Hubungan konsumsi gula dan konsumsi garam dengan kejadian diabetes mellitus

Dewi Sartika MS, Devin Mahendika, Rony Setianto, Fidrotin Azizah, Belinda Arbitya Dewi

Abstract


Background: Diabetes Mellitus (DM) or often called diabetes is a metabolic disease caused by an increase in blood glucose levels above normal values. This can occur due to impaired glucose metabolism due to a relative or absolute lack of insulin. The World Health Organization (WHO) states that the prevalence of DM in the world has reached 9%, while the proportion of deaths caused by DM accounts for 4% of all deaths due to non-communicable diseases. The death rate due to DM is more common in low and middle income countries, namely 80%. It is estimated that by 2030 DM will be the seventh cause of death in the world.

Purpose: To determine the relationship between sugar consumption and salt consumption on the incidence of diabetes mellitus.

Method: Quantitative research with a cross-sectional design to examine the relationship between sugar consumption and salt consumption on the incidence of DM. This research was conducted on all patients who visited and underwent treatment at the general polyclinic recorded in the report register at the Garuda Health Center in September – December 2022, totalling 110 respondents. The sampling technique used was systematic random with inclusion criteria, namely patients who visited regularly and were able to communicate well. Meanwhile, the exclusion criteria are patients who are seriously ill and are not willing to provide medical record data.

Results: The results of the chi square test showed a p value of 0.009, meaning there is a significant relationship between excessive sugar consumption and the incidence of DM. The OR test obtained a value of 3.143, indicating that people who consume excessive sugar have a 3.1 times greater risk of suffering from DM compared to people who consume not excessive sugar. The results of the chi square test showed a p value of 0.004, meaning that there is a significant relationship between excessive salt consumption and the incidence of DM. The OR test obtained a value of 3.143, indicating that people who consume excessive salt have a 3.5 times greater risk of suffering from DM compared to people who consume not excessive salt.

Conclusion: There is a significant relationship between excessive sugar and salt consumption and the incidence of DM cases with a 3.1 and 3.5 times greater risk of suffering from DM compared to people who do not consume excessive sugar and salt. 

Keywords: Diabetes Mellitus; Salt Consumption; Sugar Consumption.

Pendahuluan: Diabetes Mellitus (DM) atau sering disebut kencing manis merupakan penyakit metabolic yang disebabkan oleh peningkatan kadar glukosa darah diatas nilai normal. Hal ini dapat terjadi karena gangguan metabolisme glukosa akibat kekurangan insulin baik secara relatif ataupun absolut. World Health Organization (WHO) menyebutkan prevalensi DM di dunia mencapai 9%, sedangkan proporsi kematian disebabkan DM menyumbang 4% dari seluruh kematian akibat penyakit  tidak menular. Angka kematian akibat DM lebih banyak terjadi pada negara-negara yang berpenghasilan rendah dan menengah yaitu sebesar 80%. Diperkirakan pada tahun 2030 DM menempati urutan ketujuh penyebab kematian di dunia.

Tujuan: Untuk mengetahui hubungan konsumsi gula dan konsumsi garam terhadap kejadian diabetes mellitus.

Metode: Penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional untuk mengkaji hubungan konsumsi gula dan konsumsi garam terhadap kejadian DM. Penelitian ini dilakukan pada seluruh pasien yang berkunjung dan melakukan pengobatan ke Poli umum yang tercatat dalam register laporan di Puskesmas Garuda pada bulan September – Desember 2022 sebanyak 110 responden. Teknik sampel yang digunakan adalah acak tersistematis dengan kriteria inklusi yaitu pasien yang berkunjung rutin dan mampu berkomunikasi dengan baik. Sedangkan kriteria eksklusi adalah pasien yang sedang sakit berat dan tidak bersedia memberikan data rekam medis.

Hasil: Hasil uji chi square didapatkan p value sebesar 0.009 artinya ada hubungan yang signifikan antara konsumsi gula berlebih dengan kejadian DM. Uji OR didapatkan nilai sebesar 3.143 menunjukkan orang yang konsumsi gula berlebih memiliki risiko 3.1 kali lebih besar menderita DM dibandingkan dengan orang yang konsumsi gula tidak berlebih. Hasil uji chi square didapatkan p value sebesar 0.004, artinya ada hubungan yang signifikan antara konsumsi garam berlebih dengan kejadian DM. Uji OR didapatkan nilai sebesar 3.143 menunjukkan bahwa orang yang konsumsi garam berlebih memiliki risiko 3.5 kali lebih besar menderita DM dibandingkan dengan orang yang konsumsi garam tidak berlebih.

Simpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara konsumsi gula dan garam berlebih terhadap kejadian kasus DM dengan risiko 3.1 dan 3.5 kali lebih besar menderita DM dibandingkan dengan orang yang konsumsi gula dan garam tidak berlebih.

 


Keywords


Diabetes Mellitus; Konsumsi Garam; Konsumsi Gula

Full Text:

PDF SIMILARITY

References


Agasi, R. W. (2019). Studi Kasus Pemberian Teh Daun Tin Untuk Menurunkan Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Wilayah Kerja Puskesmas Keputih Surabaya (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surabaya).

Agung, S. Q. M., & Hansen, H. (2022). Studi Konsumsi Junk Food dan Soft Drink sebagai Penyebab terjadinya Diabetes Melitus Tipe 2 pada Remaja. Borneo Studies and Research, 3(2), 1774-1782.

Ardiani, H. E., Permatasari, T. A. E., & Sugiatmi, S. (2021). Obesitas, pola diet, dan aktifitas fisik dalam penanganan diabetes melitus pada masa pandemi COVID-19. Muhammadiyah Journal of Nutrition and Food Science (MJNF), 2(1), 1-12.

Azadnajafabad, S., Mohammadi, E., Aminorroaya, A., Fattahi, N., Rezaei, S., Haghshenas, R., & Farzadfar, F. (2021). Non-communicable diseases’ risk factors in Iran; a review of the present status and action plans. Journal of Diabetes & Metabolic Disorders, 1-9.

Firmansyah, Y., Ernawati, E., & Prawiro, E. L. (2020). Sistem Skoring Untuk Memprediksi Kejadian Hipertensi Pada Usia Produktif Di Kota Medan (Preliminary Study). Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan, 4(1), 55-68.

Haris, H., & Syam, A. (2021). Perbedaan faktor rısıko domınan penyakıt tıdak menular pada usıa dewasa dan lanjut usıa. Journal Borneo, 1(1), 1-10.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018. Diakses melalui: https://archive.org/details/LaporanRiskesdas2018NasionalPromkes.net

Kusdalinah, K., Mutia, A., & Jumiyati, J. (2022). Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Terhadap Kejadian Obesitas Remaja Pada Masa Pandemi Covid-19. Journal of Nutrition College, 11(1), 26-34.

Masruroh, E. (2018). Hubungan umur dan status gizi dengan kadar gula darah penderita diabetes melitus tipe II. Jurnal Ilmu Kesehatan, 6(2).

Mega, J. S., Fitriani, V. Y., & Ibrahim, A. (2015). Karakteristik dan Pola Pengobatan Pasien Penderita Hipertensi Di Puskesmas Wonorejo Tahun 2015. In Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences (Vol. 2, pp. 126-135).

Milita, F., Handayani, S., & Setiaji, B. (2021). Kejadian diabetes mellitus tipe II pada lanjut usia di Indonesia (analisis riskesdas 2018). Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan, 17(1), 9-20.

Nababan, A. S. V., Pinem, M. M., Mini, Y., & Purba, T. H. (2020). Faktor yang Memengaruhi Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Mellitus (DM) Tipe 2 di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar. Jurnal Dunia Gizi, 3(1), 23-31.

Natasia, S. M. D., & Evatta, A. (2022). Prevalensi dan Karakteristik Pasien Retinopati Diabetik pada Pasien Prolanis di RSI Gondanglegi Tahun 2021. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 7(4), 3928-3934.

Ramadhani, P., & Mahmudiono, T. (2018). Hubungan Konsumsi Sugar-Sweetened Beverages Dengan Kejadian Diabetes Mellitus Pada Lansia. Media Gizi Indonesia, 13(1), 49-56.

Subiyanto, I. (2018). Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Kejadian Dm Tipe 2 Di Poliklinik Penyakit Dalam RSPAD Gatot Subroto Jakarta Pusat Tahun 2017. JIKO (Jurnal Ilmiah Keperawatan Orthopedi), 2(2), 106-125.

Sudaryanto, A., Setiyadi, N. A., & Frankilawati, D. A. (2014). Hubungan Antara Pola Makan, Genetik Dan Kebiasaan Olahraga Terhadap Kejadian Diabetes Melitus Tipe II DI Wilayah Kerja Puskesmas Nusukan, Banjarsari. In Prosiding Seminar Sains Nasional dan Teknologi (Vol. 1, No. 1).

Suprapti, D. (2020). Hubungan Pola Makan, Kondisi Psikologis, Dan Aktivitas Fisik Dengan Diabetes Mellitus Pada Lansia Di Puskesmas Kumai. Jurnal Borneo Cendekia, 2(1), 1-23.

Susilowati, A. A., & Waskita, K. N. (2019). Pengaruh pola makan terhadap potensi resiko penyakit diabetes melitus. Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia, 5(01), 43-47.

Sutriyawan, A., Miranda, T. G., & Akbar, H. (2020). Risk Factors of Type 2 Diabetes Mellitus in Hospital of Bengkulu City, Indonesia: Case Control Study. Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology, 14(4).

Syarifuddin, S., Marpaung, R. F., & Hotria, P. (2021). Penggunaan obat antidiabetes pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Harapan Pematangsiantar. Klinikal Sains: Jurnal Analis Kesehatan, 9(1), 23-35.

Weeratunga, P., Jayasinghe, S., Perera, Y., Jayasena, G., & Jayasinghe, S. (2014). Per capita sugar consumption and prevalence of diabetes mellitus–global and regional associations. BMC public health, 14(1), 1-6.




DOI: https://doi.org/10.33024/hjk.v17i5.12007

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2023 Holistik Jurnal Kesehatan

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.