KORELASI KADAR CD4 DENGAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM TERAPI ARV PADA PENDERITA HIV/AIDS DI RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

Neno Fitriyani Hasbie, Ade Utia Detty, Syuhada Syuhada, Meta Mediana

Sari


Pada pasien HIV, ada banyak kelainan klinis yang didapat. Abnormalitas hematologi adalah salah satu manifestasi paling umum dari infeksi human immunodeficiency virus (HIV) tingkat lanjut dan acquired immunodeficiency syndrome (AIDS).Jumlah sel darah merah rendah, adalah yang paling umum dari gangguan ini. Frekuensi dan keparahan manifestasi hematologi dapat mempengaruhi jumlah CD4 dan kadar hemoglobin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi kadar CD4 dan kadar Hemoglobin sebelum terapi ARV pada penderita HIV/AIDS di RSUD DR. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2017. Penelitian ini merupakan sebuah studi cross sectional dilakukan dari rekam medis dari Januari hingga Desember 2017 di RSUD DR. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Sebanyak 102 pasien dipilih menggunakan purposive sampling. Analisis menggunakan analisa univariat dan bivariat dengan uji spearman.Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat rata-rata tingkat hemoglobin adalah 12,421 ± 12,7 gr / dl dan tingkat CD4 rata-rata adalah 151,36 ± 89,0 sel / mm3. Ada hubungan yang bermakna dengan kadar CD4 dan kadar hemoglobin sebelum terapi ARV, nilai p = 0,00 (nilai-p <0,05). Koefisien korelasi sebesar 0,458 menunjukkan korelasi positif dengan kekuatan sedang.H1 diterima dengan korelasi positif lemah. Secara statistik signifikan antara kadar Hemoglobin dengan kadar CD4 pada penderita HIV/AIDS yang belum mendapatkan terapi ARV sehingga dapat digunakan sebagai penanda penurunan kadar CD4.

Kata Kunci


HIV; Hemoglobin; CD4; ARV

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Baratawidjaja, K. G., & Rengganis, I. (2014). Imunologi dasar edisi ke-10. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Budimulja, U. (2010). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Kelima. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 345-6.

Cummins, N. W., & Badley, A. D. (2010). Mechanisms of HIV-associated lymphocyte apoptosis: 2010. Cell death & disease. 1(11), e99.

Dahlan, M. S. (2015). Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Jakarta: Salemba.

Daili, S. F., Makes, W. I., & Zubier, F. (2009). Infeksi menular seksual. Cetakan Pertama. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Halaman, 363-365.

Dolin, R., Masur, H., & Saag, M. S. (2009). AIDS Therapy E-Book. Elsevier Health Sciences.

Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. (2015). Profil Kesehatan Provinsi Lampung Tahun 2015. Bandar Lampung. Dari: http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PROVINSI_2015/08_Lampung_2015.pdf

Ditjen PP dan PL Kemenkes RI. (2016). Situasi Penyakit HIV AIDS di Indonesia. Jakarta. Dari:http://www.pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/Infodatin-Situasi-Penyakit-HIV-AIDS-di-Indonesia.pdf

Ditjen PP & PL. (2011). Pedoman Nasional Tata Laksana Klinis Infeksi HIV dan

Antiretroviral.Jakarta:Depkes RI

Sudoyo AW,et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid III. Edisi V. Jakarta: Interna Publishing, 2861-70.

Duarsa, N W. (2011). lnfeksi menular seksual. Edisi 4. Jakarta: FKUI. Jakarta: Interna Publishing.

Dwiadnyana, S. B. K., Suega, K., & Merati, K. T. P. (2018). Korelasi antara kadar hemoglobin dengan jumlah limfosit t CD4 pada penderita terinfeksi human immunodeficiency virus (HIV) pra terapi antiretroviral.MEDICINA,49(1), 5-8. DOI: 10.15562/medi.v49i1.251

De Santis, G. C., Brunetta, D. M., Vilar, F. C., Brandao, R. A., de Albernaz Muniz, R. Z., de Lima, G. M. N., & Machado, A. A. (2011). Hematological abnormalities in HIV-infected patients. International Journal of Infectious Diseases, 15(12), e808-e811.

Dai, G., Xiao, J., Gao, G., Chong, X., Wang, F., Liang, H., ... & Wang, D. (2016). Anemia in combined antiretroviral treatment-naive HIV-infected patients in China: A retrospective study of prevalence, risk factors, and mortality. Bioscience trends, 10(6), 445-453.

DL, A. S., & Dwi Lestari, D. W. (2015). Faktor-faktor risiko penularan HIV/AIDS pada laki-laki dengan orientasi seks heteroseksual dan homoseksual di Purwokerto. MANDALA of Health, 4(2), 113-123.

Dewi, Y. I. (2015). Identifikasi karakteristik orang risiko tinggi HIV dan AIDS tentang program pelayanan voluntary counseling and testing (VCT). Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Ilmu Keperawatan, 2(1), 853-862.

Fransiska, Y. Y., & Kurniawaty, E. (2015). Anemia pada Infeksi HIV. Jurnal Majority, 4(9), 123-128.

Guyton, A. C. (2014). Sel Darah, Imunitas dan Pembekuan Darah. Dalam: Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran EGC Jakarta.

Hasanah, R. A., & Rahayu, B. (2017). Karakteristik Pasien Penyakit HIV/AIDS di Puskesmas Gedongtengen Yogyakarta Tahun 2015. Skripsi. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jendral Ahmad Yani.

Kambu, Y., Waluyo, A., & Kuntarti, K. (2016). Umur orang dengan HIV AIDS (ODHA) berhubungan dengan tindakan pencegahan penularan HIV. Jurnal Keperawatan Indonesia, 19(3), 200-207.

Kementerian Kesehatan, R. I. (2017). Data dan Informasi: Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI. Dari: http://www.pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/Data-dan-Informasi_Profil-Kesehatan-Indonesia-2017.pdf

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jendral Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. 2017. Laporan HIV AIDS TW 1 2017.Jakarta. Dari: http://siha.depkes.go.id/portal/files_upload/Laporan_HIV_AIDS_TW_1_2017_rev.pdf

Kementerian Kesehatan, R. I. (2011). Pedoman nasional tatalaksana klinis infeksi HIV dan terapi antiretroviral pada orang dewasa. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, 1-60.

Lubis, Z. D. (2012). Gambaran Karakteristik Individu dan Faktor Resiko Terhadap Terjadinya Infeksi Oportunistik pada Penderita HIV/AIDS di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso. Fakultas Kesehatan Masyarakat UI.

Luthfiana, Y. (2012). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Terhadap Perilaku Beresiko HIV/AIDS pada Pekerja Bangunan di Proyek World Class University Tahun 2012. Jakarta: Universitas Indonesia.

Merati, T., & Djauzis, J. (2009). Respon Imun Infeksi HIV dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jakarta:Interna Publishing

Mishra, S., Dwivedi, S. P., Dwivedi, N., & Singh, R. B. (2009). Immune response and possible causes of CD4+ T-cell depletion in human immunodeficiency virus (HIV)-1 infection. Open Nutra J, 2, 46-51.

Murray, R. K., Granner, D. K., Mayes, P. A., & Rodwell, V. W. (2014). Biokimia harper. Edisi, 25, 280-281.

Nasronudin. (2014). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi VI. Jakarta: Interna Publishing

Notoatmojo, S. (2014). Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi kedua. Rineka Cipta, Jakarta.

Obirikorang, C., & Yeboah, F. A. (2009). Blood haemoglobin measurement as a predictive indicator for the progression of HIV/AIDS in resource-limited setting. Journal of biomedical science, 16(1), 102.

Pohan, H. T. (2009). Infeksi dibalik ancaman HIV. Penerbit Farmacia. Jakarta.

Pramitasari, R. and Aryani, L., (2018). PREVALENSI KASUS AIDS PADA PEKERJA DI KOTA SEMARANG-ANALSISI DATA SEKUNDER. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA, 13(1).

Price, S. A., & Wilson, L. M. 2013. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta: Egc, 437-450.

RI, K., 2015. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2014 tentang Pedoman Pengobatan Antiretroviral. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Robbins, S. L., Cotran, R., & Kumar, V. (2009). Dasar Patologis Penyakit. Edisi ke-7. Jakarta: EGC.

Roselinda, R., Wibowo, H.A. and Setiawaty, V.(2015). Karakteristik Pekerjaan Pada Kasus Human Immunodeficiency Virus-1 Dan Subtipenya Di Tujuh Provinsi Di Indonesia Pada Tahun 2011. Indonesian Journal of Biotechnology Medicine, 4(2), pp.71-76.

Sastroasmoro, S., & Ismael, S. (2011). Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Jakarta: Sagung Seto, 372.

Saktina, P. U., & Satriyasa, B. K. (2017). Karakteristik Penderita AIDS dan Infeksi Oportunistik di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar Periode Juli 2013 sampai Juni 2014. E-Jurnal Medika, 6(3), 1-6.

Sharma, S., Dhungana, G. P., Pokhrel, B. M., & Rijal, B. P. (2010). Opportunistic infections in relation to CD4 level among HIV seropositive patients from central Nepal. Nepal Med Coll J, 12(1), 1-4.

Shen, Y., Wang, Z., Lu, H., Wang, J., Chen, J., Liu, L., & Zheng, Y. (2013). Prevalence of anemia among adults with newly diagnosed HIV/AIDS in China. PLoS One, 8(9), e73807.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT Alfabet.

Sumantri, R., Wicaksana, R., & Ariantana, A. R. (2009). Prevalensi dan faktor risiko anemia pada HIV-AIDS. Majalah Kedokteran Bandung, 41(4).

Sysmex-Europe. (2015). Fluorescence Flow Cytometry. Dari: http://www.sysmexeurope.com/academy/knowledgecentre/measurementtechnologies/fluorescence-flow-cytometry.html. Diunduh pada 15 Januari 2019.

Sysmex UK. (2016). Haematology Measurement Technologies. Diakses pada tanggal 15 Januari 2019, dari: http://www.sysmex.co.uk/education/knowledgecentre/measurementtechnologies/haematology-measurement-technologies.html.

UNAIDS.(2017). Fact-sheet world aids day 2017. Dari:http://www.unaids.org/sites/default/files/media_asset/UNAIDS_FactSheet_en.pdf

Volberding, P. (2002). The impact of anemia on quality of life in human immunodeficiency virus—infected patients. The Journal of infectious diseases, 185(Supplement_2), S110-S114.

Volberding, P. A., Levine, A. M., Dieterich, D., Mildvan, D., Mitsuyasu, R., Saag, M., & Anemia in HIV Working Group. (2004). Anemia in HIV infection: clinical impact and evidence-based management strategies. Clinical infectious diseases, 38(10), 1454-1463.

WHO dan UNAIDS.(2004). Technical Information in : CD4+ T-Cell Enumeration Technologies. Dari:http://www.who.int/diagnostics_laboratory/publications/en/cd4_is_draft.pdf

WHO. (2011). Hemoglobin concentrations for the diagnosis of anemia and assessment of severity. Vitamin and Mineral Nutrition Information System. Geneva: World Health Organization; 2011.

Wipasa, J., Wongkulab, P., Chawansuntati, K., Chaiwarit, R., & Supparatpinyo, K. (2014). Cellular immune responses in HIV-negative immunodeficiency with anti-interferon-γ antibodies and opportunistic intracellular microorganisms. PloS one, 9(10), e110276.

Woldeamanuel, G. G., & Wondimu, D. H. (2018). Prevalence of anemia before and after initiation of antiretroviral therapy among HIV infected patients at black lion specialized hospital, Addis Ababa, Ethiopia: a cross sectional study. BMC hematology, 18(1), 7.




DOI: https://doi.org/10.33024/jikk.v6i3.2206

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.copyrightStatement##

##submission.license.cc.by-nc4.footer##

Pendidikan Dokter Universitas Malahayati Lampung



Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.