ANALISIS FAKTOR RESIKO TERJADINYA RESISTENSI OBAT ANTI TUBERKULOSIS PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI KOTA BANDARLAMPUNG TAHUN 2011.

Khoidar Amirus, Suwito Suwito, Ferizal Masra

Abstract


Terjadinya resistensi merupakan akibat ketahanan mikroba terhadap antibiotik
tertentu yang dapat berupa resistensi alamiah, resistensi kromosomal, resistensi
ekstrakromosomal dan resistensi silang. Pengobatan penyakit tuberkulosis banyak
menggunakan antibiotik sehingga penderita tuberkulosis beresiko terjadi resistensi.
Faktor terjadinya resistensi pada dasarnya merupakan suatu fenomena buatan manusia
(man-made phenomenon) sebagai akibat pengobatan yang tidak adekuat. Penelitian ini
bertujuan diketahuinya faktor resiko yang mempengaruhi kejadian resistensi obat anti
tuberculosis (OAT) pada penderita tuberkulosis paru di Kota Bandarlampung.
Penelitian ini merupakan jenis analitik observasional menggunakan rancangan casecontrol
dengan variabel independen riwayat pengobatan, kepatuhan, pemantauan
laboratorium, penyakit penyerta dan tempat pelayanan. Populasi studi adalah semua
penderita tuberkulosis paru yang telah dinyatakan resisten dan sembuh dengan jumlah
sampel 94 responden (47 kasus dan 47 kontrol). Pengumpulan data dilakukan dengan
cara wawancara dan observasi dokumentasi kemudian data dianalisis dengan uji statistik
chi-square dan regresi logistik ganda model prediksi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan riwayat pengobatan (p = 0.00)
ada hubungan riwayat kepatuhan (p = 0.00), ada hubungan riwayat pemantauan
laboratorium (p = 0.00), tidak ada hubungan riwayat penyakit penyerta (p = 0.655),
tidak ada hubungan riwayat tempat pelayanan (p = 0.171) dengan terjadinya resistensi
OAT. Faktor resiko yang paling utama berpengaruh adalah riwayat pengobatan (ORAdjasted
47.762) dan kedua riwayat pemantauan laboratorium (OR-Adjasted 5.326)
dengan nilai probabilitas 94.9 %. Disimpulkan bahwa riwayat pengobatan dan
pemantauan laboratorium merupakan faktor resiko terjadinya resistensi OAT di Kota
Bandarlampung. Sehingga disarankan penatalaksanaan tuberkulosis harus sesuai dengan
guideline seperti dosis, regimen, masa pengobatan yang tepat dan menerapkan strategi
DOTS kemudian penyediaan laboratorium pemeriksaan biakan dan uji kepekaan untuk
memantau kemajuan pengobatan serta diperlukan dukungan keluarga, tokoh masyarakat
dan pemerintah.
Kata Kunci : Resistensi OAT, Pengobatan, Pemantauan Laboratorium



DOI: https://doi.org/10.33024/jdk.v1i1.313

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2018 JURNAL DUNIA KESMAS



Published by:
Faculty of Health Sciences, Malahayati University

Editorial Address:
Jl. Pramuka No. 27 Kemiling Bandar Lampung Cq. Tim Jurnal Dunia Kesmas.
Whatsapp : 0822-8154-6379 (admin)