PENGARUH ALPUKAT TERHADAP GEJALA PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA MAHASISWA KEBIDANAN TINGKAT I DI PRODI KEBIDANAN UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG TAHUN 2017
DOI : 10.33024/jkm.v4i2.654
Menurut data WHO Prevalensi PMS adalah 47,8%. Hingga kini belum ada data yang resmi
mengena prevalensi PMS di Indonesia. Sindrom Premenstrual (PMS) merupakan gangguan siklussiklus
yang umum terjadi pada wanita muda dan pertengahan, ditandai dengan gejala fisik dan
emosional yang konsisten. Alpukat dengan kandungan senyawa vitamin B6, Vitamin E, Magnesium,
Kalsium dan Vitamin D. Vitamin B6 adalah faktor dalam sintesis triptofan asam amino dan tirosin,
prekursor serotonin dan dopamin, masing-masing yang mempengaruhi suasana hati. Tujuan penelitian
ini diketahui apakah ada pengaruh alpukat terhadap gejala PMS (Premenstrual Syndrome) pada
mahasiswi Prodi Kebidanan Tingkat I Universitas Malahayati Bandar Lampung Tahun 2017.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Desain penelitian ini
adalah eksperimen dengan pendekatan pre eksperimen one group pre test-post tes.
Penelitian dilakukan di Prodi Kebidanan Universitas Malahayati Bandar Lampung. pada bulan
Februari s.d. Juli 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswi kebidanan tingkat I
yang berjumlah 47 mahasiswi di Prodi Kebidanan Universitas Malahayati Bandar Lampung Tahun
2017. Tekhnik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan kriteria
inklusi Siklus menstruasi teratur (21-35 hari) dievaluasi berdasarkan 3 siklus sebelumnya. dan
Kriteria Eksklusi Konsumsi alpukat tidak sesuai aturan pakai. Analisis data mengguanakan uji TDependent.
Dari hasil penelitian didapatkan rata- rata skor PMS sebelum pemberian alpukat adalah 18,20
dan mean skor gejala PMS sesudahpemberian alpukat adalah 14,13, dengan nilai P-value = 0.000.
Hasil ini menunjukan ada pengaruh alpukat terhadap penurunan gejala PMS pada mahasiswa Tingkat
I Prodi Kebidanan Tahun 2017. Saran, mahasiswa dapat menggunakan alpukat sebagai salah satu
alternatif dalam mengurangi gejala PMS.
mengena prevalensi PMS di Indonesia. Sindrom Premenstrual (PMS) merupakan gangguan siklussiklus
yang umum terjadi pada wanita muda dan pertengahan, ditandai dengan gejala fisik dan
emosional yang konsisten. Alpukat dengan kandungan senyawa vitamin B6, Vitamin E, Magnesium,
Kalsium dan Vitamin D. Vitamin B6 adalah faktor dalam sintesis triptofan asam amino dan tirosin,
prekursor serotonin dan dopamin, masing-masing yang mempengaruhi suasana hati. Tujuan penelitian
ini diketahui apakah ada pengaruh alpukat terhadap gejala PMS (Premenstrual Syndrome) pada
mahasiswi Prodi Kebidanan Tingkat I Universitas Malahayati Bandar Lampung Tahun 2017.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Desain penelitian ini
adalah eksperimen dengan pendekatan pre eksperimen one group pre test-post tes.
Penelitian dilakukan di Prodi Kebidanan Universitas Malahayati Bandar Lampung. pada bulan
Februari s.d. Juli 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswi kebidanan tingkat I
yang berjumlah 47 mahasiswi di Prodi Kebidanan Universitas Malahayati Bandar Lampung Tahun
2017. Tekhnik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan kriteria
inklusi Siklus menstruasi teratur (21-35 hari) dievaluasi berdasarkan 3 siklus sebelumnya. dan
Kriteria Eksklusi Konsumsi alpukat tidak sesuai aturan pakai. Analisis data mengguanakan uji TDependent.
Dari hasil penelitian didapatkan rata- rata skor PMS sebelum pemberian alpukat adalah 18,20
dan mean skor gejala PMS sesudahpemberian alpukat adalah 14,13, dengan nilai P-value = 0.000.
Hasil ini menunjukan ada pengaruh alpukat terhadap penurunan gejala PMS pada mahasiswa Tingkat
I Prodi Kebidanan Tahun 2017. Saran, mahasiswa dapat menggunakan alpukat sebagai salah satu
alternatif dalam mengurangi gejala PMS.