HUBUNGAN JUMLAH LEUKOSIT DENGAN KEJADIAN SINDROM SYOK DENGUE (SSD) PADA ANAK DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG

Devita Febriani Putri* -  Prodi kedokteran umum Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati, Indonesia
Tusy Tri Wahyuni -  Universitas Malahayati

ABSTRAK

 

Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit infeksi virus dengue yang masih menjadi masalah kesehatan dunia. Trombosit dan haemotokrit menjadi salah satu indikator yang dinilai dalam pemeriksaan laboratorium DBD, sedangkan leukopenia merupakan salah satu penanda syok yang sering ditemukan dalam perjalanan penyakit DBD masih sering diabaikan dalam diagnosis DBD.

Mengetahui hubungan jumlah leukosit dengan SSD pada anak di RSUD dr. H.Abdul Moeloek Bandar Lampung Tahun  2017.

Penelitian ini merupakan studiretrospektif dengan rancangan studi cross sectional.Subyek penelitian adalah anak-anak yang didiagnosis DBD, dan melakukan pemeriksaan darah rutin di  RSUDDr. H.Abdoel Moeloek Bandar Lampung selama tahun 2017. Data didapatkan dari rekam medik dengan analisis menggunakan uji statistic chi-square. Total sampel yang didapat 35 anak menderita DBD dengan 24 diantaranya mengalami SSD.

Hasil analisis penelitian menyatakan terdapat perbedaan bermakna antara jumlah leukosit pada anak penderita SSD dibandingkan anak yang tidak mengalami SSD (P=0.026).Penderita DBD anak dengan leukopenia memiliki resiko mengalami SSD lebih tinggi 13,1 dibandingkan dengan penderita DBD anak tanpa leukopenia.

Terdapat hubungan positif antara jumlah leukosit dengan kejadian sindroma syok dengue pada anak penderita DBD di RSUD dr.H. Abdul Moeloek Bandar Lampung.

 

Kata Kunci: leukosit, SSD, dengue, anak

  1. Adams, D. H., & Nash, G. B. (1996). Disturbance of leucocyte circulation and adhesion to the endothelium as factors in circulatory pathology. British journal of anaesthesia, 77(1), 17-31.
  2. Agilatun, N. (2007). Hubungan antara Jumlah Leukosit dengan Kejadian Syok pada Penderita Demam Berdarah Dengue Dewasa di RSUP DR. Kariadi Semarang (Doctoral dissertation, Faculty of Medicine).
  3. Aryati. (2017). Buku Ajar Demam Berdarah Dengue Edisi 2 Tinjauan Laboratoris. Surabaya: Airlangga University Press.
  4. Clyde, K., Kyle, J. L., & Harris, E. (2006). Recent advances in deciphering viral and host determinants of dengue virus replication and pathogenesis. Journal of virology, 80(23), 11418-11431.
  5. Dewi, R., Tumbelaka, A. R., & Sjarif, D. R. (2006). Clinical features of dengue hemorrhagic fever and risk factors of shock event. Paediatrica Indonesiana, 46(3), 144-8.
  6. Diana, M. (2007). Korelasi Antara Trombositopenia dengan Hemokonsentrasi Sebagai Faktor Predisposisi Terjadinya Syok pada Pasien Demam Berdarah Dengue Dewasa di RSUP Dr. Kariadi Semarang (Doctoral dissertation, Faculty of Medicine).
  7. Dinas Kesehatan Provinsi lampung. (2014). Profil Kesehatan Provinsi lampung 2014. Diakses dari https://dinkes.lampungprov.go.id.
  8. Kementerian Kesehatan, R. I. (2014). Profil kesehatan indonesia. Diakses dari http://www. kemkes. go. id.
  9. Lee, Y. R., Liu, M. T., Lei, H. Y., Liu, C. C., Wu, J. M., Tung, Y. C., ... & Liu, H. S. (2006). MCP-1, a highly expressed chemokine in dengue haemorrhagic fever/dengue shock syndrome patients, may cause permeability change, possibly through reduced tight junctions of vascular endothelium cells. Journal of General Virology, 87(12), 3623-3630.
  10. Noisakran, S., & Perng, G. C. (2008). Alternate hypothesis on the pathogenesis of dengue hemorrhagic fever (DHF)/dengue shock syndrome (DSS) in dengue virus infection. Experimental biology and medicine, 233(4), 401-408.
  11. Raihan, R., Hadinegoro, S. R. S., & Tumbelaka, A. R. (2016). Faktor prognosis terjadinya syok pada demam berdarah dengue. Sari Pediatri, 12(1), 47-52.
  12. Rena, N. M. R. A., Utama, S., & Parwati, T. (2009). Kelainan hematologi pada demam berdarah dengue. Jurnal Penyakit Dalam, 10(3), 218-225.
  13. Risniati, Y., Tarigan, L. H., & Tjitra, E. (2011). Leukopenia Sebagai Prediktor Terjadinya Sindrom Syok Dengue Pada Anak Dengan Demam Berdarah Dengue Di Rspi. Prof. Dr. Sulianti Saroso. Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 21(3).
  14. Setiati, S., Alwi, I., Sudoyo, A. W., Simadibrata, M., Setiyohadi, B., & Syam, A. F. (2014). Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jakarta: Interna Publishing.
  15. Soedarto. (2012). Demam Berdarah Dengue Dengue Haemorrhagic Fever. Jakarta: Sagung Seto.
  16. Soegijanto, S. (2006). Demam Berdarah Dengue Edisi 2. Surabaya: Airlangga University Press.
  17. World Health Organization. (2005). Dengue, dengue haemorrhagic fever and dengue shock syndrome in the context of the integrated management of childhood illness (No. WHO/FCH/CAH/05.13). Geneva: World Health Organization.
  18. World Health Organization. (2011). Comprehensive guideline for prevention and control of dengue and dengue haemorrhagic fever.
  19. Wilder-Smith, A., Chen, L. H., Massad, E., & Wilson, M. E. (2009). Threat of dengue to blood safety in dengue-endemic countries. Emerging infectious diseases, 15(1), 8.

Open Access Copyright (c) 2019 Jurnal Kebidanan Malahayati

Policies

Submissions

Other

Focus and Scope
Section Policies
Peer Review Process
Publication Frequency
Open Access Policy
Online Submissions
Author Guidelines
Copyright Notice
Privacy Statement
Author Fees
Journal Sponsorship
Journal History
Site Map
About this Publishing System
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati)