Pengaruh Slow Deep Breathing (SDB) dapat menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi primer

Silvia Nora Anggreini, Alfianur Alfianur

Abstract


Effects of slow and deep breathing on blood pressure in patients with primary hypertension 

Background: Hypertension is often finding during routine health checks or comes with other complaints such as headaches or dizziness. If hypertension remains unknown and untreated, it can lead to death from heart failure, myocardial infarction, stroke, and kidney failure. Hypertension can be treated in two ways by pharmacological and non-pharmacological therapy. Pharmacological therapy is carried out by administering antihypertensive drugs. Non-pharmacological therapy that may be an alternative to control blood pressure is slow deep breathing (SDB) or deep and slow breathing.

Purpose: To determine the effects of slow and deep breathing on blood pressure in patients with primary hypertension

Method: A quantitative method with pre and post test designs without control. The sample in this study were all primary hypertension patients who were treated at Pekanbaru Medical Center (PMC) Hospital. The sample in this study was taken using a non-probability sampling technique, namely the total sampling method. The analysis used is univariate and bivariate. The statistical test used to determine the difference in blood pressure before and after SBD using Paired samples T Test.

Results: The statistical test, it was found that the average decrease in systolic blood pressure was 8.95 mmHg with p value p = 0.02 < 0.05 and diastolic blood pressure was 7.29 mmHg with p value p = 0.01 < 0.05 indicating that there was a difference in blood pressure before and after SDB

Conclusion: There is a significant effect of slow and deep breathing on blood pressure in patients with primary hypertension

Keywords: Patients; Hypertension; Blood pressure; Slow deep breathing

Pendahuluan : Hipertensi sering ditemukan secara tidak sengaja pada waktu pemeriksaan kesehatan rutin atau datang dengan keluhan lain misalnya sakit kepala atau pusing. Apabila hipertensi tetap tidak diketahui dan tidak dirawat dapat mengakibatkan kematian karena payah jantung, infark miokardium stroke dan gagal ginjal. Penaganan hipertensi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu terapi farmakologis dan non farmakologis. Terapi farmakologis dilakukan dengan pemberian obat-obatan antihipertensi. Terapi non-farmakologis yang mungkin menjadi alternatif untuk mengontrol takanan darah yaitu latihan slow deep breathing  (SDB) atau penafasan dalam dan lambat.

Tujuan : Mengetahui pengaruh latihan SDB terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi primer.

Metode : Penelitian kuantitatif dengan desain pre dan post test without control. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruhan pasien hipertensi primer yang dirawat di RS Pekanbaru Medical Center (PMC). Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik non probability sampling yaitu dengan metode total sampling. Analisis yang digunakan adalah univariat dan bivariate. Uji statistic yang digunakan untuk mengetahui perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah SDB menggunakan Paired samples T Test.

Hasil : Dari uji statistik didapatkan rata-rata penurunan takanan darah sistolik  sebesar 8.95 mmHg dengan nilai p value p = 0.02 < 0.05 dan tekanan darah diastolik 7,29 mmHg  dengan nilai p-value p = 0.01 < 0.05 menunjukkan terdapat perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah SDB

Simpulan : Terdapat pengaruh yang signifikan pada tekanan darah setelah dilakukan  SDB pada pasien hipertensi di Rumah Sakit Pekanbaru Medical Center


Keywords


Pasien; Hipertensi; Tekanan darah; Slow deep breathing

References


Apriany. (2015). Prevalensi Penderita Hipertensi Di Indonesia. Cetakan Kedua. Bandung.Pt. Alumni.

Berek, P. A. (2010). Efektifitas Slow Deep Breathing Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Primer Di Atambua Nusa Tenggara Timur: A Randomized Clinical Trial. Perpustakaan Universitas Indonesia, 1-215.

Cortas, K. (2008). Hypertension.[serial online]. The Journal of Public Health http://www. emedicine. com [28 Desember 2017].

Gannong, W & Mcphee, S. (2012). Patofisiologi Penyakit: Pengantar Menuju Kedokteran Klinis Jakarta: EGC

Hendraswari D. (2008). Beberapa Faktor Yang Berubungan Dengan Kejadian Hipertensi Di Kelurahan Jagakarsa. Skripsi Fkm Ui. Depok

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Infodatin Hipertensi. Jakarta: Pusat Data Dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kowalak, J. P., Welsh, W., & Mayer, B. (2011). Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC, 233.

Kurnia, E., & Suwardianto, H. (2011). Pengaruh Terapi Relaksasi Napas Dalam (Deep Breathing) Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Puskesmas Kota Wilayah Selatan Kota Kediri. Jurnal Penelitian Stikes Kediri, 4(1), 38-50.

Kusumawaty, J., Hidayat, N., & Ginanjar, E. (2016). Hubungan Jenis Kelamin Dengan Intensitas Hipertensi Pada Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Lakbok Kabupaten Ciamis. Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan, 16(2), 46-51.

Lita, L. (2017). Faktor Risiko Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Harapan Raya Pekanbaru. Scientia: Jurnal Farmasi Dan Kesehatan, 7(2), 159-167.

Linton, A. D., & Maebius, N. K. (2019). Study Guide For Medical-Surgical Nursing E-Book. Elsevier Health Sciences.

Murnawan, T., Indrawati, L., & Pradono, J. (2013). Permasalahan dan faktor risiko yang berhubungan dengan terjadinya hipertensi di Kabupaten Bogor Prop. Jawa Barat. Indonesian Bulletin Of Health Research, 41(2), 20672.

Pradono, J. (2010). Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Terjadinya Hipertensi Di Daerah Perkotaan (Analisis Data Riskesdas 2007). Gizi Indonesia, 33(1).

Price, S. A., & Wilson, L. M. (2012). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 6. Jakarta: Egc. Sarru', Ea, Mudarris, F. & Amr, Ss, 2004. Male Breast Cancer. Middle East Journal Of Family Medicine, 6(6), 1-6.

Rahayu, P. D. (2015). Pemberian Latihan Slow Deep Breathing Terhadap Intensitas Nyeri Kepala Akut Pada Asuhan Keperawatan Nn. L Dengan Cedera Kepala Ringan Di Ruang Tulip Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta.

Sartika, A., Wardi, A., & Sofiani, Y. (2018). Perbedaan Efektivitas Progressive Muscle Relaxation (Pmr) Dengan Slow Deep Breathing Exercise (Sdbe) Terhadap Tekanan Darah Penderita Hipertensi. Jurnal Keperawatan Silampari, 2(1), 356-370.

Sebastianus, K. T., Wulandari, T., & Khoiriyati, A. (2015). Efektifitas Kombinasi Terapi Musik Dan Slow Deep Breathing Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi. Ijnp (Indonesian Journal Of Nursing Practices), 2(2), 155-165.

Syahrini, E. N., Susanto, H. S., & Udiyono, A. (2012). Faktor-Faktor Risiko Hipertensi Primer Di Puskesmas Tlogosari Kulon Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 1(2), 315-325.

Williston, S. K., Grossman, D., Mori, D. L., & Niles, B. L. (2020). Mindfulness Interventions In The Treatment Of Posttraumatic Stress Disorder. Professional Psychology: Research And Practice.

Zaenurrohmah, D. H., & Rachmayanti, R. D. (2017). Hubungan Pengetahuan Dan Riwayat Hipertensi Dengan Tindakan Pengendalian Tekanan Darah Pada Lansia. Stroke, 33(46.1), 67




DOI: https://doi.org/10.33024/hjk.v15i2.5182

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 Holistik Jurnal Kesehatan

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.