UJI EFEKTIFITAS KEFIR SUSU KAMBING DENGAN INOKULUM RAGI TAPE TERHADAP BAKTERI PENYEBAB JERAWAT (Propionibacterium Acnes)

tutik tutik tutik, Gusti Ayu Rai Saputri

Sari


Propionibacterium acnes adalah suatu bakteri yang dapat menyebabkan jerawat. Kefir memiliki khasiat sebagai anti jerawat. Kefir yang digunakan menggunakan susu kambing dan ragi tape sebagai starter. Kefir adalah susu fermentasi yang memiliki kandungan BAL, Khamir, Alkohol dan Asam laktat didalamnya. Hasil uji evaluasi kefir meliputi uji populasi BAL yaitu 4,6 x 107 sel hidup/ mL (7,6 log sel/ mL), populasi khamir 9,6 x 106 (5,6 log sel/ mL), pH kefir 4,8, total asam laktat dalam kefir 0,48%, serta kadar alkohol 1,6% yang menunjukan kefir kualitas baik. Hasil uji efektifitas kefir terhadap bakteri Propionibacterium acnes  konsentrasi 2% menghasilkan masing-masing zona hambat sebesar 16,52 mm yang termasuk kedalam kategori penghambat yang kuat. Hasil uji anti bakteri menghasilkan kefir kambing efektif dalam menghambat bakteri Propionibacterium acnes. Pengamatan dianalisis menggunakan metode statistik One Way ANOVA menunjukan adanya perbedaan zona hambat yang signifikan (p=< 0,005) antara seluruh konsentrasi kefir susu kambing inokulum ragi tape dapat disimpulakan semakin tinggi konsentrasi maka semakin luas zona hambat.

 

Kata Kunci : Propionibacterium Acnes, Jerawat, Kefir, Ragi Tape.


Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Afriyanti, R.N., 2015. Akne vulgaris pada remaja. Jurnal Majority, 4(6), pp.10-17.

Al-Hoqail, I.A., 2003. Knowledge, beliefs and perception of youth toward acne vulgaris. Saudi medical journal, 24(7), pp.765-768.

Day, R.A. and Underwood, A.L., 1989. Analisis kimia kuantitatif. Penerbit Erlangga.

Dewi, M.L., Rusdiana, T., Muchtaridi, M. and Putriana, N.A., 2018. ARTIKEL TINJAUAN: MANFAAT KEFIR UNTUK KESEHATAN KULIT. Farmaka, 16(2), pp.80-86.

Dipiro, J, T., Dipiro, C,V., Wells, B. G., & Scwinghammer, T,L., 2008. Pharmacoteraphy handbook sevent Edition. USA; Mc Graw – Hill Company.

Dipiro, J.T., Wells, B, G., Talbert, R,L., Yee, G,C., Matzke, G.R., Posey, L.M., 2005, Pharmacotherapy, 6th Edition, Appleton ang Lange, New York. 1-13.

DRENO, B., REYNAUD, A., MOYSE, D., HABERT, H. and RICHET, H., 2001. Erythromycin-resistance of cutaneous bacterial flora in acne. European Journal of Dermatology, 11(6), pp.549-53.

Ernawati, Rarah, Ratih, Adjie, dan Maheswari. 1996. Fermentasi SusuMenggunakan Ragi Tape dan Biji Kefir Kering. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor.

Firdausi, D., Saifudin, A.Y. and Haryono, D.P., 2010. Kristal Algae Sebagai Obat Alternatif Penyembuhan Kanker Kolorektal.

Gonzalez, R., Martinez-Rodriguez, A.J. and Carrascosa, A.V., 2003. Yeast autolytic mutants potentially useful for sparkling wine production. International journal of food microbiology, 84(1), pp.21-26.

Hartanto, B., 2018. KARAKTERISTIK KEFIR SUSU KEDELAI DENGAN INOKULUM RAGI TAPE.

Hidayati, D., 2011. Pola Pertumbuhan Bakteri Asam Laktat Selama Fermentasi Susu Kedelai. Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, 3(2), pp.72-76.

Kosikowski, F.V. and Mistry, V., 1982. Cheese and fermented milk foods. 3rd. Kosikowski dan Associates, New York.

Latimer, G.W., 2016. Official methods of analysis of AOAC International. AOAC International, Rockville, MD, USA.

Madelina, W. and Sulistiyaningsih, S., 2018. RESISTENSI ANTIBIOTIK PADA TERAPI PENGOBATAN JERAWAT. Farmaka, 16(2), pp.105-117.

Michael., B. B. R. Sidaratha, dan L. M. E. Purwijayati Ningsih. 2014 Potensi Kefir Sebagai Anti Bakteri Propionibacterium Acnes. Jurnal Penelitian Fakultas Teknobiologi, Universitas Atmajaya Yogyakarta.

Otles, S. and Cagindi, O., 2003. Kefir: A probiotic dairy-composition, nutritional and therapeutic aspects. Pakistan journal of nutrition, 2(2), pp.54-59.

Sabil, S., Malaka, R. and Yuliati, F.N., 2015. Pasteurisasi high temperature short time (htst) susu terhadap Listeria monocytogenes pada penyimpanan refrigerator. Universitas Hasanuddin Makasar.

Saravanamuthu, R., 2010. Industrial exploitation of microorganisms. IK International Pvt Ltd.

Sudarmadji, S. and Haryono, B., 1997. Suhardi. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian, pp.96-114.

Tjekyan, R.M., 2009. Kejadian dan faktor resiko akne vulgaris. Media Medika Indonesiana, 43(1), pp.37-43.

Wasitaatmadja Syarih, M., 2011. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Penerbit UI, Jakarta.

Wood, B.J., 2012. Microbiology of fermented foods. Springer Science & Business Media.

Yuwono, S.S. and Susanto, T., 1998. Pengujian fisik pangan. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang.




DOI: https://doi.org/10.33024/jfm.v3i1.3011

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.copyrightStatement##