Hubungan usia ibu saat hamil dengan stunted pada balita 24-59 bulan

Mira Sani, Tetti Solehati, Sri Hendarwati

Abstract


The maternal age on pregnancy with stunting among children of age 24 to 59 months

Background: Stunting is a chronic nutritional problem caused by lack of nutritional intake for a long time, resulting in a height that is shorter than the standard age (stunted). Many factors influence the incidence of stunted, including maternal, child, and social, economic and environmental factors. The mother factor that must be considered is the age during pregnancy. Age of mothers <20 years and> 35 years has a risk of stunted.

Purpose: To determine the relationship between the maternal age on pregnancy with stunting among children of age 24 to 59 months in the work area health center (Puskesmas) Citeras.

Methods: Descriptive correlational with a retrospective method. The population of this study were mothers who had children aged 24-59 months who had stunted in Cibunar and Kutanagara Villages. The sample was 76 respondents with total sampling technique. The instrument in this study was a questionnaire from SDKI and microtoise. Data analysis used bivariate with spearman correlation test. The study was conducted in May 2019 with ethical permits number 511 / UN6.KEP / EC / 2019.

Results: The maternal age at risk in Cibunar and Kutanagara Villages is 64.5% with stunted children. By using Spearman correlation, the value is 0.001 at 1% significance level.

Conclusion: There is a correlation between maternal age with stunted among children 24-59 months in the work are of Puskesmas Citeras.

Keywords: Maternal age on Pregnancy;  Stunting; Children of age 24 To 59 Months

Pendahuluan: Stunting merupakan masalah gizi kronis yang disebabkan oleh kurang asupan gizi dalam waktu cukup lama sehingga berakibat pada tinggi badan yang lebih pendek dari standar usianya (stunted). Banyak faktor yang mempengaruhi kejadian stunted, diantaranya faktor ibu, anak, serta sosial, ekonomi, dan lingkungan. Faktor ibu yang harus diperhatikan adalah usia saat hamil. Usia ibu yang < 20 tahun dan > 35 tahun memiliki risiko terhadap kejadian stunted.

Tujuan: Mengetahui hubungan usia ibu saat hamil dengan stunted pada balita 24-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Citeras.

Metode: Menggunakan deskriptif korelasional dengan metode retrospektif. Populasi penelitian ini yaitu ibu yang memiliki balita usia 24-59 bulan yang mengalami stunted di Desa Cibunar dan Kutanagara. Sampel 76 responden dengan teknik total sampling. Instrumen pada penelitian ini kuesioner dari SDKI dan microtoise. Analisis data menggunakan bivariat yaitu uji korelasi spearman. Penelitian dilakukan pada Bulan Mei 2019 dengan perizinan etik nomor 511/UN6.KEP/EC/2019.

Hasil: Menunjukkan bahwa usia ibu saat hamil yang berisiko di Desa Cibunar dan Desa Kutanagara sebanyak 64,5% yang memiliki balita stunted. Nilai korelasi Spearman sebesar 0,001 pada taraf signifikansi 1%.

Simpulan: Terdapat hubungan antara usia ibu saat hamil dengan stunted pada balita 24-59 bulan di Wilayah Kerja Puskemas Citeras.


Keywords


Usia Ibu Saat Hamil; Stunted; Balita Usia 24-59 Bulan

Full Text:

PDF

References


Aryastami, N. K., & Tarigan, I. (2017). Kajian Kebijakan dan Penanggulangan Masalah Gizi Stunting di Indonesia. Buletin Penelitian Kesehatan, 45 No 4, 233–240. https://doi.org/10.22435/bpk.v45i4.7465.233-240

Chirande, L., Charwe, D., Mbwana, H., Victor, R., Kimboka, S., Issaka, A. I., & Agho, K. E. (2015). Determinants of stunting and severe stunting among under-fives in Tanzania : evidence from the 2010 cross-sectional household survey. BMC Pediatrics, 1–13. https://doi.org/10.1186/s12887-015-0482-9

Dinas Kesehatan Kabupaten Garut. (2017). Prevalensi Stunting di Kabupaten Garut. Retrieved from http://kebijakankesehatanindonesia.net/node/2 Gibney, M. (2005). Gizi Kesehatan Masyarakat. EGC.

Ida, M. (2010). Penyakit Kandungan untuk Pendidikan Bidan, edisi 2. Jakarta: EGC.

Karabulut, A., Ozkan, S., Bozkurt, A. I., Karahan, T., & Kayan, S. (2013). Perinatal outcomes and risk factors in adolescent and advanced age pregnancies : Comparison with normal reproductive age women. Journal of Obstetrics and Gynaecology, (May), 346–350. https://doi.org/10.3109/01443615.2013.767786

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2018). Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar. Jakarta. Lubis, N. L. (2013). Wanita dan Perkembangan Reproduksinya ditinjau dari Aspek Fisik dan Psikologinya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Manuaba, I. (2012). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta: EGC.

McDonald, C. M., Manji, K. P., Kupka, R., Bellinger, D. C., Spiegelman, D., Kisenge, R., & Duggan, C. P. (2012). Stunting and wasting are associated with poorer psychomotor and mental development in HIV-exposed Tanzanian infants. The Journal of nutrition, 143(2), 204-214.

Monita, F., Suhaimi, D., & Ernalia, Y. (2016). Hubungan usia, jarak kelahiran dan kadar hemoglobin ibu hamil dengan kejadian berat bayi lahir rendah di rsud arifin achmad provinsi riau. Jom FK, 3, 1.

Mulyana, N., & Ridwan, I. (2008). Faktor-faktor yang berhubungan dengan usia menikah muda pada wanita dewasa muda di Kelurahan Mekarwangi Kota Bandung. Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani 59.

Nadiyah, Briawan, D., & Martianto, D. (2014). Faktor risiko stunting pada anak usia 0 — 23 bulan di provinsi bali , jawa barat , dan nusa tenggara timur. Jurnal Gizi Dan Pangan, 9(2), 125–132.

Nguyen, P. H., Sanghvi, T., Tran, L. M., Afsana, K., Mahmud, Z., Aktar, B., & Menon, P. (2017). The nutrition and health risks faced by pregnant adolescents : Insights from a cross- sectional study in Bangladesh. PLOS ONE, 1–13. https://doi.org/https:// doi.org/10.1371/journal.pone.0178878

Notoatmodjo, S. (2014). Promosi kesehatan dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Pebrianti, R., & Lestiani, I. (2016). Pengetahuan Ibu Menopause tentang Gizi Seimbang pada Masa Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Awang Besar , Barabai , Hulu Sungai Tengah Knowledge of Menopause Woman about Balanced Nutrition in Barabai , Hulu Sungai Tengah. Ners Dan Kebidanan Indonesia, 4(1), 49–53.

Quarshie, E. (2014). Comparative nutritional status of adult and adolescent mothers and their infants. University of Ghana, (10244652).

Rahmawati, V. E., Pamungkasari, E. P., & Murti, B. (2018). Determinants of Stunting and Child Development in Jombang District. Journal of Maternal and Child Health, 3, 68–80.

Retni, Margawati, A., & Widjanarko, B. (2016). Pengaruh status gizi & asupan gizi ibu terhadap berat bayi lahir rendah pada kehamilan usia remaja. Jurnal Gizi Indonesia, 5 No. 1(1858–4942), 14–19.

Sistiarani, C. (2008). Faktor Maternal dan Kualitas Pelayanan Antenatal yang Berisiko Terhadap Kejadian BBLR Studi pada Ibu yang Periksa Hamil ke Tenaga Kesehatan dan Melahirkan di RSUD Banyumas. Universitas Diponegoro.

Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. (2017). 100 kabupaten/kota prioritas untuk intervensi anak kerdil (stunting). Jakarta: Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan

Unicef. (2016). UNICEF data: monitoring the situation of children and women. New York. http://data. unicef. org/child-protection/child-marriage. html. Accessed, 27.

Wemakor, A., Garti, H., Azongo, T., Garti, H., & Atosona, A. (2018). Young maternal age is a risk factor for child undernutrition in Tamale Metropolis , Ghana. BMC Research Notes, 1–5. https://doi.org/10.1186/s13104-018-3980-7

World Health Organization. (2018). Reducing stunting in children: equity considerations for achieving the Global Nutrition Targets 2025.

Zottarelli, L. K., Sunil, T. S., & Rajaram, S. (2007). Influence of parental and socioeconomic factors on stunting in children under 5 years in Egypt.




DOI: https://doi.org/10.33024/hjk.v13i4.2016

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 Holistik Jurnal Kesehatan

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.