PENETAPAN KADAR AIR, BILANGAN ASAM, BILANGAN PEROKSIDA DAN MINYAK PELIKAN PADA MINYAK GORENG KEMASAN DAN CURAH YANG DIJUAL DI PASAR RAJABASA MARKET BANDAR LAMPUNG

Niken Feladita, Erwina Dermawan

Sari


Minyak goreng merupakan salah satu dari sembilan bahan pokok yang dibutuhkan dan dikonsumsi oleh hampir seluruh lapisan masyarakat. Minyak goreng yang dikonsumsi masyarakat terbagi menjadi minyak goreng kemasan dan curah. Masyarakat banyak yang mengkonsumsi minyak goreng curah karena harganya yang relatif murah, tanpa mengetahui kualitas dari minyak curah tersebut, sehingga perlu diuji beberapa parameter kualitas dari minyak goreng dengan analisis organoleptik dan analisis kimia. Analisis organoleptik dilakukan terhadap bau, rasa dan warna, sedangkan untuk analisis kimia dilakukan kadar air secara gravimetri, bilangan asam secara alkalimetri, bilangan peroksida secara iodometri dan analisis minyak pelikan. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling yang mana sampel diambil pada seorang pedagang di pasar Rajabasa Bandar Lampung. Dari hasil uji organoleptik, baik minyak kemasan maupun minyak curah memiliki bau dan rasa normal dengan warna kuning muda hingga kuning. Untuk minyak goreng kemasan memenuhi syarat mutu SNI dengan nilai kadar air 0,071 % , bilangan asam 0,8033 mg KOH/g, bilangan peroksida 1,005 mgrek/100 g dan uji minyak pelikan negatif, sedangkan untuk minyak curah tidak memenuhi syarat mutu SNI dengan nilai kadar air 0,327 %, bilangan peroksida 2,213 mgrek/100 g, minyak pelikan didapatkan hasil positif, sementara uji bilangan asamnya memenuhi syarat SNI dengan nilai 1,5062 mg KOH/g. Setelah semua parameter diuji secara statistik maka dapat disimpulkan minyak goreng kemasan secara signifikan lebih berkualitas dari minyak goreng curah.

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Andarwulan, N., Kusnandar, F., Herawati, D., 2011. Analisis Pangan. Dian Rakyat. Jakarta.

Badan Standardisasi Nasional. 1998. SNI 01-3555-1998 (Cara Uji Minyak dan Lemak). Jakarta.

Badan Standardisasi Nasional. 2002. SNI 01-3741-2002 (Syarat Mutu Minyak Goreng). Jakarta.

Etriya, Sumarwan, U., Kirbrandoko. 2004. Analisis Ekuitas Berbagai Merek Minyak Goreng. Jurnal Manajemen Agribisnis, Vol.1 No. 2 Oktober 2004 : 127-139, journal.ipb.ac.id., diakses pada 9 juni 2014 15:35 WIB.

Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak. UI-PRESS. Jakarta.

Noeltrg. 2012. Indonesia Bebas Minyak Curah Tahun 2015. http://ditjenpdn.kemendag.go.id. Di akses pada Selasa, 10 Juni 2014 pukul 19:44 WIB.

Permata, T.J. 2011. Rendahnya Konsumsi Minyak Goreng dalam kemasan. http://www.surya.co.id. Diakses pada Senin, 30 Juni 2014 pukul 20:00 WIB.

Winarno, F.G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Yulia, E., Mulyati, A.H., Nuraeni, F. 2012. Kualitas Minyak Goreng Curah yang Berada di Pasar Tradisional di Daerah Jabotabek pada Berbagai Penyimpanan. FMIPA KIMIA. Universitas Pakuan Bogor.

Yusuf, A. 2004. Penetapan Bilangan Peroksida pada minyak goreng curah yang beredar di pasar tugu Bandar Lampung dengan metode Iodometri. Karya Tulis Ilmiah. AKAFARMA Putra Indonesia. Bandar Lampung.




DOI: https://doi.org/10.33024/jaf.v1i2.10837

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.copyrightStatement##

##submission.license.cc.by-nc4.footer##