Intoleransi Laktosa : Variasi Pemeriksaan Penunjang dan Tatalaksana

Gede Ardi Saputra

Sari


Susu adalah sumber nutrisi yang sangat mendasar dalam memenuhi kebutuhan sehari hari. Tidak semua orang dapat mencerna susu dengan baik terutama mencerna laktosa karena dibutuhkan produksi laktase yang mencukupi.intoleransi laktosa didefinisikan sebagai sindrome klinis defisiensi laktase yang ditandai dengan gejala kembung, nyeri perut, flatuen, muntah, kemerahan pada anus dan diare. Defisiensi laktase primer terjadi pada bayi prematur usia kehamilan 26-32 minggu, defek kongenital, dan defek genetik autosomal resesif, sedangkan defisiensi laktase sekunder terjadi karena kerusakan epitel usus halus akibat penyakit lain. Uji hidrogen nafas merupakan pemeriksaan yang baik dalam mendiagnosis intoleransi laktosa karena sensitifitas dan spesifisitas yang tinggi. Prevalensi faktor genetik sebagai penyebab intoleransi laktosa sekitar 90% penduduk asia. Tatalaksana terkini bertujuan untuk menyiasati kebutuhan nutrisi dengan cara membatasi konsumsi laktosa, konsumsi produk non-susu, enzim eksogen oral, dan adaptasi prebiotik.

Kata Kunci


diare; intoleransi laktosa; laktase; pemeriksaan penunjang; tatalaksana

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Amon, R. Sjostrom. M, & Nilsson, T. 2013. Lactase non-persistence as a determinant of milk avoidance and calcium intake in children and adolescents. Nutr Sci

Demirbas, D. Coelho, A. & Rubio Gozalbo, M. 2018. Hereditary galactosemia. Metabolism8 (3):188–196.

Deng. Dai, N. 2015. Lactose intolerance in adults: Biological mechanism and dietary management. Nutrients 7: 8020–8035.

Dzialanski, Z. Barany, M.&Engfeldt, P. 2016. Lactase persistence versus lactose intolerance: Is there an intermediate phenotype?. ClinBiochem4(9): 248–252.

Ford, A. Lacy, B.&Talley, N. 2017. Irritable bowel syndrome. Engl J Med 2(29): 2566-2578

Francavilla, R. Calasso, M.&Calace, L. 2012. Effect of lactose on gut microbiota and metabolome of infants with cow’s milk allergy. Pediatr Allergy Immunol 23:420– 42

Harju, M. Kallioinen, H.&Tossavainen, O .2012. Lactose hydrolysis and other conversions in dairy products: Technological aspects. Int Dairy J 22:104-109.

Jellema, P. Schellevis, F.&van der Windt, D. 2010. Lactose malabsorption and intolerance: a systematic review of the diagnostic value of gastrointestinal symptoms and self-reported milk intolerance. QJM103(8):555-72.

Savaiano, D. 2014. Lactose digestion from yogurt: Mechanism and relevance. J Clin Nutr 99: 1251S– 1255S.

Silanikove, N. Leitner, G.&Merin, U. 2015.The Interrelationships between Lactose Intolerance and the Modern Dairy Industry: Global Perspectives in Evolutional and Historical Backgrounds. Nutrients 7:7312–7331

Van Scheppingen, W. van Hilten, P. & Vijverberg, M. 2017. Selective and sensitivedetermination of lactose in low-lactose dairy products with HPAEC-PAD. J Chromatogr10(60): 395–399.




DOI: https://doi.org/10.33024/jikk.v6i2.2260

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.copyrightStatement##

##submission.license.cc.by-nc4.footer##

Pendidikan Dokter Universitas Malahayati Lampung



Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.