HUBUNGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN ONIKOMIKOSIS PADA KUKU TANGAN DAN KUKU KAKI PETANI

Farah Kusuma Anggraeni, Eko Krisnarto, Mega Pandu Arfiyanti

Sari


Abstrak: Hubungan Perilaku Personal Hygiene dengan Kejadian Onikomikosis pada Kuku Tangan dan Kuku Kaki Petani. Onikomikosis merupakan infeksi jamur akibat dermatofita maupun yeast pada lempeng kuku yang berkontribusi pada 50% penyakit kerusakan kuku. Angka prevalensi onikomikosis ditentukan oleh faktor host (manusia), agen dan lingkungan. Faktor host yang berperan salah satunya  adalah perilaku personal hygiene. Untuk mengetahui hubungan perilaku personal hygiene dengan kerjadian onikomikosis pada kuku tangan dan kuku petani. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel diambil dari penduduk yang berprofesi sebagai petani sebanyak 50 sampel. Pemeriksaan jamur menggunakan pemeriksaan langsung KOH 40% secara mikroskopis. Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji chi-square. Sebesar 72% petani memiliki perilaku personal hygiene yang buruk dan 78% kuku tangan maupun kuku kaki petani mengalami onikomikosis, dengan kejadian onikomikosis pada kuku kaki lebih banyak yaitu sebesar 97,4%. Hasil analisis didapatkan p-value sebesar 0,001 (<0,05) yang berarti terdapat hubungan yang bermakna antara perilaku personal hygiene dengan kejadian onikomikosis pada kuku tangan dan kuku kaki petani. Terdapat hubungan yang bermakna antara perilaku personal hygiene dengan kejadian onikomikosis pada kuku petani.


Kata Kunci


Kebersihan diri, Kuku, Onikomikosis, Petani

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Amalia, R., Rifqoh, & Nurmansyah, D. (2018). Hubungan personal hygiene terhadap infeksi tinea unguium pada kuku kaki petani penggarap sawah di Kelurahan Kebun Sari Kecamatan Amuntai Tengah. Jurnal Ergasterio, 5(2), 31–38.

Andarmoyo, S., & Isro’in, L. (2012). Personal hygiene: konsep, proses dan aplikasi dalam praktik keperawatan. Graha Ilmu.

Bramono, K., & Budimulja, U. (2005). Epidemiology data obtained of onychomycosis from three in Indonesia : Studies individual Kusmarinah Bramono and Unandar Budimulja. Japanese J Med Mycol, 46(3), 171–176.

Charisma, A. M. (2019). Buku ajar mikologi. Airlangga University Press.

Elewski, B. E., & Tosti, A. (2015). Risk factors and comorbidities for onychomycosis: Implications for treatment with topical therapy. Journal of Clinical and Aesthetic Dermatology, 8(11), 38–42.

Fajriyani, & Muslimin, W. O. N. N. (2019). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian dermatitis kontak iritan pada petani sawah di wilayah kerja puskesmas Ranomeeto Kabupaten Konawe Selatan. Miracle Journal of Public Health, 2(2), 192–200.

Farrastika Rhany, H. (2019). Hubungan personal hygiene dengan dermatofitosis pada petugas sampah di tempat penampungan sementara Kota Madiun. Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun.

Kasiadi, Y., Kawatu, P. A. T., Langi, F. F. L. G., Kesehatan, F., Universitas, M., & Ratulangi, S. (2019). Faktor-faktor yang berhubungan dengan gangguan kulit pada nelayan di Desa Kalinaun Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara. Kesmas, 7(5).

Kusnin, R. M. (2015). Hubungan antara personal hygiene dan pemakaian alat pelindung diri dengan kejadian penyakit kulit pada pemulung di TPA Tanjung Rejo Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus. Skripsi, Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahra, semarang.

Leung, A. K. C., Lam, J. M., Leong, K. F., Hon, K. L., Barankin, B., Leung, A. A. M., & Wong, A. H. C. (2019). Onychomycosis: An updated review. Recent Patents on Inflammation & Allergy Drug Discovery, 14(1), 32–45

Majawati, E. S., Kurniawati, J., & Sari, M. P. (2019). Prevalensi onikomikosis pada pedagang ikan di Pasar Kopro Jakarta Barat. Indonesian Journal of Biotechnology and Biodiversity, 3(2), 55–62.

Mulyati, & Zakiyah. (2020). Identifikasi jamur penyebab onikomikosis pada kuku kaki pemulung di daerah tempat pembuangan akhir Bantargebang Bekasi. Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan, 6(1), 1–10.

Pratama, K. F., & Prasasti, C. I. (2018). Gangguan kulit pemulung di TPA Kenep ditinjau dari aspek keselamatan dan kesehatan kerja. The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, 6(2), 135.

Setianingsih, I., Arianti, D., & Fadilly, A. (2015). Prevalensi, agen penyebab, dan analisis faktor risiko infeksi tinea unguium pada peternak babi di Kecamatan Tanah Siang, Provinsi Kalimantan Tengah. Jurnal Buski, 5(3), 155–161.

Thomas, J., Jacobson, G. A., Narkowicz, C. K., Peterson, G. M., Burnet, H., & Sharpe, C. (2010). Toenail onychomycosis: An important global disease burden. Journal of Clinical Pharmacy and Therapeutics, 35(5), 497–519.

Widasmara, D. (2018). Onychomycosis finger and toe nail by Cryptococcus laurentii, T verrucossum and Candida sp. Indonesian Journal of Tropical and Infectious Disease, 7(2), 45.




DOI: https://doi.org/10.33024/jikk.v10i10.10516

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.copyrightStatement##

##submission.license.cc.by-nc4.footer##

Pendidikan Dokter Universitas Malahayati Lampung



Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.