Stunting dan faktor determinannya pada balita usia 6–59 bulan di Kabupaten Lampung Tengah

Veronica Ela Rimawati, Dhiny Easter Yanti, Nurul Aryastuti

Abstract


Stunting and its determinant factors among children aged 6–59 months in Central Lampung Regency

Background: Stunting is a chronic malnutrition problem caused by insufficient nutritional intake for a long time because of poor nutritional needs. In (2018) data at the level of Lampang Province was above the national average, of 42.64% of most cases of stunting in Central Lampung Regency with a prevalence of 52.8%, then West Lampung with a prevalence of 37.3%, and Pesawaran 35.1.%.

Purpose: To know the relationship stunting and its determinant factors among children aged 6–59 months in Central Lampung Regency

Method: Quantitative research with a case-control approach. The population in this study were all toddlers aged 6-59 months, a sample of 144. Data collection used a questionnaire, univariate data analysis (frequency distribution), bivariate (chi-square), and multivariate (logistic regression).

Results: There was no relationship between weight (p-value 1,000 OR 1.057), consumption of iodized salt (p-value 0.404 OR 1.398), education (p-value 0.732 OR 1.193), history of infectious disease (p-value 0.243 OR 639). There is a relationship between exclusive breastfeeding (p-value 0.025 OR 2.326), nutritional status of pregnant women (p-value 0.000 OR 16.771), taking vitamin A capsules (p-value 0.033 OR 2.311), various foods (p-value 0.000 OR 4.333), and economic status (p-value 0.000 OR 10.771) with the incidence of stunting. Conclusion: Nutritional status during pregnancy is the dominant factor with the highest OR value of 16,207.

Conclusion: Nutritional status during pregnancy is the dominant factor with the highest OR value of 16,207. 

Keywords: Toddler; Nutrition; Stunting

Pendahuluan: Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) diyakini menjadi kunci untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Stunting telah menjadi salah satu masalah gizi yang dialami penduduk Indonesia. Banyak cara untuk mengurangi prevalensinya, salah satunya adalah dengan mengonsumsi singkong.

Tujuan: Untuk mengetahui hubungan Stunting dan faktor determinannya pada balita usia 6–59 bulan di Kabupaten Lampung Tengah

Metode: Pendekatan case control, populasi dalam penelitian adalah seluruh balita usia 6-59 bulan, sampel berjumlah 144. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, analisis data secara univariat (distibusi frekuensi), bivariat (chi square), dan multivariat (regresi logistik).

Hasil: Tidak ada hubungan menimbang berat badan (p-value 1,000 OR 1,057), mengonsumsi garam beryodium (p-value 0,404 OR 1,398), pendidikan (p-value 0,732 OR 1,193), riwayat penyakit infeksi (p-value 0,243 OR 639). Ada hubungan ASI eksklusif .(p-value 0,025 OR 2,326), status gizi ibu hamil .(p-value 0,000 OR 16,771), mengonsumsi kapsul vitamin A (p-value 0,033 OR 2,311), makanan beraneka ragam (p-value 0,000 OR 4,333), dan status ekonomi (p-value 0,000 OR 10,771) dengan kejadian stunting.

Simpulan: Status gizi saat ibu hamil merupakan faktor dominan nilai OR tertinggi yaitu sebesar 16,207.


Keywords


Balita; Nutrisi; Stunting

References


Almatsier, S., Soetardjo, S., & Soekatri, M. (2019). Gizi seimbang dalam daur kehidupan.

Destiadi, A., Nindya, T. S., & Sumarmi, S. (2015). Frekuensi Kunjungan Posyandu dan Riwayat Kenaikan Berat Badan sebagai Faktor Risiko Kejadian Stunting pada Anak Usia 3–5 Tahun. Media Gizi Indonesia, 10(1), 71-75.

Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Tengah. (2019). Profil Kesehatan Kabupaten Lampung Tengah 2018. Lampung. Diakses dari https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PROVINSI_2019/08_Profil-Kesehatan_Lampung_2019.pdf.

Direktorat Bina Gizi. (2007). Pedoman Strategi Kie Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2012/05/strategi-KIE-Kadarzi.pdf

Faiqoh, R. B. (2018). Hubungan ketahanan pangan keluarga dan pola asuh dengan status gizi anak usia 24-59 bulan di daerah pesisir (studi di wilayah kerja puskesmas Bandarharjo kota Semarang) (Doctoral Dissertation, Diponegoro University).

Fauzia, S., Pangestuti, D. R., & Widajanti, L. (2016). Hubungan keberagaman jenis makanan dan kecukupan gizi dengan indeks massa tubuh (Imt) pada ibu menyusui Di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang Tahun 2016. Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip), 4(3), 233-242.

Fikawati, S., Syafiq, A., & Karima, K. (2019). Gizi ibu dan bayi.

Fikrina, L. T., & Rokhanawati, D. (2017). Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 24-59 Bulan di Desa Karangrejek Wonosari Gunung Kidul (Doctoral dissertation, Universitas' Aisyiyah Yogyakarta).

Indrawati, S. (2017). Hubungan Pemberian Asi Esklusif Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 2-3 Tahun Di Desa Karangrejek Wonosari Gunungkidul (Doctoral dissertation, Universitas' Aisyiyah Yogyakarta).

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2020 Tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Diakses dari http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No__2_Th_2020_ttg_Standar_Antropometri_Anak.pdf.

Loya, R. R. P., & Nuryanto, N. (2017). Pola Asuh Pemberian Makan pada Balita Stunting Usia 6–12 bulan di Kabupaten Sumba Tengah Nusa Tenggara Timur (Doctoral dissertation, Diponegoro University).

Mitra, M. (2015). Permasalahan Anak Pendek (Stunting) dan Intervensi untuk Mencegah Terjadinya Stunting (Suatu Kajian Kepustakaan). Jurnal Kesehatan Komunitas, 2(6), 254-261.

Nurlenika, N. I. M., & Muhartati, M. (2017). Hubungan Asupan Garam Beryodium Pada Ibu Saat Hamil Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan Di Puskesmas Wonosari I Gunungkidul (Doctoral dissertation, Universitas' Aisyiyah Yogyakarta).

Picauly, I., & Toy, S. M. (2013). Analisis determinan dan pengaruh stunting terhadap prestasi belajar anak sekolah di Kupang dan Sumba Timur, NTT. Jurnal Gizi dan Pangan, 8(1), 55-62.

Prastia, T. N., & Listyandini, R. (2020). Keragaman Pangan Berhubungan dengan Stunting Pada Anak Usia 6-24 Bulan. HEARTY: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 8(1).

Primawardani, Y. (2017). Perawatan Fisik terkait Penyediaan Makanan dan Minuman Bagi Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Ditinjau dari Pendekatan Hak Asasi Manusia. Jurnal Ilmiah Kebijakan Hukum, 11(2), 159-179.

Rifiana, A. J., & Agustina, L. (2018). Analisis Kejadian Stunting Pada Balita Di Desa Pasirdoton Kecamatan Cidahu Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat Tahun 2017-2018. Jurnal Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, 4(2).

Soetjiningsih, S. (2013). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC

Supariasa, I D. (2012). Penilaian Status Gizi. Jakarta. Penerbit Buku. Kedokteran EGC

Uniwati, Y., & Puspowati, S. D. (2018). Hubungan Tingkat Konsumsi Protein, Vitamin A, Zat Besi dari Pangan Hewani dengan Status Gizi Anak Bawah Dua Tahun di Puskesmas Sangkrah Kota Surakarta (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Wijayanti, H. N., & Fauziah, A. (2017). The Impact Of Pmba Training For Posyandu Cadres On Improving The Nutritional Status Of Stunting Children

Wijayanti, S., & Nindya, T. S. (2017). Hubungan Penerapan Perilaku Kadarzi (Keluarga Sadar Gizi) dengan Status Gizi Balita di Kabupaten Tulungagung. Amerta Nutrition, 1(4), 379-388.

World Health Organization. (2017) Levels And Trends In Child Malnutrition. Diakses dari https://www.who.int/nutgrowthdb/2018-jme-brochure.pdf

Yulianto, A., & Hana, R. (2021). Penyuluhan kesehatan kekurangan energi kronik dan tinggi badan ibu terhadap kejadian stunting pada balita. JOURNAL OF Public Health Concerns, 1(4).




DOI: https://doi.org/10.33024/hjk.v15i3.5613

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 Holistik Jurnal Kesehatan

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.