FAKTOR-FAKTOR SANITASI LINGKUNGAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS BUKIT KEMUNING LAMPUNG
Abstract
Penyakit diare merupakan penyakit yang berbasis lingkungan. Tiga faktor yang
dominan adalah kualitas air, pembuangan tinja dan limbah. Angka kesakitan diare tahun
2011 adalah 600 kasus/1190 (50.4%), tahun 2012 sebanyak 343 kasus/908 balita
(37,7%) dan pada tahun 2013 sebanyak 361 kasus/877 (41,1%) hal ini disebabkan oleh
cakupan PHBS rendah adalah wilayah kerja Puskesmas Bukit Kemuning, yaitu 37,77%
dari 5211 rumah tangga yang dipantau.Persentase cakupan sarana air bersih (SAB)
yaitu sebanyak 18,2%, cakupan jamban keluarga (JAGA) yaitu sebanyak 27,2%,
Cakupan SPAL 23,2%.Tujuan penelitian adalah diketahui hubungan antara sumber air
bersih, kondisi jamban, dan jenis lantai rumah dengan kejadian diare pada balita
diwilayah kerja puskesmas Bukit Kemuning Lampung Utara Tahun 2014.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik dengan desaincross sectional.
Populasi penelitian ini adalahseluruh rumah tangga yang memiliki balita di wilayah kerja
Puskesmas Bukit Kemuning Kabupaten Lampung Utara sejumlah 328 rumah yang
memiliki balita, sampel 77 rumah dengan tehnik random sampling, pengambilan data
menggunakan lembar observasi. Analisis data yang digunakan analisis univariat dan
bivariat
Hasil penelitian menunjukkan bahwa balita mengalami diare dalam tiga bulan
terakhir 35,1% sumber air bersih tidak baik 59.7%, kondisi jamban baik 66,2%, jenis
lantai memenuhi syarat 62,3%. Ada hubungan antara sumber air bersih, (p value
0,000), kondisi jamban (p value 0,000), jenis lantai rumah (p value 0,000) dengan
kejadian diare Saran pada nasyarakat untuk dapat menjaga kebersihan lingkungan
sehingga dapat mencegah penyakit diare.
Kata Kunci : Faktor-faktor sanitasi, diare
dominan adalah kualitas air, pembuangan tinja dan limbah. Angka kesakitan diare tahun
2011 adalah 600 kasus/1190 (50.4%), tahun 2012 sebanyak 343 kasus/908 balita
(37,7%) dan pada tahun 2013 sebanyak 361 kasus/877 (41,1%) hal ini disebabkan oleh
cakupan PHBS rendah adalah wilayah kerja Puskesmas Bukit Kemuning, yaitu 37,77%
dari 5211 rumah tangga yang dipantau.Persentase cakupan sarana air bersih (SAB)
yaitu sebanyak 18,2%, cakupan jamban keluarga (JAGA) yaitu sebanyak 27,2%,
Cakupan SPAL 23,2%.Tujuan penelitian adalah diketahui hubungan antara sumber air
bersih, kondisi jamban, dan jenis lantai rumah dengan kejadian diare pada balita
diwilayah kerja puskesmas Bukit Kemuning Lampung Utara Tahun 2014.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik dengan desaincross sectional.
Populasi penelitian ini adalahseluruh rumah tangga yang memiliki balita di wilayah kerja
Puskesmas Bukit Kemuning Kabupaten Lampung Utara sejumlah 328 rumah yang
memiliki balita, sampel 77 rumah dengan tehnik random sampling, pengambilan data
menggunakan lembar observasi. Analisis data yang digunakan analisis univariat dan
bivariat
Hasil penelitian menunjukkan bahwa balita mengalami diare dalam tiga bulan
terakhir 35,1% sumber air bersih tidak baik 59.7%, kondisi jamban baik 66,2%, jenis
lantai memenuhi syarat 62,3%. Ada hubungan antara sumber air bersih, (p value
0,000), kondisi jamban (p value 0,000), jenis lantai rumah (p value 0,000) dengan
kejadian diare Saran pada nasyarakat untuk dapat menjaga kebersihan lingkungan
sehingga dapat mencegah penyakit diare.
Kata Kunci : Faktor-faktor sanitasi, diare
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)DOI: https://doi.org/10.33024/jdk.v3i3.400
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2018 JURNAL DUNIA KESMAS
Published by:
Faculty of Health Sciences, Malahayati University
Editorial Address:
Jl. Pramuka No. 27 Kemiling Bandar Lampung Cq. Tim Jurnal Dunia Kesmas.
Whatsapp : 0822-8154-6379 (admin)