FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI PUSKESMAS PANJANG BANDAR LAMPUNG TAHUN 2016
Abstract
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung Tahun 2015 kejadian stunting di Kota Bandar Lampung sebesar 15,5% dengan kecamatan yang memiliki nilai stunting tinggi yaitu Kecamatan Panjang. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita di Puskesmas Panjang Bandar Lampung Tahun 2016.
Jenis penelitian kuantitatif, desainsurvey analitik dengan rancangan cros-sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki balita yang mengalami stunting di Puskesmas Panjang Bandar Lampung dengan jumlah 144 anak. Sampel diambil dengan teknik propotional random samplingdengan jumlah 106 responden yang sesuai dengan kriteria inklusi. Analisa yang digunakan adalah analisa bivariat dengan uji statistik yang digunakan Chi Square.
Hasil uji statistik menunjukan bahwa faktor kejadian stunting pada balita adalah sosial ekonomi yang rendah < UMR Rp 1.870.000,- (p value< α, 0,000 < 0,05 ; OR =8,111) dan tinggi badan ibu < 150 cm (p value< α, 0,000 < 0,05 ; OR = 7,696), sedangkan pendidikan ibu dan pemberian imunisasi bukan merupakan faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita. Diharapkan data dan informasi dari penelitian ini dapat menjadi masukanbagi para orang tua agar lebih memperhatikan gizi anak.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Almatsier, S,.2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Anisa. 2012 . Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting pada usia 25-60 Bulan di Kelurahan kalibiru Depok. http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20320460-SParamitha%20Anisa.pdf
Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Astuti. 2015 .Masalah Kependekan (Stunting) Pada Anak Balita. Bogor: IPB
BAPPENAS. 2007. Laporan Perkembangan Pencapaian Tujuan Pembangunan MileniumIndonesia. http://www.bappenas.go.id/index.php/download_file/ view/7446/1266/
Dinkes. 2015 .Laporan Hasil Survey.Bandar Lampung: Dinkes
Hastono. 2007 . Analisa Data Kesehatan. Jakarta : FKM. UI. Kusuma. 2013 .Faktor Resiko Kejadian Stunting Pada Anak Usia 2-3 tahun (Studi di Kecamatan Semarang Timur). http://eprints.undip.ac.id/41856/1/572_Kukuh_Eka_K usuma_G2C009049.pdf
Lestari Wanda. 2014 .Faktor Resiko Stunting Pada Anak Umur 6-24 bulan di Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam Provinsi Aceh. http://ejournal.undip.ac.id/index.php/jgi/article/downlo ad/8752/7081
Mamabolo RL, Alberts M, Steyn NP, re-van de Wall HAD, & Levitt NS. 2005. Prevalence and determinants of stunting and overweight in 3-year-old black South African children residing in the Central Region of Limpopo Province, South Africa. Public Health Nutrition, 8(5), 501—508
Manurung, N.K. (2009). Pengaruh karakteristik remaja, genetik, pendapatan keluarga, pendidikan ibu, pola makan dan aktivitas fisik terhadap kejadian obesitas di SMU RK Tri Sakti Medan.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6708 /1/09E02213.pdf
Nelson. 2000. Ilmu Kesehatan Anak. EGC: Jakarta
Notoatmodjo. S.2011. Kesehatan masyarakat Ilmu dan seni. Jakarta: Rineka cipta
Notoatmodjo. S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Notoatmodjo. S.2012. Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka cipta
Permata, Y. L. 2009. Kelengkapan Imunisasi Dasar Anak Balita dan Faktor-faktor yang Berhubungan di Rumah Sakit Mary Cileungsi Hijau Bogor, Maret 2008 (Skripsi). Jakarta: FK UI. Permenkes RI Nomor 42 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan. Imunisasi. Jakarta
Purwandini K, Kartasurya M I. 2013. Pengaruh prmberian Mikronutrient Sprinkle Terhadap Perkembangan Motorik Anak Stunting Usia 12-36 Bulan. Journal of Nutrition College 2013; Volume 2 Nomor 1 Halaman 147-163
Puskes Panjang. 2014. Perencanaan Tingkat Puskesmas. Bandar Lampung: Puskes
Rahayu L.S, Sofyaningsih M. Pengaruh BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) dan Pemberian ASI Eksklusif Terhadap Perubahan Status Stunting Pada Balita di Kota dan Kabupaten Tangerang Provinsi Banten. Prosiding Seminar Nasional ―Peran Kesehatan Masyarakat dalam Pencapaian MDG’s di Indonesia‖; 12 April 2011 SK Menkes (2010)
Rahayu, 2011. Hubungan Pendidikan Orang Tua Dengan Perubahan Status Stunting Dari Usia 6-12 Bulan Ke Usia 3-4 Tahun. http://lemlit.uhamka.ac.id/files/makalah7leni.pdf
Riskesdas. 2013. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI : Jakarta
Sediaoetama. 2000.Ilmu Gizi untuk mahasiswa dan profesi jilid I. Jakarta: Dian Rakyat
Senbanjo, I., et al. 2011 .Prevalence of and Risk factors for Stunting among School Children and Adolescents in Abeokuta, Southwest Nigeria. Journal of Health Population and Nutrition. 29(4):364-370.
Soetjiningsih. 2000. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC.
Supariasa, dkk. 2001. Penilaian Status Gizi. Buku Kedokteran EGC.
Supartini. 2004 .Buku ajar konsep dasar keperawatan anak. Jakarta. EGC.
Susanto. 2015. 5 (Lima Imunisasi Dasar Lengkap Untuk Bayi Usia Dibawah 1(satu) Tahun). Kenginfo http://kenginfo.blogspot.co.id/2015/06/5-limaimunisasi-dasar-lengkap.htm
Taguri, A. E., et al,. 2008. Risk factors for stunting among under-fives inLibya.Public Health Nutrition: 12 (8). 1141-1149 http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18789172
UNICEF. 2007.ProgressFor Children : Stunting, Wasting, and Overweight. http://www.unicef.org/progressforchildren/2007n6/ind ex_41505.htm.
Yimer, G. 2000. ―Malnutrition Among Children in Southern Ethiopia: Levels and Risk Factors‖. Ethiop. J. Health Dev, 14(3): 283292. Diakses pada 13 Maret 2012 http://www.ejhd.uib.no
DOI: https://doi.org/10.33024/hjk.v10i3.243
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2018 HOLISTIK JURNAL KESEHATAN
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.