IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK DAN KELAYAKAN MEDIS AKSEPTOR KONTRASEPSI PIL KOMBINASI (KPK)

Esa Risi Suazini

Sari


Setiap orang mudah mendapatkan Kontrasepsi Pil Kombinasi (KPK), kemudahan ini bisa membahayakan kesehatan akseptor apabila memiliki kontraindikasi medis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan karakteristik dan kelayakan medis akseptor KPK berdasarkan kriteria 1,2,3 dan 4. Metode penelitian yang digunakan kuantitatif, dan jenis penelitian deskriptif. Memilih sampel dengan accidental, jumlah sampel 135 orang. Kuisioner disusun berdasarkan kriteria kelayakan medis akseptor pada aplikasi Medical Eligibility Criteria. Analisa data dilakukan dengan membuat distribusi frekuensi, pemusatan dan penyebaran data serta proporsi. Hasil penelitian didapatkan proporsi kriteria 1 (aman) sebanyak 82,2%, 2 (berisiko ringan) 8,1%, 3 (berisiko tinggi) 4,4% dan 4 (bahaya) 5,2%. Proporsi kontraindikasi medis KPK paling banyak jika dibandingkan dengan kontrasepsi lain, sehingga skrining sebelum mengkonsumsi KPK harus lebih teliti. Akseptor yang termasuk kedalam kriteria 4 wajib mengganti KPK. Agar KPK tidak membahayakan jiwa akseptor, maka perlu terus-menerus mengedukasi masyarakat tentang penyakit yang menjadi kontraindikasi penggunaan KPK, dan perlu kesadaran dari masyarakat untuk melakukan pemeriksaan klinis medis oleh petugas sebelum menggunakan KPK.


Kata Kunci


Karakteristik; Kelayakan Medis; Akseptor KPK

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Aksari, S. T. (2020) ‘Karakteristik Kelayakan Pemakaian Kontrasepsi Suntik 3 Bulan ( Dmpa ) Di Praktik Mandiri Bidan “ S ” Kesugihan Cilacap E-Issn 2548-7221’, 3(1), pp. 7–12.

Anonime (2021) ‘Contraceptives, Oral, Combined’, Drugs and Lactation Database (LacMed) National Center for Biotechnology Information. U.S Nation Library of Medicine.

Bapenas, K. P. (2019) ‘Analisis situasi dan kiat pelayanan KELUARGA BERENCANA - KESEHATAN REPRODUKSI SELAMA PANDEMI COVID-19’, pp. 18–20.

Botfield, J. R. et al. (2020) ‘Increasing the accessibility of long-acting reversible contraceptives through nurse-led insertions: A cost-benefit analysis’, Collegian, 27(1), pp. 109–114. doi: 10.1016/j.colegn.2019.05.001.

Creinin, Mitchell D. MD; Jensen, Jeffrey T. MD, MPH; Chen, Melissa J. MD, MPH; Black, Amanda MD, MPH; Costescu, Dustin MD; Foidart, Jean-Michel MD, P. (2023) ‘Combined Oral Contraceptive Adherence and Pregnancy Rates’, Obstetrict and Gynecology, 141(5), pp. 989–994. doi: DOI: 10.1097/AOG.0000000000005155.

French, R. S., Wellings, K. and Cowan, F. M. (2009) ‘How can we help people to choose a method of contraception ? The case for contraceptive decision aids’, 35(4).

Judgement, W. C., Limited, W. and Judgement, C. (2015) ‘Eligibility Criteria WHO’.

Kementerian Kesehatan RI (2021) Pedoman Pelayanan Kontrasepsi dan Keluarga Berencana.

Liwang (2018) ‘Gambaran penggunaan kontrasepsi hormonal dan non hormonal di wilayah kerja UPT Puskesmas Tampak Siring 1’, Intisari Sains Medis 2018 Volume 9 Nomor 3. Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Manado, 9(3), pp. 41–46. doi: 10.1556/ism.v9i3.301.

Monica V Dragoman, Naomi K Tepper, Rongwei Fu, Kathryn M Curtis, Roger Chou, M. E. G. (2018) ‘A systematic review and meta-analysis of venous thrombosis risk among users of combined oral contraception’, Nasional Library of Medicine, 141(3), pp. 287–294. doi: doi: 10.1002/ijgo.12455.

Morimont, L. et al. (2021) ‘Combined Oral Contraceptives and Venous Thromboembolism: Review and Perspective to Mitigate the Risk.’, Frontiers in endocrinology, 12, p. 769187. doi: 10.3389/fendo.2021.769187.

Nations, U. (2022) World Family Planning.

Potter, J. E. et al. (2010) ‘Clinic Versus Over-the-Counter Access to Oral Contraception : Choices Women Make Along the US – Mexico Border’, 100(6), pp. 1130–1136. doi: 10.2105/AJPH.2009.179887.

Pusdatin Kemenkes RI (2014) ‘InfoDATIN : Situasi dan Analisis Keluarga Berencana’, Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, pp. 1–6.

Rohmah, H. N. F. (2022) ‘Penyuluhan Pemilihan Alat Kontrasepsi Sesuai Kondisi Kesehatan Akseptor’, SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan, 6(3), p. 1375. doi: 10.31764/jpmb.v6i3.10385.

Senderowicz, L. (2020) ‘Contraceptive Autonomy: Conceptions and Measurement of a Novel Family Planning Indicator’, Studies in Family Planning, 51(2), pp. 161–176. doi: 10.1111/sifp.12114.

Taapopi, F. N. F., & Van der Westhuizen, L. B. L. (2019) ‘Exploring Knowledge, Attitudes and Practices Regarding the Intrauterine Contraceptive Device (IUD) among Family Planning Acceptors in Windhoek, Khomas Region, Namibia’, African journal of reproductive health, 23(4), pp. 75–80. doi: https://doi.org/10.29063/ajrh2019/v23i4.9.

Weerasinghe, M. et al. (2022) ‘Examining the place of the female condom in india’s family planning program aqualitative investigation of the attitudes, opinions of key stakeholders in Pune, India’, BMC Public Health, 22(1), pp. 1–11. doi: 10.1186/s12889-022-14054-3.

WHO (2012) ‘Summary Chart of U . S . Medical Eligibility Criteria for Contraceptive Use Summary Chart of U . S . Medical Eligibility Criteria for Contraceptive Use’, pp. 1–2.

WHO (2015) Medical eligibility criteria for contraceptive use. 5th edn. Geneva, Switzerland: WHO Library Cataloguing-in-Publication Data Medical.




DOI: https://doi.org/10.33024/jikk.v11i5.14277

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.copyrightStatement##

##submission.license.cc.by-nc4.footer##

Pendidikan Dokter Universitas Malahayati Lampung



Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.