FORMULASI SEDIAAN GEL MOISTURIZER ANTI-AGING EKSTRAK KULIT BAWANG MERAH (Alliium cepa L.) SEBAGAI ANTIOKSIDAN

Tutik Tutik, Niken Feladita, Hana Junova, Intan Anatasia

Sari


Kulit bawang merah diketahui mengandung senyawa kimia yang berpontensi sebagai antioksidan yaitu flavonoid yang dapat mencegah berkembannya radikal bebas didalam tubuh sekaligus memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak.. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak kulit bawang merah (Allium cepa L.) Dapat diformulasikan menjadi sediaan gel dan mengetahui aktivitas antioksidan sediaan gel ekstrak kulit bawang merah. Metode yang digunakan dalam ekstraksi adalah maserasi menggunakan etanol 96% dengan nilai rendemen sebesar 9,8%. Gel dibuat dalam 5 konsentrasi ekstrak yaitu 2%, 4%, 6%, 8%, dan 10%. Uji stabilitas fisik meliputi organoleptik, uji pH, homogenitas, uji daya sebar, dan uji iritasi. Berdasarkan uji stabilitas fisik ke-5 formulasi memenuhi syarat dan stabil. Formlasi yang paling stabil yaitu formulasi 8% dan dilanjutkan dengan uji antioksidan mdengan metode DPPH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kulit bawang merah diperoleh nilai IC50 ekstrak sebesar 56,25 ppm dan IC50 pada gel ekstrak kulit bawang merah formulasi 8% sebesar 146,40 ppm.

 

Kata kunci: Kulit Bawang Merah, Antioxidan, DPPH, Gel Moisturizer Antiaging


Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Achmad, S. A. (1986). Kimia Organik Bahan Alam, Materi 4: Ilmu Kimia Flavonoid. Karunia Universitas Terbuka. Jakarta. Hlm, 39, 878-879.

Almeida, I. F., Valentão, P., Andrade, P. B., Seabra, R. M., Pereira, T. M., Amaral, M. H., ... & Bahia, M. F. (2008). In vivo skin irritation potential of a Castanea sativa (chestnut) leaf extract, a putative natural antioxidant for topical application. Basic & clinical pharmacology & toxicology, 103(5), 461-467.

Ardhie, A. M. (2011). Radikal bebas dan peran antioksidan dalam mencegah penuaan. Medicinus, 24(1), 4-9.

dan Latifah, T. (2007). Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Departemen Kesehatan RI. 1979. Farmakope Indonesis Edisi III. Jakarta : Depkes RI.

Ditjen, P. O. M. (1979). Farmakope Indonesia Edisi Ketiga. Departemen Kesehatan RI.

Draize, J. H. (1959). Dermal toxicity. Appraisal of the safety of chemicals in foods, drugs and cosmetics, 46-59.

Elsyana, V., Hidayat, M. A., & Tutik, T. (2019). UJI TOKSISITAS DAN SKRINING EKSTRAK KULIT BAWANG MERAH (Allium cepa L.). Jurnal Farmasi Malahayati, 2(1).

Garg, A. K., Kim, J. K., Owens, T. G., Ranwala, A. P., Do Choi, Y., Kochian, L. V., & Wu, R. J. (2002). Trehalose accumulation in rice plants confers high tolerance levels to different abiotic stresses. Proceedings of the National Academy of Sciences, 99(25), 15898-15903.

Ketaren, S. (2012). Minyak dan Lemak Pangan Jakarta: UI-Press.

Lieberman, H. A., Rieger, M. M., & Banker, G. S. (1996). Pharmaceutical dosage form: Disperse system. Marcel Dekker Inc., New York, hal, 57, 115.

Lieberman, Rieger dan Banker. 1989. Pharmaceutical Dosage Form : Disperse System. Vol 2 : 495-498. New York : Marcel Dekker Inc.

Martin, A., James, S. and Arthur, C. 1983. Dasar-Dasar Kimia Fisik dalam Ilmu Farmasetik, Penerjemah joshita. Jakarta : UI Press.

Masaki, H. (2010). Role of antioxidants in the skin: anti-aging effects. Journal of dermatological science, 58(2), 85-90.

McMurry, J. & R.C. Fay. 2004. McMurry Fay Chemistry. 4th edition. Belmont, CA, Pearson Education International.

Misna, M., & Diana, K. (2016). Aktivitas antibakteri ekstrak kulit bawang merah (Allium cepa l.) terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Jurnal Farmasi Galenika (Galenika Journal of Pharmacy)(e-Journal), 2(2), 138-144.

Molyneux, P. (2004). The use of the stable free radical diphenylpicrylhydrazyl (DPPH) for estimating antioxidant activity. Songklanakarin J. sci. technol, 26(2), 211-219.

Permana, D., Lajis, N. H., Abas, F., Othman, A. G., Ahmad, R., Kitajima, M., ... & Aimi, N. (2003). Antioxidative Constituents of Hedyotis diffusa Willd. Natural Product Sciences, 9(1), 7-9.

Poljšak, B., & Dahmane, R. (2012). Free radicals and extrinsic skin aging. Dermatology research and practice, 2012.

Rahayu, S., Kurniasih, N., & Amalia, V. (2015). Ekstraksi dan identifikasi senyawa flavonoid dari limbah kulit bawang merah sebagai antioksidan alami. al-Kimiya: Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan, 2(1), 1-8.

Ratnam, D. V., Ankola, D. D., Bhardwaj, V., Sahana, D. K., & Kumar, M. R. (2006). Role of antioxidants in prophylaxis and therapy: A pharmaceutical perspective. Journal of controlled release, 113(3), 189-207.

Rosahdi, T. D., Susanti, Y., & Suhendar, D. (2015). Uji aktivitas daya antioksidan biopigmen pada fraksi aseton dari mikroalga chlorella vulgaris. Jurnal Istek, 9(1).

Sangi, M., Runtuwene, M. R., Simbala, H. E., & Makang, V. M. (2019). Analisis fitokimia tumbuhan obat di Kabupaten Minahasa Utara. Chemistry Progress, 1(1), 47-53.

Tambayong, J. (2001). Patofisiologi. EGC.

Voight, R. (1994). Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Edisi Kelima. Penerjemah Drs. Soendani Noerono. Gadjah Mada University Perss. Yogyakarta.

Winarsi, H. (2007). Antioksidan alami dan radikal. Kanisius.

World Health Organization. (1998).

The World Health Report 1998: Life in the 21st century a vision for all. In The world health report 1998: life in the 21st century A vision for all (pp. 241-241).

Wulansari, E. (2017). OPTIMASI FORMULA MASKER GEL PEEL OFF EKSTRAK ETANOLIK BERAS MERAH (Oryza sativa L) SEBAGAI SEDIAAN ANTIOKSIDAN (Doctoral dissertation, Fakultas Kedokteran UNISSULA).




DOI: https://doi.org/10.33024/jfm.v4i1.4420

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.copyrightStatement##

##submission.licenseURL##: https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/