HUBUNGAN ANTARA SIKAP DENGAN PERILAKU PENGOBATAN SENDIRI (SWAMEDIKASI) YANG RASIONAL OLEH PENGUNJUNG APOTEK “X” KOTA BANDAR LAMPUNG, TAHUN 2012

Ade Maria Ulfa, Lolita Sari

Abstract


Pengobatan sendiri adalah penggunaan obat oleh masyarakat untuk mengatasi keluhan dan penyakit ringan tanpa intervensi dokter. Pengobatan sendiri dapat menjadi sumber terjadinya kesalahan pengobatan (medication error) karena keterbatasan pengetahuan masyarakat akan obat dan penggunaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan antara Sikap dengan perilaku pengobatan sendiri yang rasional oleh pengunjung Apotek “X” Kota Bandar Lampung, Tahun 2012.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatifdengan pendekatan cross sectional. Jumlah responden sebanyak 169 dipilih secara systematic random sampling.Data diperoleh dengan teknik wawancara menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan Uji Chi square, dengan tingkat kepercayaan 95%.

Hasil uji statistik menunjukkan adahubungan sikap (p value = 0,000) dengan perilaku pengobatan sendiri yang rasional. Saran, hendaknya pelayanan informasi obat di apotek diberikan langsung oleh apoteker (komunikasi interpersonal) dan tersedianya brosur dan leaflet obat bebas dengan bahasa yang sederhana dan informatif.


Keywords


Swamedikasi,Sikap

Full Text:

PDF

References


Anief, Moh, 2010, Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktik, Cetakan ke-10, Gadjah Mada University, Yogyakarta.

Azwar, S, 2007, Sikap Manusia Teori Skala dan Pengukurannya, Pustaka Pelajar, Jakarta.

Badan Pusat Statistik Propinsi Lampung dan Dinas Kesehatan Propinsi Lampung, 2010, Indikator Dini Kesehatan Masyarakat Propinsi Lampung Tahun 2010, Bandar Lampung

Basri Hasan, 1996, Komunikasi Untuk Kesehatan dan Perubahan Perilaku, UGM Press, Yogyakarta Budiman, 2011, Penelitian Kesehatan, Bandung, Aditama.

DepKes, 1983, Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 2380/A/SK/VI/83 tentang Tanda Khusus Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas.Pasal 1 ayat 2 dan 5, Pasal 3.

DepKes, 1992, Undang-undang Republik Indonesia Nomor: 23 tahun 1992 tentang Kesehatan. Departemen Kesehatan, 1993, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 917/Menkes/Per/X/1993 tentang Wajib Daftar Obat jadi.

DepKes, 1994, Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

Jurnal Kesehatan Holistik Volome 8, Nomor 2, April 2014

/Menkes/SK/IV/1994 tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas

DepKes, 1995, Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 633/Ph/62/b tentang Penggolongan Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas.

DepKes, 1996, Kompendia Obat Bebas.Jakarta : Direktorat Jenderal Pengawas Obat dan

Makanan, Jakarta.

Depkes RI, 2000, Kebijakan Teknis Promosi Kesehatan Tahun 2000, Jakarta

Depkes, 2002, Keputusan Menteri Kesehatan No. 1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Apotek.

Depkes, 2006, Keputusan Menteri Kesehatan No.

/SK/Menkes/III/2006 tentang Kebijakan Penggunaan Obat Rasional

Depkes, 2006, Pedoman Penggunaan Obat Bebas Dan Bebas Terbatas, Dirjen Bina Kefarmasian dan Alkes, Jakarta.

DepKes, 2008, “Materi Pelatihan Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Memilih Obat Bagi Tenaga Kesehatan”, Dirjen Bina

Penggunaan Obat Rasional, Jakarta.

DepKes, 2009, Undang-undang Republik Indonesia Nomor: 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.

Depkes RI, 2010, Survei Kesehatan Nasional Tahun 2010, Laporan Data Susenas 2010, Jakarta.

Dharmasari, S, 2003, Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Pengobatan Sendiri yang Aman, Tepat dan Rasional Pada Masyarakat Kota Bandar Lampung Tahun 2003, Tesis, FKM – UI Depok.

Dinas Kesehatan Propinsi Lampung, Profil Kesehatan Propinsi Lampung Tahun 2011, Bandar Lampung, 2011.

Green, L. W., Kreuter, M.W., Deeds, S. G., & Patridge, K. B, 2000, Health Education Planning : A Diagnostic Approach, Second Edition, Mayfield Publishing Company.

Hadi, S, 2003, Metodologi Research, Yogyakarta: Andi offset.

Hastono, 2007, Analisis Data Kesehatan, FKM UI, Depok.

Kristina dkk, 2008, Perilaku Pengobatan Sendiri Yang Rasional Pada Masyarakat Kecamatan Depok dan Cangkringan Kabupaten Sleman, Artikel Kesehatan, Majalah Farmasi Indonesia.

Leibowitz A, 1989, “Substitution Between Prescribed and Over-the-counter Medications” Dalam Medical Care.

Machfoedz, I, 2006, Metodologi Penelitian, Yogyakarta, Fitramaya.

Machfoedz, I, 2006, Pendidikan Kesehatan bagian dari Promosi Kesehatan, Yogyakarta, Fitramaya.

Marimbi, H, 2009, Sosiologi dan Antropologi Kesehatan,

Nuha Medika, Yogyakarta

Hubungan Antara Sikap Dengan Perilaku Pengobatan Sendiri (Swamedikasi) Yang63

Rasional Oleh Pengunjung Apotek “X” Kota Bandar Lampung, Tahun 2012

MarkPlus Insight, 2011, Tren Swamedikasi dan Tantangan Industri Kesehatan dan Farmasi, Marketeers.

Mubarak & Chayatin, 2009, Ilmu Kesehatan Masyarakat : Teori dan Aplikasi, Salemba Medika, Jakarta.

Nasir, 2011, Metodologi Penelitian Kesehatan, Yogyakarta, Nuha Medika.

Nita dkk, 2008, Kinerja Apotek dan Harapan Pasien terhadap Pemberian Informasi Obat pada Pelayanan Swamedikasi di beberapa Apotek di Surabaya. Majalah Farmasi Airlangga, vol.6 No.2, Oktober 2008

Notoatmodjo, S, 2003, Pendidikan dan Perilaku

Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta

Notoatmodjo, S, 2007 Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.

Notoatmodjo, S, 2010 Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.

Nuralia, 2004, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Swamedikasi Ibu Rumah Tangga (Studi pada Kasus Selesma/Common Cold di Wilayah Kelurahan Semolowaru Surabaya), Skripsi, Surabaya: Fakultas Farmasi Universitas

Airlangga.

PAHO, 2004, Drug Classification: Prescription and OTC Drugs.

Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian.

Rakhmawatie, M.D.,dan Anggraini, M.T., 2010, Evaluasi Perilaku Pengobatan Sendiri Terhadap Pencapaian Program Indonesia Sehat 2010, Prosiding Seminar Nasional, UNIMUS, 2010.

Riyanto, A, 2011, Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan, Nuha Medika, Yogyakarta.

Smet, Bart, 1994, Psikologi Kesehatan, Jakarta, Gramedia Widiasarana Indonesia.

Soejoeti, S,Z.,2005, Konsep Sehat, Sakit dan Penyakit dalam Konteks Sosial Budaya, Cermin Dunia Kedokteran, N0. 149

Tjay dan Rahardja, 1993, Swamedikasi, Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Tjay dan Rahardja, 2007, Obat – Obat Penting, Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan,

Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Walgito,B, 2006, Psikologi Sosial (Suatu Pengantar), Rineka Cipta , Yogyakarta.

WHO, 1988, The Role of the Pharmacist in the Health Care System, New Delhi, 13 – 16 December

, India.




DOI: https://doi.org/10.33024/hjk.v8i2.173

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2018 HOLISTIK JURNAL KESEHATAN

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.