ANALISIS FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA

Supriyatun Supriyatun* -  PRODI DIII KEBIDANAN STIKes BINA PUTERA BANJAR, Indonesia

Background : Indonesia is still facing nutritional problems that have a serious impact on the Quality of Human Resources (HR). One of the nutritional problems that has become a major concern at this time is the high number of stunting children. Indonesia is a country with a high prevalence of malnutrition in toddlers. In 2019, the prevalence of stunting in toddlers in Indonesia was 27.7 percent, in West Java in 2018 there was 19.4 percent, in the city of Banjar in 2020 there were 8.26% under five with stunting and in the working area of the Purwaharja 2 Health Center itself in 2020 there are 25 cases. The causes of stunting are very complex, including a history of LBW, history of exclusive breastfeeding, mother's education, family socio economic status and birth spacing.

Objective: to analyze the risk factors associated with the incidence of stunting in toddlers in the Work Area of the Purwaharja 2 Public Health Center, Banjar City in 2020.

Methods:. The type of research used is correlational research using Case Control design. The research analysis used Chi-square and multivariable analysis to see which factor was the most dominant using multiple logistic regression analysis. The number of research subjects as many as 50 people with details of the case group of 25 respondents and the control group of 25 respondents. The sampling technique used is total sampling. The measuring instrument used is a checklist.

Results: univariate analysis found under five with a history of not LBW 43 respondents (86%) toddlers with a history of LBW 7 respondents (14%) under five with a history of exclusive breastfeeding 40 respondents (80%) under five without exclusive breastfeeding 10 respondents (20%), maternal education middle school 34 respondents (68%) basic education 11 respondents (22%) higher education 5 respondents (10%), socio economic status in the non-poor family category 37 respondents (74%) in the poor family category as many as 13 respondents (26%), birth spacing category more than equal to 2 years 43 respondents (86%) less than 2 years category as many as 14 respondents (14%). The results of the bivariate analysis were only the history of LBW that had a significant relationship with the incidence of stunting with a P-value 0.010.

Conclusion: The risk factor associated with the incidence of stunting in the work area of the Purwaharja II Public Health Center in Banjar Municipality is a history of low birth weight.

Suggestion: improve counseling for all mothers who have under five, especially those with under five with a history of LBW about the incidence of stunting, whether it's recognizing what the characteristics are, and how to prevent it, it is hoped that early detection and early management of under five can be made who experienced stunting

 

Keywords: stunting, risk factors, toddlers

 

ABSTRAK

 

Latar Belakang : Indonesia masih menghadapi permasalahan gizi yang berdampak serius terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satu masalah gizi yang menjadi perhatian utama saat ini adalah masih tingginya anak balita pendek (Stunting). Indonesia merupakan negara dengan prevalensi gizi kurang pada balita cukup tinggi. Pada tahun 2019, prevalensi balita stunting Indonesia sebesar 27,7 persen, di jawa barat di tahun 2018 terdapat 19,4 persen, di kota Banjar pada tahun 2020 tercatat 8,26% balita dengan stunting dan  di wilayah kerja Puskesmas Purwaharja 2 sendiri pada tahun 2020 terdapat 25 kasus. Penyebab stunting sangat kompleks diantaranya adalah riwayat BBLR, Riwayat pemberian ASI ekslusif, Pendidikan ibu, status sosial ekonomi keluarga dan jarak kelahiran.

Tujuan : menganalisis faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Purwaharja 2 Kota Banjar tahun 2020.

Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional dengan menggunakan rancangan Kasus Kontrol. Analisis penelitian menggunakan Chi-square. Jumlah subjek penelitian sebanyak 50 orang dengan rincian kelompok kasus 25 responden dan kelompok kontrol sebanyak 25 responden. Tekhnik sampling yang digunakan adalah total sampling. Alat ukur yang digunakan adalah lembar ceklis. 

Hasil : analisis univariat didapatkan balita dengan Riwayat tidak BBLR 43 responden (86 %) balita dengan Riwayat BBLR 7 responden (14 %) balita dengan Riwayat ASI ekslusif 40 responden (80 %) balita tidak ASI ekslusif 10 responden (20 %), pendidikan ibu menengah 34 responden (68 %) pendidikan dasar 11 responden (22 %) pendidikan tinggi 5 responden (10 %),  status sosial ekonomi kategori non gakin 37 responden (74 %) kategori gakin yaitu sebanyak 13 responden (26 %),   jarak kelahiran kategori lebih dari sama dengan 2 tahun 43 responden (86 %) kategori kurang dari 2 tahun yaitu sebanyak 14 responden (14 %). Hasil analisis bivariat hanya faktor riwayat BBLR yang mempunyai hubungan yang bermakna dengan kejadian Stunting dengan P-value 0,010.

Kesimpulan : Faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian stunting di wilayah kerja Puskesmas Purwaharja II Kota Banjar adalah riwayat BBLR

Saran :  meningkatkan penyuluhan bagi semua ibu yang memiliki balita khususnya yang memiliki balita dengan riwayat BBLR tentang kejadian stunting baik itu mengenali apa saja ciri-cirinya, dan bagaimana upaya pencegahannya, hal ini diharapkan agar dapat dilakukan deteksi lebih dini dan   melakukan penatalaksanaan lebih awal terhadap balita yang mengalami kejadian stunting

 

Kata kunci : stunting, faktor risiko, balita

Keywords : Stunting, Faktor Risiko, Balita

  1. Badan Pusat Statistik, Profil Statistik Kesehatan, 2019
  2. Candra A. (2020). Epidemiologi Stunting.Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang
  3. Cyntia, Suryawan IWB, Widiasa. A. (2019). Hubungan Riwayat ASI Eksklusif dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia 12-59 Bulan di RSUD Wangaya Kota Denpasar. Jurnal Kedokteran Meditek, 1, 29–35. http://ejournal.ukrida.ac.id/ojs/index.php/Meditek/indexhttp://ejournal.ukrida.ac.id/ojs/index.php/Meditek/article/view/1733
  4. Dinkes Kota Banjar. Prevalensi Stunting, 2020
  5. Indrastuty D, Pujiyanto. (2014). di Indonesia : Analisis Data Indonesia Family Life Survey ( IFLS ). 3(2), 71–74.
  6. Indrawati ES, Status Sosial Ekonomi Dan Intensitas Komunikasi Keluarga Pada Ibu Rumah Tangga Di Panggung Kidul Semarang Utara, Jurnal Psikologi Undip, 2015
  7. Irviani A. Ibrahim, Faramita R,(2015), Hubungan Faktor Sosial Ekonomi Keluarga dengan Kejadian Stunting Anak Usia 24-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Barombong Kota Makassar Tahun 2014, Al-Sihah : Public Health Science Journal, UIN Alaudin Makasar.
  8. Jayanti R, Ernawati. R. (2021). Faktor Jarak Kehamilan yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting di Puskesmas Harapan Baru Samarinda Seberang. Borneo Student Research, 2(3), 1705–1710. file:///C:/Users/user/Downloads/1868-Article Text-17446-1-10-20210827.pdf
  9. Kemenkes RI, (2018 )Jangan bangga menjadi bangsa kerdil, Diunduh di https://www.kemkes.go.id/
  10. Kemenkes RI, (2018 ) Manfaat ASI Ekslusif Untuk Bayi, Diunduh di https://promkes.kemkes.go.id
  11. Kemenkes RI,(2019 ) Pencegahan Stunting Pada Anak,Diunduh di https://promkes.kemkes.go.id/
  12. Kusumawardhani, A., Nurruhyuliawati, W., & Garna, H. (2020). Hubungan Riwayat Bayi Berat Lahir Rendah dan Jumlah Anak dalam Keluarga dengan Kejadian Stunting Usia 12-59 Bulan di Desa Panyirapan Kabupaten Bandung. Jurnal Integrasi Kesehatan & Sains, 2(1), 81–85. https://doi.org/10.29313/jiks.v2i1.5582
  13. Kusumawati MRD, Marina. R. dan Wuryaningsih. CE. (2019). Low Birth Weight As the Predictors of Stunting in Children under Five Years in Teluknaga Sub District Province of Banten 2015. KnE Life Sciences, 4(10), 284. https://doi.org/10.18502/kls.v4i10.3731
  14. Maywita E, Putri. NW. (2019). Determinan Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Pengetahuan Ibu Dengan Kejadian Stunting Bayi 6-24 Bulan. Human Care Journal, 4(3), 173–177.
  15. Mustamin, Ramlan A, Budiawan. (2018). Tingkat Pendidikan Ibu Dan Pemberian ASI Ekslusif Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Di Provinsi Sulawesi Selatan. Media Gizi Pangan, 25(1).
  16. Nainggolan, B. G., & Sitompul, M. (2019). Hubungan Berat Badan Lahir Rendah (Bblr) Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 1-3 Tahun. Nutrix Journal, 3(1), 36. https://doi.org/10.37771/nj.vol3.iss1.390
  17. Nasution D, Nurdiati DS, Huriyati, E. (2014). Berat badan lahir rendah (BBLR) dengan kejadian stunting pada anak usia 6-24 bulan. In Jurnal Gizi Klinik Indonesia (Vol. 11, Issue 1).
  18. Notoatmodjo, Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka CiptaNotoatmodjo, 2018
  19. Novitasari A, Hutami MS, Pristya. TYR. (2020). Pencegahan Dan Pengendalian BBLR Di Indonesia : Systematic Review. In Indonesian Journal of Health Development (Vol. 2, Issue 3).
  20. Ntenda, P. A. M. (2019). Association of low birth weight with undernutrition in preschool-aged children in Malawi. Nutrition Journal, 18(1), 1–15. https://doi.org/10.1186/s12937-019-0477-8
  21. Proverawati A.(2008), Bayi dengan berat badan lahir rendah. Jakarta: Alvabeta;
  22. Pusdatin Kemkes RI, Situasi Balita Pendek Di Indonesia, Buletin Dan Jendela Data Informasi Kesehatan, 2018.
  23. Puskesmas Purwaharja II Kota Banjar, Laporan Gizi Tahunan, 2020
  24. Rahayu, A., Yulidasari, F., Putri, A. O., & Rahman, F. (2015). Riwayat Berat Badan Lahir dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia Bawah Dua Tahun. Kesmas: National Public Health Journal, 10(2), 67. https://doi.org/10.21109/kesmas.v10i2.882
  25. Rahayu A, Khairiyati. L. (2014). Risiko Pendidikan Ibu Terhadap Kejadian Stunting Pada Anak 6-23 Bulan. Penelitian Gizi Makanan, 37(Ci), 129–136.
  26. Rahmawati D, Agustina. L. (2020). Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Dan Pemberian Informasi Tentang Stunting Dengan Kejadian Stunting. Jurnal Ilmu Kesehatan, 9(1).
  27. Sampe A, Toban RC, M. M. (2020). Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Dengan Kejadian Stunting Pada Balita. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 11(1), 448–455. https://doi.org/10.35816/jiskh.v11i1.314
  28. Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia, 100 kabupaten/kota prioritas untuk intervensi anak kerdil (stunting) 2017, Diunduh di https://www.tnp2k.go.id
  29. Sugiyono,(2017), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta, CV,
  30. Susanti M, Harahap JR, (2017), Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Pada Bayi Usia 6-12 Bulan Di Kelurahan Kampung Tengah Kota Pekanbaru Tahun 2017, Jurnal Proteksi Kesehatan.

Open Access Copyright (c) 2021 Jurnal Kebidanan Malahayati

Policies

Submissions

Other

Focus and Scope
Section Policies
Peer Review Process
Publication Frequency
Open Access Policy
Online Submissions
Author Guidelines
Copyright Notice
Privacy Statement
Author Fees
Journal Sponsorship
Journal History
Site Map
About this Publishing System
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati)