5 – 12,9 Tahun Di Indonesia. Gizi Indonesia, 36(2), 89. https://doi.org/10.36457/gizindo.v36i2.137
  9. Hadi, A. J., & Hamalding, H. (2020). Kelangsungan Penimbangan Balita Di Posyandu: A Cross-Sectional Study. Jurnal Komunitas Kesehatan Masyarakat, 2(2), 47–52.
  10. Hafsah, T., Widyastari, N., Tarigan, R., & Rusmil, V. K. (2020). Perbedaan antara Pemberian MPASI Komersil dan Buatan Rumah Tangga dengan Kejadian Perawakan Pendek pada Anak Usia 11-23 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Jatinangor. Sari Pediatri, 21(5), 295. https://doi.org/10.14238/sp21.5.2020.295-301
  11. Hardiningsih, H., Anggarini, S., Yunita, F. A., Yuneta, A. E. N., Kartikasari, N. D., & Ropitasari, R. (2020). Hubungan Pola Pemberian Makanan Pendamping Asi Dengan Berat Badan Bayi Usia 6-12 Bulan Di Kelurahan Wonorejo Kabupaten Karanganyar. PLACENTUM: Jurnal Ilmiah Kesehatan Dan Aplikasinya, 8(1), 48. https://doi.org/10.20961/placentum.v8i1.38951
  12. Ibrahim, M., & Pangemanan, A. J. M. R. J. N. (2014). Hubungan antara Karakteristik Ibu dan Perilaku Ibu dengan Riwayat Pemberian Makanan Pendamping ASI ( MP-ASI ) Dini di wilayah Puskemas Atinggola Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Tahun 2014 Relationship Between Characteristics Behavior Of Moth. 2013, 294–301.
  13. Kemenkes. (2013). Data dasar Puskesmas Provinsi Lampung. In Kemenkes (Vol. 59).
  14. Kemenkes. (2019). Hasil Riskesdes 17 , 7 % balita Indonesia masih mengalami masalah gizi. Katadata, 2019. file:///D:/dapus kak Ros/177-balita-indonesia-masih-mengalami-masalah-gizi.pdf%0D
  15. Khotimah, H., & Kuswandi, K. (2015). Hubungan Karakteristik Ibu dengan Status Gizi Balita di Desa Sumur Bandung Kecamatan Cikulur Kabupaten Lebak Tahun 2013. 2(1), 146–162.
  16. Kusmiyati, K., Adam, S., & Pakaya, S. (2014). Hubungan Pengetahuan, Pendidikan Dan Pekerjaan Ibu Dengan Pemberian Makanan Pendamping ASI ( MP – ASI ) Pada Bayi Di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado. Jurnal Ilmiah Bidan, 2(2), 91606.
  17. Maria, I. (2016). Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Dengan Status Gizi Bayi Usia 6-12 Bulan Di Polindes Patranrejo Berbek Nganjuk. Hospital Majapahit, 8(1), 9–20.
  18. Mohsin SS, Shaikh AS. Shaikh R, Haider N, P. A. (2014). Knowledge, attitude, practices and misconceptions among mothers regarding complementary feeding. J Dow Uni Health Sci, 8(1), 21–25. https://doi.org/10.5455/ijmsph.2014.100720141
  19. Mufida, L., Widyaningsih, T. D., & Maligan, J. M. (2015). Prinsip Dasar Makanan Pendamping Air Susu Ibu ( MP-ASI ) untuk Bayi 6 – 24 Bulan : Kajian Pustaka. Basic Principles of Complementary Feeding for Infant 6 - 24 Months : A Review. Jurnal Pangan Dan Agroindustri, 3(4), 1646–1651.
  20. Nasa, A. T., Nurhayati, E., Sofia, H., & Garna, H. (2020). Pengaruh ASI Eksklusif + MP-ASI terhadap Status Gizi Bayi Usia 6 – 9 Bulan di Desa Sukawening , Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung Effect 0 f Exclusive Breastfeeding + Complementary Food f or Breast Milk to Nutritional Status Baby Age 6 − 9 Month in Suka. 2(22), 62–67.
  21. Putri, N. E., & Achmad, S. (2019). Gambaran Status Gizi pada Balita di Puskesmas Karang Harja Bekasi Tahun 2019. 14–18.
  22. Rayhana, R., & Rizalvi, U. (2020). Hubungan Pemberian ASI, MP-ASI, Imunisasi dan Riwayat Penyakit terhadap Pertumbuhan Anak Usia 24-36 Bulan. Muhammadiyah Journal of Midwifery, 1(1), 30. https://doi.org/10.24853/myjm.1.1.30-36
  23. Rohimah, E., Kustiyah, L., & Hernawati, N. (2015). Pola Konsumsi , Status Kesehatan Dan Hubungannya. Jurnal Gizi Pangan, 10(2), 93–100.
  24. Sugiharti, R. K. (2017). Hubungan antara Paritas dan Umur Ibu dengan Pemberian MP-ASI Dini Pada Bayi Umur < 6 Bulan. Viva Medika, 10(1), 86–91. 359-Article Text-1341-1-10-20171221 (1).pdf
  25. Swandari, P., Handayani, oktia woro kasmini, & Mukarromah, S. B. (2017). Karakteristik Ibu Dalam Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) Dini Terhadap Status Gizi Balita Usia 6-24 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Umbulharjo I Kota Yogyakarta Tahun 2017. Public Health Perspective Journal, 2(3), 191–201. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/phpj
  26. T. Hi. Abdullah, N., Paratmanitya, Y., & Hati, F. S. (2016). Gambaran status gizi anak 12-24 bulan di Puskesmas Mergangsan Kota Yogyakarta tahun 2015: tinjauan riwayat pemberian ASI eksklusif dan kejadian penyakit infeksi. Jurnal Gizi Dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics), 3(3), 149. https://doi.org/10.21927/ijnd.2015.3(3).149-154
  27. Tendulkar, R., Chaudhari, K., Fernandes, A., & Ratnaparkhi, P. (2015). AnEvaluation of lead (Pb) toxicity in developing zebrafish (Daniorerio) embryos. International Journal, 3(12), 498–504.
  28. Triana, A., & Maita, L. (2019). Pengaruh Pemberian Mpasi Pabrikan Dan Mpasi Lokal Terhadap Status Gizi Bayi. Jurnal Media Kesehatan, 12(1), 40–44. https://doi.org/10.33088/jmk.v12i1.381
  29. Widiastuti, diah pratiwi, Noayelinda, R., & Woferst, R. (2018). Hubungan Usia Awal Pemberian Makanan Pendamping Asi (MP-ASI) dengan Status Antropometri Pada Anak Usia 9-12 Bulan. Fakultas Keperawatan, 5(2), 618–625.
  30. Yulianto, B. J., Prasetyo, D., Pratama, Y., Firmansyah, F., & Andini, T. N. (2019). Hubungan Pendidikan, Pengetahuan Dan Status Pekerjaan Ibu Terhadap Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (Mp-Asi). Jurnal Ilmiah Kesehatan, 18(3), 82–87. https://doi.org/10.33221/jikes.v18i3.363

MJ : Midwifery Journal

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.cense.