Tingkat Literasi Kesehatan Pada Penderita Hipertensi di UPTD Puskesmas Bandarjaya Lampung Tengah

Dhiny Easter Yanti, Andoko Andoko, Eva Mayasari

Abstract


Hipertensi termasuk salah satu jenis penyakit kardiovaskuler dimana secara global diseluruh dunia menyumbang sekitar 17 juta kematian pertahun (hampir sepertiga) dari total kematian dunia. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya faktor yang berhubungan dengan tingkat literasi kesehatan pada penderita hipertensi.

Metode penelitian kuantitatif,cross sectional dengan pengambilan data primer,populasi 2.405 dan sampel 297 orang dengan pengambilan secara cluster random sampling.

Hasil sebagian responden memiliki tingkat literasi baik 177 (59,6%),tingkat pendidikan tinggi 170 (57,2%),bekerja 261 (87,9%),berpendapatan kurang dari UMK Lampung Tengah 171 (57,6%), memiliki akses layanan kesehatan mudah 174 (58,6%),memiliki akses teknologi kesehatan mudah 274(83,2%),akses informasi kesehatan mudah 187(63,3%).Literasi Kesehatan berasosiasi positif dengan tingkat pendidikan p =0.000 OR=3,1,pekerjaan p=0,004 OR=2,9,pendapatan p=0,003 OR=2,1,akses layanan kesehatanp=0,000 OR=2,7,akses teknologi kesehatan p=0,002,akses informasi kesehatanp=0,000 OR-9.Didapatkan ada 4 variabel yang berhubungan signifikan dengan literasi kesehatan yaitu tingkat pendidikan (OR=2,54),pendapatan(OR=2,1),Akses Teknologi dan akses informasi kesehatan (OR=8,8).Saran untuk meningkatkan akses informasi kesehatan dengan melengkapi media edukasi seperti buku dan majalah,poster,leaflet terkait tema hipertensi.


References


Center for Disease Control and Prevention, (2016), Health Literacy Basic, (diunduh tangal 14 Februari 2019 dari https://www.cdc.gov)

Dinas Kesehatan Lampung Tengah, (2017), Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Tengah.

Dinas Kesehatan Propinsi Lampung, (2016), Profil Kesehatan Propinsi lampung. Bandar Lampung.

Duong et al, (2017), Measuring health literacy in Asia: Validation of the HLS-EU-Q47 survey tool in six Asian countries. PubMedMed (diunduh tanggal 14 Februari 2019 dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/28142016).

Eriska, Adrianto & Basyar, (2016), Kesesuaian Tensimeter Pegas dan Tensimeter Digital terhadap Pengukuran Tekanan Darah Pada Usia Dewasa. Jurnal Kedokteran Diponegoro, 5(4), 1923–1929.

European Centre for Disease Prevention and Control, (2019),Health literacy Fact, (diunduh pada 15 Februari 2019 dari https://ecdc.europa.eu/en/health-communication/facts/health-literacy)

Gillis, (2009), Exploring dimensions of health literacy : a case study of interventions to promote and support breastfeeding, University of Nottingham.

Harahap et al, (2010), Pengembangan Alat Skrining untuk Hipertensi. Gizi Indonesia, 33(2), 96–107.

Kemenkes RI. (2013b). Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). Jakarta.

Kemenkes RI. (2018a). Hipertensi Membunuh Diam-diam, Ketahui Tekanan Darah Anda. Retrieved February 14, 2019, from Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat website:http://www.depkes.go.id/article/view/18051600004/hipertensi-membunuh-diam-diam-ketahui-tekanan-darah-anda.html

Kementerian Kesehatan RI. (2017). Sebagian Penderita Hipertensi Tidak Menyadarinya. https://doi.org/10.1016/j.jcrysgro.2006.10.038

Kemenkes RI. (2018b). Laporan Nasional RISKESDAS 2018. Jakarta.

Mackert, A, M.-F., S, C., EE, D., & K, P. (2016). Health Literacy and Health Information Technology Adoption: The Potential for a New Digital Divide. Journal Of Medical Internet Research, Oct 04, Vo.

Nazmi et al, (2015), Faktor-Faktor yang mempengaruhi Literasi kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Seminar Nasional Hasil Penerapan Penelitian Dan Pengabdian Pada Masyarakat III: Prosiding SNaPP Kesehatan (Kedokteran, Kebidanan, Keperawatan, Farmasi Dan Psikologi), 1 no 1. (diunduh 13 Maret 2019 dari http://proceeding.unisba.ac.id).

Nutbeam, Don. 2018. Practical Interventions to Improve Health Literacy in Populations.Prevention Research Collaboration, School of Public Health, University of Sidney.Australia. UK Literacy Confrence, Belfast.

Pawlak. R, (2005), Economic Considerations of Health Literacy, Nursing Economic, 23(4), 173.

Presiden RI, 2014. (2014). Permenkes No 46 tahun 2014 tentang Sistem Informasi Kesehatan.

Protheroe et al, (2017). Health literacy, associated lifestyle and demographic factors in adult population of an English city: a cross-sectional survey. PubMed (diunduh 13 Maret 2019 dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov).

Santosa, K. S, (2012), Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Tingkat Kemelekan Kesehatan Pasien di Klinik Dokter Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Kiara, DKI Jakarta Tahun 2012 Thesis.Universitas Indonesia.

Sorensen et al, (2012) Health literacy and public healzth : A systematic review and integration of definitions and models. BMC Public Health, 12(1), 80. (diunduh 13 Maret 2019 dari https://doi.org/10.1186/1471-2458-12-80).

Sugihantono, A, (2017), Deklarasi Shanghai dan Upaya Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia.

Sugiyono, (2013), Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Vranes et al, 2009. Functional health literacy among primary health-care patients: data from the Belgrade pilot study. Journal of Public Health vol 31 no 4 pp. 490–495 | doi:10.1093/pubmed/fdp049 | Advance Access Publication 19 May 200

WHO, (2013), A global brief on Hypertension Silent Killer, Global Public Health Crisis. WHO. Jenewa.

WHO, (2019a), Health Promotion. Track 2: Health Literacy and Health Behavior (diunduh 13 Maret 2019 dari https://www.who.int).

WHO, (2019b). What is Health Promotion (diunduh 13 Maret 2019 dari https://www.who.int/healthpromotion/fact-sheet/en/).




DOI: https://doi.org/10.33024/jdk.v9i1.1593

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 JURNAL DUNIA KESMAS

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.

Published by:
Faculty of Health Sciences, Malahayati University

Editorial Address:
Jl. Pramuka No. 27 Kemiling Bandar Lampung Cq. Tim Jurnal Dunia Kesmas.
Whatsapp : 0822-8154-6379 (admin)