FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

Umi Salamah* -  STIKES PRIMA INDONESIA, Indonesia
Philipa Hellen Prasetya -  Akademi Kebidanan Prestasi Agung, Indonesia

Menyusui adalah  proses alami bagi seseorang ibu untuk menghidupi dan menyejahterakan anak pasca melahirkan. Proses menyusui yang tidak mudah memerlukan kekuatan agar dapat berhasil (Riksani, 2012). Air Susu Ibu (ASI) merupakan proses nutrisi alamiah terbaik bagi bayi karena mengandung kebutuhan energy dan zat yang dibutuhkan selama enam bulan pertama kehidupan bayi. Namun, adakalanya seorang ibu mengalami masalah dalam pemberian ASI. Kendala yang utama adalah karena produksi ASI tidak lancar (Saleha, 2009).

Manfaat ASI yaitu bayi mendapatkan kekebalan tubuh serta perlindungan dan kehangatan melalui kontak kulit dengan ibunya, mengurangi perdarahan serta konservasi zat besi, protein dan zat lainnya, dan ASI Ekslusif dapat menurunkan angka kejadian alergi, terganggunya pernapasan, diare dan obesitas pada anak (Riskani, 2012). Bila bayi tidak diberi ASI Eksklusif  memiliki dampak yang tidak baik bagi bayi. Adapun dampak memiliki risiko kematian karena diare 3,94 kali lebih besar dibandingkan bayi yang mendapat ASI Eksklusif (Kemenkes, 2010). Bayi yang diberi ASI akan lebih sehat dibandingkan dengan bayi yang diberi susu formula.

Pemberian ASI akan lebih sehat dibandingkan dengan bayi yang diberi susu formula. Pemberian susu formula pada bayi dapat meningkatkan risiko infeksi saluran kemih, saluran nafas dan telinga. Bayi juga mengalami diare, sakit perut (kolik), alergi makanan, asma, diabetes dan penyakit saluran pencernaan kronis (Hapsari, 2014).

Sehubungan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) atau tujuan pembangunan berkelanjutan 2030, menyusui merupakan salah satu langkah pertama bagi seorang manusia sejahtera. Sayangnya tidak semua orang mengetahui hal ini. Dibeberapa Negara maju dan berkembang termasuk Indonesia, banyak ibu karir yang tidak menyusui secara eksklusif. Menurut UNICEF, ASI Eksklusif dapat menekan angka kematian bayi di Indonesia.

UNICEF menyatakan bahwa 30 ribu kematian anak balita di Indonesia dan 10 juta kematian balita di seluruh dunia setiap tahun dapat dicegah melalui pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan sejak pertama setelah kelahiran bayi tanpa memberikan makanan dan minuman tambahan kepada bayi (Prasetyono, 2009). Cakupan ASI Eksklusif di negara ASEAN seperti India mencapai 46%, di Philipina 34%, di Vietnam 27%, di Myanmar 24% sedangkan di Indonesia sudah mencapai 54,3% (Infodatin, 2014).

 

Di Indonesia hampir 9 dari 10 ibu pernah memberikan ASI, namun penelitian IDAI (Yohmi dkk, 2015) menemukan hanya 49,8% yang memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan sesuai rekomendasi WHO. Hasil penelitian di DKI Jakarta dari Program Magister Kedokteran Kerja Departemen Kedokteran Komunitas FKUI, diperoleh presentase di Jakarta yang memberikan ASI Eksklusif pada bayinya hanya 32%. Bahkan 80% pekerja pabrik di Jakarta tidak memberikan ASI Eksklusif. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor dari pengetahuan, dukungan suami, keberhasilan IMD dan pekerjaan karena aktifitas kerja ibu yang berfokus kepada pencapaian karir. Hak ibu untuk memberikan ASI Eksklusif dan menyediakan fasilitas khusus untuk menyusui hak ini tertuang pada bab V pasal 30 (Hapsari, 2014).

Berdasarkan Studi Pendahuluan data yang diperoleh di Pramuka Sari RW 08 Kelurahan Rawasari Jakarta pusat, Dari jumlah 26 Ibu yang memiliki bayi di dapatkan 18 orang  (69,2%) tidak memberikan ASI Ekslusif. 

  1. Alimul. 2012. Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analis Data. Jakarta: Salemba Medika
  2. Fitria. 2013. Hubungan Pengetahuan Sikap Ibu dan Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Perumnas Kota Lubuk Lingau Tahunn 2013. Jurnal Kesehatan Bina Husada, volume 9 (2)
  3. Hapsari. 2014.Buku Pintar ASI Eksklusif. Jakara:Salsabila
  4. Hartati. 2013. Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu dalam Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Pangkalan Balai Banyuasin III Tahun 2013. Jurnal Kesehatan Bina Husada, Volume 9 (2)
  5. Maryunani. 2015. Inisiasi Menyusu Dini, ASI Eksklusif dan Manajemen Laktasi. Jakarta: TIM
  6. Monika. 2014. Buku Pintar ASI dan Menyusui. Jakarta: Noura Books
  7. Notoatmodjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
  8. Purwanti. 2013. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puseksmas Bandar Jaya Lahat Tahun 2013. Jurnal Maternitas Bina Husada, Volume 1 (2)
  9. Priyatno. 2008. Mandiri Belajar SPSS. Yogyakarta: Mediakom
  10. Sutanto. 2014. Statistik Kesehatan. Jakarta: Rajawali Pers
  11. Riksani. 2012. Keajaiban ASI (Air Susu Ibu). Jakarta: Dunia Sehat
  12. Saleha. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: TIM
  13. Syarifudin. 2009. Promosi Kesehatan Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: TIM

Open Access Copyright (c) 2018 Rani Fitriani, Ririn Wulandari

Policies

Submissions

Other

Focus and Scope
Section Policies
Peer Review Process
Publication Frequency
Open Access Policy
Online Submissions
Author Guidelines
Copyright Notice
Privacy Statement
Author Fees
Journal Sponsorship
Journal History
Site Map
About this Publishing System
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati)