HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN KEJADIAN TB PARU DI PUSKESMAS RAWAT INAP PANJANG TAHUN 2015

Wahid Tri Wahyudi

Abstract


Pedahuluan: Dalam sebuah penelitian lebih dari 1,3 juta warga di dunia, perokok laki-laki memiliki 40% peningkatan risiko terinfeksi TB paru dibandingkan dengan bukan perokok dan mungkin lebih dari 55% meninggal karena TB paru. TB Paru BTA yang positif di klinik rawat jalan 2014 di Panjang berjumlah 111 penderita BTA positif sebanyak 69.391 warga (6,25%). Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan perilaku merokok dengan klinik rawat inap TB paru di Panjang 2015. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tersangka TB paru pada bulan Oktober-Desember 2014 berjumlah 219 orang, menggunakan sampel jumlah penduduk. Pengambilan data yang digunakan adalah teknik quetionnaire dan data analisis statistik menggunakan uji chi square. Hasil: Pada penelitian ini diketahui paling banyak menderita TB paru sekitar 134 (61%). Responden adalah perokok berat dengan rokok yang merokok lebih lama ≥10 tahun dengan jenis perokok berat sebesar 121 (55%), responden dengan perokok berat jumlah rokok merokok ≥ 10 butir pada hari sama dengan 126 (58%), responden perokok berat dengan Jenis cengkeh tembakau jenis 125 (57%). Hasil analisis bivariat diketahui hubungan yang signifikan antara merokok panjang (p = 0.000), jumlah rokok yang dihisap (p = 0.000) dan jenis rokok yang dihisap (p = 0.000) dengan risiko kejadian TB paru. Nasihat yang bisa diberikan untuk memberantas penderita TB paru dengan perilaku merokok pemberantasan TB Paru harus disertai dengan kerjasama puskesmas dan petugas kesehatan.

Keywords


Perilaku merokok, kejadian tuberkulosis paru

Full Text:

PDF

References


Anita &Aprina (2014), Riset Keperawatan, PSIK

Universitas Malahayati Bandar Lampung.

Arikunto S. (2010), Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Praktik, Rineka Cipta,

Jakarta.

Bustan,M.N (2007), Epidemiologi Penyakit Tidak

Menular. Renika Cipta, Jakarta.

Dinkes Provinsi Lampung (2013), Pedoman

Nasional Pengendalian Tuberkulosis

Dinas Kesehatan Provinsi Lampung,

Bandar Lampung.

Dinkes Kota Lampung (2014), Sasaran Kasus TB

Bandar Lampung, Dinas Kesehatan Kota

Bandar Lampung.

Danususanto,H. (2010) , Buku Saku Ilmu Penyakit

Paru Edisi 2, EGC, Jakarta.

Hufron,S. (2010), Mengenal Bahaya Merokok Bagi

Kesehatan, Yudhistira.

ISSN (2012), Jurnal Tuberkulosis Indonesia, PPTI,

Jakarta.

J. Kunoli, F. (2012), Asuhan Keperawatan Penyakit

Tropis, CV.Trans Info Media, Jakarta.

Muttaqin, A. (2008), Asuhan Keperawatan Klien

dengan gangguan Pernafasan Salemba

Medika, Jakarta.

Notoatmodjo, S. (2012), Metodologi Penelitian

Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.

Purnamasari, Y. (2010), Hubungan merokok

dengan angka kejadian tuberkulosis paru

di RSUD DR. Moewardi Surakarta. Dipetik

juli 23,2013, dari http://dglib.uns.ac.id.

Somantri, I. (2010), Asuhan Keperawatan Pada

Klien Dengan Gangguan Sistim

Pernapasan Edisi 2, Salemba Medika,

Jakarta.

S.Naga, S. (2012), Buku Panduan Lengkap Ilmu

Penyakit Dalam, Diva Press, Jogjakarta.

WHO,2006. Tuberkulosis, Kedaruratan Global.

www.tbcindonesia.or.id.

Wuaten, G. (2010), Hubungan Antara Kebiasaan

Merokok Dengan Penyakit TB Paru.

Dipetik juli 13, 2013, dari

Http://fkm.unsrat.ac.id/wpconten/uplads/2

/10/Gracewuaten.pdf.




DOI: https://doi.org/10.33024/hjk.v11i2.252

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2018 HOLISTIK JURNAL KESEHATAN

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.