HUBUNGAN KEPATUHAN TERAPI KELASI DENGAN KADAR FERITIN PADA PENDERITA TALASEMIA MAYOR DI RSUD H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG
Sari
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Anisa, I. (2013). Hubungan Lama Sakit dengan Status Gizi Anak Penderita Talasemia di RSUD Dr. Moewardi. Skripsi. Surakarta:Universitas Sebelas Maret.
Anggororini, D., Fadlyana, E., & Idjradinata, P. (2010). Korelasi Kadar Feritin Serum dengan Kematangan Seksual pada Anak Penyandang Thalassemia Mayor. Maj Kedokt Indon, 60(10), 462-467.
Atmakusuma, D (Ed). (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi V. Jakarta: Interna Publishing.
Behrman, R (Ed). (2000). Ilmu Kesehatan Anak Nelson Volume 2 (Vol. Jakarta). (2000, Ed.) Jakarta, Behrman, Richard E.; Kliegman, Robert; Arvin, Ann M;: EGC.
Bulan, S. (2009). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Hidup Anak Thalassemia Beta Mayor.Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro.
Cappellini, Cohen, Porter, Taher, & Viprakasit. (2014). Guidelines For The Management Of Transfusion Dependent Thalassaemia (TDT). Nicosia: Thalassaemia International Federation.
Chandra, B. (1995). Pengantar Statistik Kesehatan. Jakarta: EGC.
Fitri, S. M. (2015). Hubungan Kepatuhan Terapi Kelasi dengan Kadar Feritin Serum Pasien β-Talasemia Anak di RSUP DR. M. Djamil Padang Tahun 2010-2014. Skripsi. Padang: Universitas Andalas.
Furnia, I., Prasetyo, D., & Reniarti, L. (2015). Korelasi Kadar
Ion Kalsium Serum dengan Dimensi, Fungsi Sistol dan Diastol Ventrikel Kiri pada Thalassemia Mayor dengan Hemosiderosis. Sari Pediatri, 17(3), 195-199.
Galanello, R., & Origa, R. (2010). Beta-thalassemia. Orphanet Journal of Rare Disease, 5(11).
Harahap. (2013). Penatalaksanaan Pada Pasien Talasemia. Medula, 1(1), 10-18.
Hassan, R., & Alatas, H (Ed). (1985). Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Hidayah, F. (2016). Gambaran Penderita Thalassemia Yang Di Rawat Di RSUD DR. H.Abdul Moeloek Kota Bandar Lampung Tahun 2010-2015. Skripsi. Bandar Lampung: Universitas Malahayati.
Isworo, A., Setiowati, D., Taufik, A. (2012). Kadar Hemoglobin, Status Gizi, Pola Konsumsi Makanan dan Kualitas Hidup Pasien Thalassemia. Jurnal Keperawatan Soedirma, 7(3), 183-189.
Jaya, I. K., Sari, D. P., & Zen, N. F. (2015). Gambaran Usia Tulang pada Pasien Talasemia dengan Perawakan Pendek di Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUP Dr. Moh Hoesin Palembang. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, 2(2), 217-222.
Jimmy, B., & Jose, J. (2011). Patient Medication Adherence: Measures in Daily Practice. Oman Medical Journal, 26(3), 155-159.
Langhi, D., Ubiali, E. M., Marques, J. F., Verissimo, M. d., Logetto, S. R., Silvinato, A., dkk. (2016). Guidelines on Beta-thalassemia major- regular blood tranfusion therapy: Associacao Brasileira de Hematologia, Hemoterapia e Terapia Celular: project guidelines: Associacao Medica Brasileira-2016. Revista Brasileira de Hematologia e Hematoterapia, 38(4), 341-345.
Leecharoenkiat, K., Lithanatudom, P., Sornjai, W., & Smith, D. R. (2016). Iron Dysregulation in Beta-Thalassemia. Asian Pacific Journal of Tropical Medicine, 9(11), 1035-1043.
Made, A., & Ketut, A. (2011). Profil Pertumbuhan,Hemoglobin Pre-Transfusi, Kadar Feritin, dan Usia Tulang Anak pada Thalassemia Mayor. Sari Pediatri, 13(4), 299-304.
Misrha, A. K., & Tiwari, A. (2013). Iron Overload in Beta Thalassemia Major and Intermedia Patients. Maedica, 8(4), 328-332.
Modell, B., Darlison, M. Global Epidemiology of Haemoglobin Disorders and Derived Service Indicators. Dalam:Saniyah, N. (2011). Perbedaan Gizi Anak Penderita Talasemia dengan Anak Non-Talasemia. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Notoatmojo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nuari, A., Tjiptaningrum, A., Ristyningrum, P., & Basuki, W. (2016). Hubungan Kadar Feritin Serum dengan Aktivitas Enzim AST, ALT dan Status Gizi pada Anak Talasemia Beta Mayor. J Agromed Unila, 3(1), 26-29.
Nugroho, G. M. (2015). Hubungan Hemoglobin Pra dan Pasca Transfusi serta Kadar Feritin dengan Pertumbuhan pada Anak Penderita Thalassemia Mayor Penerima Program Terapi Transfusi Darah dan Kelator Besi di RSUP Dr Sardjito. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Osborne, R. H., Leurenco, R. D., Dalton. A., Houltram. J., & Edgar. (2007). Quality of Life Related to Oral Versus Subcutaneous Iron Chelation: A Time Trade-off Study. Value in Health, 10(6).
Pedersini, R., Vietri, J. Comparison Of the 4-item and 8-item Morisky Medication Adherence Scale In Patient with Type 2 Diabetes. Kantar Health.
Pedram, M., Zandian, K,, Keikhaie, B., Akramipour, R., Hashemi, A., Ghahfarkhi, F. K., dkk. (2010). A Report on Chelating Therapy and Patient Compliance by Determination of Serum Ferritin Levels in 243 Thalassemia Major Patients.Iranian Journal of Pediatric Society, 2(2), 65-69.
Pemono, B., & Sutaryo, U. I. (2012). Buku Ajar Hematologi-Onkologi Anak. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Petrina, V. (2011). Hubungan antara Kadar Feritin Serum dengan Kadar Hepsidin pada Carrier Talasemia Beta. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro.
Putri, D. M., Oenzil, F., & Efrida. (2015). Gambaran Status Gizi Anak Talasemia Beta Mayor di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas, 4(3).
Poggiali, E., Cassinerio, E., Zanaboni, L., Cappellini, M.D. (2012). An update on iron chelation therapy. Blood Transfus 2012, 10, 411-422.
Porter, B., Evangeli, M. (2011). The Challenges of Adherence and Persistence With Iron Chelation Therapy. Int J Hematol. 94:453-460.
Rejeki, D. S., Nurhayati, N., Supriyanto., & Kartikasari, E. (2012). Studi Epidemiologi Deskriptif Talasemia. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, 7(3).
Safitri, R., Ernawaty, J., & Karim, D. (2015). Hubungan Kepatuhan Transfusi dan Konsumsi Kelasi Besi Terhadap Pertumbuhan Anak dengan Thalasemia. JOM, 2(2).
Sani, M. R., Kartasasmita, C., & Reniarti, L. (2014). Hubungan Kadar Feritin Serum dengan Gangguan Fungsi Paru Pasien Thalassemia Mayor Anak. Sari Pediatri, 16(3).
Sastroasmoro, S., Ismael, S (Ed). (2011). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung Seto.
Swarjana, I. K. (2015). Metodologi Penelitian Kesehatan (Edisi Revisi). Yogyakarta: ANDI.
Tahir, H., Shahid, S. A., & Mahmood, K. T. (2011). Complications in Thalassaemia Patients Receiving Blood Tranfusion. J Biomed Sci and Res, 3(1), 339-346.
Tamam, M., Hadisaputro, S., Sutaryo, Setianingsih, I., Astuti, R., & Soemantri, A. (2010). Hubungan antara Tipe Mutasi Gen Globin dan Manifestasi Klinis Penderita Talasemia. Jurnal Kedokteran Brawijaya, 26, 48-52.
Vichinsky, E., Levine, L., Bhatia, S., Bojanowski, J., Coates, T., Foote, D., dkk. (2012). Standards Of Care Guidelines For Thalassemia. Oakland: Children's Hospital & Research Center Oakland.
World Health Organization. (2011). Serum Ferritin Concetrations for The Assesment of Iron Status and Iron Deficiency in Population. Geneva:Department of Nutrition for Health and Development World Health Organization.
DOI: https://doi.org/10.33024/jikk.v7i2.2735
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
##submission.copyrightStatement##
##submission.license.cc.by-nc4.footer##
Pendidikan Dokter Universitas Malahayati Lampung

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.