Gambaran perilaku seksual pada remaja
Abstract
Sexual behavior among high school students
Background: Sexual behavior in adolescents indicates vulnerability to the incidence of venereal disease if the activity continues or leads to worse and even causes HIV/AIDS. Reasons for researchers take sample in high school students at Garut, its consideration is, based on the results of preliminary studies conducted by interviewing shows that some of the students' had a suspect negative sexual behavior.
Purpose: To describes of sexual behavior among high school students.
Method: The descriptive a quantitative with population all high school student and used stratified random sampling taken 268 respondents, univariate data analysis by descriptive analysis.
Results: Shows that less than half of sexual behavior among adolescents had risk categories of 100 respondents (37.3%). In demographic data is similar to other studies that at the age of 16 years old, they have a sexual deviations behavior (compulsive or destructive).
Conclusion: The sexual behavior among high school students shows that there are still many teenagers who engage in risky sexual behavior. This required intervention to provide health education to students and expecting to reduce deviant sexual behavior.
Keywords: Behavior; Sexual; High school; Students
Pendahuluan: Perilaku seksual pada remaja mengindikasikan kerawanan terhadap kejadian penyakit kelamin jika kegiatan tersebut berlanjut atau mengarah kepada yang lebih buruk bahkan sampai menyebabkan HIV/AIDS Alasan peneliti mengambil tempat penelitian di SMAN X Garut Pertimbangannya adalah, berdasarkan hasil study pendahuluan yang dilakukan peneliti dengan cara memwawancarai siswa yang menunjukkan bahwa beberapa perilaku siswa sudah menjurus kearah perilaku seksual walaupun proporsinya masih dalam skala kecil.
Tujuan: Untuk mengetahui gambaran perilaku seksual remaja di SMAN X Garut.
Metode: Penelitian deskriptif kuantitatif dengan teknik pengambilan sempel yang digunakan yaitu stratified random sampling dengan strata diambil tiap kelas yang berjumlah 22 kelas. jumlah sampel sebanyak 268 orang dengan tehnik probability sampling terdiri dari perempuan dan laki-laki instrumen yag digunakan menggunakan instrumen yang sudah baku. Analisa data yang dilakukan secara univariat dengan analisis deskriptif.
Hasil: Menunjukan perilaku seksual pada remaja kurang dari setengahnya memiliki kategori berisiko sebanyak 100 remaja (37,3%). Pada data demografi hasilnya sejalan dengan penelitian lain bahwa umur 16 tahun banyak terjadi penyimpangan seksual.
Simpulan: Perilaku seksual pada remaja di SMAN X Garut menunjukan masih banyak remaja yang yang melakukan perilaku seksual berisiko. Diperlukan intervensi untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada siswa adn diharapkan dapat mengurangi perilaku seksual yang menyimpang.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Amaliyasari, Y., & Puspitasari, N. (2008). Perilaku seksual anak usia pra remaja di sekitar lokalisasi dan faktor yang mempengaruhi. Jurnal Penelitian Dinas Sosial, 7(1), 54-60.
Ayu, I. M., Nadiyah, N., Situngkir, D., & Nitami, M. (2020). Program peningkatan pengetahuan kesehatan reproduksi remaja di SMK “X” Tangerang Raya. Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), 3(1), 87-95.
Azinar, M. (2013). Perilaku seksual pranikah berisiko terhadap kehamilan tidak diinginkan. KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 8(2).dari https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas/article/view/2639
Azwar, A. (2010). Kesehatan Reproduksi Remaja di Indonesia (Adolescent Reproductive Health in Indonesia). In unpublished paper presented at the: National Congress of Epidemiology IX in Jakarta (Vol. 8).
Darnoto, A. R. P. (2016). Hubungan penggunaan Smartphone Dengan Perilaku Seksual Remaja Di SMAN “X” Jember.
Duvall, E. R. M., & Miller, B. C. (2010). Marriage and family development (15th Ed). New York: Harper & Row Publisher.
Hadiati, I. D. T., & Ahmad, H. S. (2016). Hubungan pengaksesan situs pornografi dengan sikap seksual pranikah pada remaja di SMA 2 Banguntapan Bantul Yogyakarta (Doctoral dissertation, Universitas' Aisyiyah Yogyakarta).
Hartnagel, T. F., & Tanner, J. (1982). Class, Schooling and Delinquency: A Further Examination. Canadian J. Criminology, 24, 155.
Haryanto, R., & Suarayasa, K. (2013). Perilaku seksual pranikah pada siswa SMA Negeri 1 Palu. Academica, 5(2).
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2012). Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Kesehatan Reproduksi Remaja. Diakses dari: http://kesga.kemkes.go.id/images/pedoman/SDKI-2012-Remaja-Indonesia.pdf
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2014 Tentang Upaya Kesehatan Anak. Diakses dari: http://kesga.kemkes.go.id/images/pedoman/PMK%20No.%2025%20ttg%20Upaya%20Kesehatan%20Anak.pdf
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2015). Situasi Kesehatan Reproduksi Remaja. Diakses dari: https://pusdatin.kemkes.go.id/article/view/15090700003/situasi-kesehatan-reproduksi-remaja.html
Khairunnisa, A. (2013). Hubungan religiusitas dan kontrol diri dengan perilaku seksual pranikah remaja di MAN 1 Samarinda. Psikoborneo, 1(3).
Kurniasari, D. M. (2007). Faktor yang mempengaruhi perilaku seksual di kalangan mahasiswa: Studi Pada Mahasiswa Universitas Airlagga Surabaya (Doctoral dissertation, Universitas Airlangga).
Lubis, N. L. (2013). Psikologi Kespro Wanita dan Perkembangan Reproduksinya. Jakarta: Kencana.
Mahmudah, M., Yaunin, Y., & Lestari, Y. (2016). Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual remaja di Kota Padang. Jurnal Kesehatan Andalas, 5(2).
Mesra, E. (2016). Pengaruh Teman Sebaya Terhadap Perilaku Seksual Remaja, (2).
Naja, Z. S., Agusyahbana, F., & Mawarni, A. (2017). Hubungan pengetahuan, sikap mengenai seksualitas dan paparan media sosial dengan perilaku seksual pranikah pada remaja di beberapa SMA kota Semarang triwulan II tahun 2017. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 5(4), 282-293.
Pangkahila, W. (2015). Peranan seksuologi dalam kesehatan reproduksi. dalam: Obstetri dan Ginekologi Sosial. Yayasan Bina Pustaka Sarwono. Jakarta. Hal, 64-70.
Pantiawati, I., & Trisnawati, Y. (2014). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Deng Seks Pranikah Pada Remaja Di Desa Susukan Kecamatan Sumbang. Bidan Prada: Jurnal Publikasi Kebidanan Akbid YLPP Purwokerto, 5(1).
Pujiningtyas, L. R. (2014). Hubungan penggunaan media sosial dengan perilaku seks siswa smp di surakarta artikel publikasi ilmiah, 0–16.
Rahmadani, I., Agushybana, F., & Dharmawan, Y. (2018). Hubungan Persepsi Lingkungan Tempat Tinggal Dan Pemanfaatan Smartphone Dengan Perilaku Berpacaran Yang Beresiko Pada Remaja Yang Tinggal Di Daerah Lokalisasi Gambilangu Kota Semarang, 6(1).
Saputro, A. (2015). Perilaku Seks Pranikah Mahasiswa Pengguna Jasa Cybersex Di Kota Semarang, 3(April), 851–859.
Sarwono, S. W. (2015). Psikologi Remaja edisi revisi. Jakarta: Rajawali Pers.
Soetjiningsih, P. (2010). Dr. SpA (K), IBCLC (penyunting) dalam Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Cet. 5.
Suryoputro, A., Ford, N. J., & Shaluhiyah, Z. (2006). Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual remaja di jawa tengah: implikasinya terhadap kebijakan dan layanan kesehatan seksual dan reproduksi. Makara kesehatan, 10(1), 29-40.
Verawaty, S. N., & Rahayu, L. (2012). Merawat dan menjaga kesehatan seksual wanita. Bandung: Gravindo, 46-55.
World Health Organization. (2014). Health for the World’s Adolescents A second chance in the second decade. Diakses dari: https://apps.who.int/adolescent/second-decade/files/1612_MNCAH_HWA_Executive_Summary.pdf
Yanti, E. D., & Dewi, Y. I. (2015). Pengaruh pendidikan kesehatan dengan menggunakan media audiovisual terhadap pengetahuan dan sikap remaja mengenai upaya pencegahan penyakit menular seksual (Doctoral dissertation, Riau University).
DOI: https://doi.org/10.33024/hjk.v14i2.2761
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2020 Holistik Jurnal Kesehatan
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.