Pemberian Beras Analog Dan Snack Ikan Bilih Sebagai Terapi Gizi Pasien Dengan Sindrom Metabolik

Tiara Cornela Azqinar

Sari


Sindroma metabolik (SM) adalah sekumpulan gejala yang terdiri dari obesitas, resistensi insulin, dislipidemia, dan hipertensi. Pola konsumsi yang kurang baik dapat menyebabkan berbagai macam penyakit salah satunya sindrom metabolik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui potensi beras analog dengan snack ikan bilih sebagai terapi gizi pasien dengan sindrom metabolik. Data-data yang dipergunakan bersumber dari berbagai referensi atau literature yang relevan dengan topic permasalahan yang dibahas. Jenis data yang diperoleh berupa data sekunder yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Kondisi SM ditandai dengan peningkatan gula darah sehingga dibutuhkan sumber makanan yang memiliki indek glikemik rendah agar dapat dicerna lebih lama oleh tubuh. Beras analog merupakan produk olahan yang dapat dibuat dari sebagian atau seluruhnya bahan non-beras. Senyawa yang terkadung dalam beras analog adalah polifenol. Polifenol dapat menghambat aktivitas enzim pencernaan terutama tripsin dan amilase sehingga dapat menurunkan daya cerna pati. Selain pemberian beras analog, dibutuhkan nutrisi yang cukup untuk pasien sindrom metabolik dengan menggunakan snack ikan bilih(Mystacoleuseus padangensis Blkr) yang mana memiliki kandungan nutrisi seperti protein, kalsium dan zink yang tinggi dan sangat dianjurkan untuk diberikan pada penderita sindrom metabolik. Kesimpulannya adalah Pemberian beras analog dan snack ikan bilih sangat dianjurkan untuk diberikan pada penderita sindrom metabolik.

Kata Kunci


Beras Analog; Ikan Bilih; Sindrom Metabolik

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Alberti KGMM, Eckel RH, Grundy SM, AA, Hinda, Ki dkk. (2009). Harmonizing the metabolicsyndrome: a joint interim statement of the international diabetes federation task forceonepidemiologyandprevention; National Heart, Lung, and Blood Institute; American HeartAssociation; world heart federation; international. Circulation.120(16):1640–5.

Andri YI. (2013). Indeks glikemik dan karakterisasi kimia beras analog berbahan dasar jagung, sorgum dan sagu aren [skripsi]. Bogor: Institut PertanianBogor.

Budijanto S, Yuliyanti. (2012). Studi persiapan tepung sorgum (Sorghum bicolor L.Moench) dan aplikasinya pada pembuatan beras analog. J Tek Pert.13(3):177-186.

Gullarte MA, Gomez M, Rossel CM. (2013). Impact of legume flours on quality and in vitro digestibility of starch and protein from gluten-free cakes. J Food Bioprocess Tech. 142- 3150.

Herningtyas dan Ng. (2019). Prevalence and distribution of metabolic syndrome and its components among provinces and ethnicgroupsinIndonesia.BMCPublic Health.19(377):1-12.

IDF. (2018). The IDF Concencus Worldwide Definition of the Metabolic Syndrome. Journal American Medical Association. 213(12):1345–52.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2013). Riset kesehatan dasar (Basic Health Research). Jakarta: Kementerian Kesehatan RepublikIndonesia.

Kharisma T. (2013). Formulasi beras analog putih berbasis pati sagu (Metroxylon sagu R.), singkong (Manihot esculenta Crantz), dan ampas kelapa (Cocos nucifera L.) [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Kurniawati M. (2013). Stabilisasi bekatul dan penerapannya padaberas analog [tesis]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Lutsey PL, Steffen LM, Stevens J. (2009). Dietary intake and the development of the metabolic syndrome: The atherosclerosis risk in communities study. Circulation. 117(6):754–61.

Mishra A, Mishra HN, Rao PS. (2012). Preparation of rice analogues using extrusion technology. Int J Food Sci Tech.47:1789-1797.

Mitri J, Hughes BD, Hu Fb, Pittas AG. (2011). Effects of vitamin D and calcium supplementation on pancreatic β cell function, insulin sensitivity and glycemia in adults at high-risk on diabetes: The calcium and vitamin D for diabetes mellitus (CaDDM) randomized controlled trial. Am J Clin Nutr.94(2):486-894

Mozaffarian D, Afshin A, Benowitz NL, Bittner V, Daniels SR, Franch HA, dkk. (2012). Population approaches to improve diet, physical activity, and smoking habits: A scientificstatement from the American Heart Association. Circulation. 126(12):1514–63.

Nandhani SD, Yunianta. (2015). Pengaruh tepung labu kuning, tepung lele dumbo, natrium bikarbonat terhadap sifat fisiko, kimia organoleptic cookies. J Pangan & Agroind. 3(3):918-927.

Noviasari S, Kusnandar F, BudijantoS. (2013). Pengembangan beras analog dengan memanfaatkan jagung putih. J Teknol Industri Pangan. 24:195- 201.

Ranasinghe P, Mathangasinghe Y, Jayawardena R, Hills AP, Misra A (2017). Prevalence and trends of metabolic syndrome among adults in the asiapacific region: asystematicreview. BMC Public Health. 17(101):1- 12.

Rini. (2015). Sindrom Metabolik. JUKE Unila. 2015;4(4):88-93.

World Health Organization. (2014). Obesity: Preventing and Managingthe Global Epidemic. Geneva:WHO.

Yousif A, Nhepera D, Johnson S. (2012). Influence of sorghum flour addition on flat bread in vitro starch digestibility, antioxidant capacity and consumer acceptability. J Food Chem. 134:880-887.

Zhuang H, An H, Chen H, Xie Z, Zhao J, Xu X, Jin Z. (2010). Effect of Extrusion Parameters on Physicochemical Properties of Hybrid Indica Rice (Type 9718) Extrudates. J of Food Processing and Preserv. 34:10801102.




DOI: https://doi.org/10.33024/jikk.v6i3.2199

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.copyrightStatement##

##submission.license.cc.by-nc4.footer##

Pendidikan Dokter Universitas Malahayati Lampung



Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.