FAKTOR PENDERITA YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESEMBUHAN PENYAKIT TUBERCULOSIS (TBC) PARU DI WILAYAH KERJA DI KECAMATAN NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN 2018
Sari
Tuberculosis (TB) masih merupakan salah satu masalah utama kesehatan masyarakat di dunia walaupun upaya penanggulangan TB telah dilaksanakan di banyak negara. Penyebaran kasus baru BTA (+) di Kabupaten Lampung Selatan pada tahun 2017 yang tertinggi berada di wilayah kerja Puskesmas Natar sebanyak 113 kasus. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan keberhasilan pengobatan TB Paru salah satunya adalah dengan memperhatikan faktor kesembuhan penderita TB. Tujuan penelitian ini mengetahui faktor-faktor penderita yang berhubungan dengan kesembuhan pengobatan TB paru pada pasien yang berobat di Wilayah Kerja Kecamatan Natar, Lampung Selatan Tahun 2018. Pengumpulan data menggunakan kuisioner yang dilakukan selama September 2018. Responden berjumlah 66 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dengan teknik pengambilan non random sampling. Data dianalisis dengan univariat, bivariat (Chi-Square) dan multivariat (Regresi Logistik). Analisis univariat menunjukkan karakteristik responden yang beragam dan tingkat kesembuhan pengobatan TB (75,8%). Terdapat hubungan antara status gizi, kepatuhan berobat, komplikasi penyakit lain, pengetahuan, dan sikap dengan kesembuhan penderita TB (p>0,05). Pengetahuan merupakan variabel paling dominan terkait dengan kesembuhan pengobatan pada penderita TB.
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Kementerian Kesehatan RI (2016a) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2016 tentang Penanggulangan Tuberkulosis. Indonesia. Available at: http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No._67_ttg_Penanggulangan_Tuberkolosis_.pdf.
Muniroh, N., Aisah, S. and Mifbakhuddin, - (2013) ‘Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kesembuhan Penyakit Tuberculosis (Tbc) Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Mangkang Semarang Barat’, Jurnal Keperawatan Komunitas, 1(1), pp. 33–42.
Subuh, M. et al. (2014) ‘Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis’, Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis, p. 3.
World Health Organization (2015) Global tuberculosis report 2015, WHO Library Cataloguing-in-Publication Data. Available at: http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/191102/1/9789241565059_eng.pdf.
Dinas Kesehatan Provinsi Lampung (2016) ‘Profil Kesehatan Provinsi lampung Tahun 2015’. Available at: https://dinkes.lampungprov.go.id/profil-kesehatan-lampung-2015/.
Dinas Kesehatan Lampung Selatan (2018) Profil Dinas Kesehatan Lampung Selatan.
Ivanovs, A. (2016) ‘Analysis Of Risk Factors For The Prevalence Summary of the Doctoral Thesis’. Available at: www.rsu.lv.
Narasimhan, P. et al. (2013) ‘Risk factors for tuberculosis.’, Pulmonary medicine, 2013, p. 828939. doi: 10.1155/2013/828939.
Pratomo, I. P., Burhan, E., & Tambunan, V. (2012). Malnutrisi dan Tuberkulosis. J Indon Med Assoc, 62(6) Juni 2012), 230–236.
Linda, M., ZS, P., & Tjandra Yoga, A. (2007). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesembuhan Penderita TB Paru. Retrieved from http://www.klikpdpi.com/jurnal-warta/jri-07-07/dr.linda.htm
Ida Diana, S., Mubasyiroh, R., & Supardi, S. (2016). Relationship between Knowledge and Attitude and Patient Compliance Among Outpatient Tuberculosis in Jakarta Province 2014. Media Litbangkes, 26(4), 243–248.
O’Boyle, S. J., Power, J. J., Ibrahim, M. Y., & Watson, J. P. (2002). Factors affecting patient compliance with anti-tuberculosis chemotherapy using the directly observed treatment, short-course strategy DOTS). International Journal of Tuberculosis and Lung Disease, 6(4), 307–312.
Nuwaha, F. (1999). High compliance in an ambulatory tuberculosis treatment programme in a rural community of Uganda. Int J Tuberc Lung Dis 3(1):79-81.
Novi, L., A.A Raka, K., & Rini, N. (2011). Studi penggunaan obat anti tuberkulosis pada pasien TB-HIV/AIDS di RSUP Sanglah Denpasar tahun 2009. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, 14(02), 99–107. Retrieved from https://journal.ugm.ac.id/jmpk/article/viewFile/2594/2325
Misnadiarly. (1996). Survei Penyakit Penyerta pada Penderita TB Paru/Mikobacteiosis Paru secara Retrospektif.
Kurniasari, R. A. S., suhartono, suhartono, & Cahyo, K. (2012). Faktor Risiko Kejadian Tuberkulosis Paru di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, 11(2), 198–204. Retrieved from http://www.ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/5396
Zubaidah, T., Setyaningrum, R., & Ani, F. N. (2013). Faktor yang mempengaruhi penurunan angka kesembuhan TB di Kabupaten Banjar tahun 2013. Jurnal Epidemiologi Dan Penyakit Bersumber Binatang, 4(4), 192–199.
Pradnyadewi, N. L. N. T. A., & Putra, I. W. G. A. E. (2013). Gambaran Pengetahuan, Sikap, Perilaku Dan Konversi Penderita Tuberkulosis Paru Bakteri Tahan Asam (Bta) Positif Di Kota Denpasar Tahun 2012, 2(2), 1–11.
DOI: https://doi.org/10.33024/jikk.v6i1.2094
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
##submission.copyrightStatement##
##submission.license.cc.by-nc4.footer##
Pendidikan Dokter Universitas Malahayati Lampung
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.