Hubungan Personal Hygiene Dan Kualitas Air Dengan Kejadian Penyakit Kulit Di Desa Durin Jangak Medan Tuntungan

Meutia Nanda, Nurul Indah Nasution, Rahmaida Pohan, M Abu Fattahillah, Ninis Lestari

Sari


Penyakit kulit merupakan penyakit yang disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya penggunaan air tercemar. Kasus penyakit kulit sebesar 4,60% - 12,95%, menduduki urutan ketiga dari 10 penyakit terbanyak di Indonesia. Menurut beberapa penelitian Personal Hygiene dan kualitas air merupakan beberapa faktor penyebab kejadian penyakit kulit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Personal Hygiene dan kualitas air dengan kejadian penyakit kulit di Desa Durin Jangak. Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross-sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling. Jumlah populasi penelitian ini adalah 565 Kepala Keluarga (KK) yang merupakan masyarakat setempat di Desa Durian Jangak, Pancur Batu, Deli Serdang. Sampel sebanyak 83 responden. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan tertutup. Variabel yang digunakan untuk menggambarkan hubungan Personal Hygiene dan kualitas air yaitu kebersihan pakaian, penggunaan handuk, peralatan mandi, frekuensi mandi, dan kondisi fisik air. Berdasarkan hasil penelitian, variabel frekuensi mandi, 15 individu (10,0%) yang memiliki frekuensi mandi baik,terdapat 33 individu (48,5%) yang memiliki frekuensi mandi kurang baik,Sedangkan, terdapat 35 individu (51,5%) yang memiliki frekuensi mandi kurang baik, Dalam kelompok individu dengan kondisi air baik, terdapat 31 individu yang tidak menderita penyakit kulit, yang merupakan 50,8% dari total individu dalam kelompok ini. Sementara itu, terdapat 30 individu dengan kondisi air baik yang menderita penyakit kulit, yang merupakan 49,2% dari total individu dalam kelompok ini. Adapun kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan signifikan antara frekuensi mandi,sumberair dan kualitas air  dengan kejadian penyakit kulit di Desa Durin Jangak. Nilai p yang rendah (0,001) menunjukkan adanya hubungan signifikan antara frekuensi mandi yang kurang baik dan kualitas air terhadap kejadian penyakit kulit. Maka dari itu disarankan kepada pemerintah setempat untuk dapat membangun atau memperbaiki infrastuktur sumber air bersih didesa nurun jangak dan juga memberikan edukasi lebih terhadap masyarakat tentang Personal Hygiene.


Kata Kunci


Personal Hygiene; Kualitas Air; Penyakit Kulit

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Anggraini, H. M., & Utami, T. N. (2022). Hubungan Penggunaan Alat Pelindung Diri dengan Keluhan Dermatitis pada Nelayan Ikan di Desa Mela II Kabupaten Tapanuli Tengah Sumatera Utara. Prosiding Nasional FORIKES, 3, 74-77.

Aulia, N., Wijayantono, W., & Awaluddin, A. (2022). Personal Hygiene dengan Kejadian Penyakit Scabies di Pondok Pesantren Thawalib Kota Padang. Jurnal Sanitasi Lingkungan, 2(2), 72-78.

Avita, A. R., & Sahani, W. (2020). Hubungan Personal Hygiene Terhadap Penyakit Dermatitis Di Pondok Pesantren Babul Khaer Kab.Bulukumba. Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika Dan Masyarakat, 20(1), 83. https://doi.org/10.32382/sulolipu.v20i1.1480

Dinas Kesehatan Kota Medan. (2021). Profil Dinas Kesehatan Kota Medan. Dinas Kesehatan: Medan.

Djata, I. M. R., Setyobudy, A., & Hinga, I. A. T. (2022). Gambaran Sanitasi Lingkungan dan Hygiene Perseorangan dengan Kejadian Penyakit Kulit di Lapas Anak Kota Kupang. SEHATMAS: Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat, 1(4), 486-496.

Hadi, A., Pamudji, R., & Rachmadianty, M. (2021). Hubungan faktor risiko kejadian dermatitis kontak tangan pada pekerja bengkel motor di kecamatan plaju. OKUPASI: Scientific Journal of Occupational Safety & Health, 1(1), 13-27.

Ismail, T. S. (2015). Hubungan Higiene Perorangan, Sanitasi Lingkungan Danriwayat Kontak Dengan Kejadian Skabies. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, 10(1), 38-46.

Joko, T., & Nurjazuli, N. (2021). Literature Review: Kualitas Sumur Gali Dan Personal Hygien Berhubungan Dengan Gangguan Kesehatan Kulit Di Indonesia. An-Nadaa: Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 8(1), 63-72.

Kemenkes RI. (2020). Pedoman Pengobatan Penyakit Kulit di Masvarakat. Jakarta. https://www.kemhan.go.id

Lubis, J. & Siregar, N. (2023). Hubungan Personal Hygiene (Kebersihan Handuk) dengan Kejadian Scabies di Pondok Pesantren Nizhomul Hikmah Desa Tamiang. Miracle Journal, 3(1), 29-32.

Nanto, S. S. (2015). Kejadian timbulnya dermatitis kontak pada petugas kebersihan. Jurnal Majority, 4(8), 147-152.

Suryani, F., Gustina, E., & Ulfah, M. (2022). Analisis Kualitas Fisik dan Risiko Kontaminasi Terhadap Kandungan Bakteriologis Pada Sumur Gali di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan OKU 2021. Jurnal Kesehatan Saelmakers PERDANA (JKSP), 5(1), 85-96.

Theresiana, Y., Nurjanah, N. A. L., & Wulandari, W. (2023). Hubungan Antara Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) Serta Lingkungan Sehat Dengan Kejadian Scabies Di Kabupaten Banyuasin. Journal of Nursing and Public Health, 11(2), 554-564.

World Health Organization. (2020). Ederly Patient. WHO, 1-8




DOI: https://doi.org/10.33024/jikk.v11i7.16064

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.copyrightStatement##

##submission.license.cc.by-nc4.footer##

Pendidikan Dokter Universitas Malahayati Lampung



Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.