Hubungan siklus menatruasi dengan faktor hirsutisme dan pcos pada mahaiswi program studi pendidikan dokter fakultas kedokteran universitas abulyatama
Sari
Latar Belakang:Siklus menstruasi merupakan intervalantara hari pertama menstruasi dengan haripertama menstruasi selanjutnya ataujumlah hari sebelum menstruasi berikutnyaterjadi. Siklus menstruasi normal tidak <21hari dan tidak >35 hari. Hiperandrogenismeyang merupakan suatu keadaan dimanasecara klinis didapatkan adanya hirsutisme.Hirsutisme merupakan pertumbuhan rambutberlebihan di wanita di tempat yang idealnya minimal jumlahnya dan biasa pertumbuhannya pada area yangdipengaruhi oleh hormon androgen.Penyebab paling umum darihiperandrogenisme adalah polycystic ovary syndrome (PCOS). Tujuan: Penelitian iniyakni guna melihat hubungan siklusmenstruasi dengan faktor hirsutismedan PCOS pada mahasiswi program studiPendidikan dokter fakultas kedokteranUniversitas Abulyatama. Metode: Penelitianini merupakan penelitian analitikobservasional dengan desain studi cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2021 samapai Juni 2021 diprogram studi Pendidikan dokter fakultaskedokteran Universitas Abulyatama. Pengambilan sampel dengan memakaimetode simple random sampling.Pengumpulan data dijalankan secaralangsung melalui pengisian kuesioner olehresponden. Data hasil penelitian dianalisisdengan memakai uji statistik Chi-Square.Hasil: hasil penelitian yang didapat dari 130 sampel yang terpilih dan kontrolberdasarkan uji statistik Chi-Square dimananilai p-value = 0,012 dengan kesimpulanterdapat hubungan yang signifikan antarasiklus menstruasi dengan faktor hirsutismedan hasil analisis uji statistik Chi-Square juga menyatakan hubungan yang signifikanantara siklus menstruasi dengan PCOS dimana nilai p-value = 0,000.
Simpulan: Terdapat hubungan yang signifikan anatara siklus menstruasi denganfaktor hirsutisme dan PCOS.
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Atmojo, U., & Indramaya, D. M. (2018). Patogenesis dan Penegakan Diagnosis Hirsutisme pada Bidang Dermatologi. Fkunair, 22(3), 189–193.
Kerkeni, L., Ruano, P., Delgado, L. L., Picco, S., Villegas, L., Tonelli, F., Merlo, M., Rigau, J., Diaz, D., & Masuelli, M. (2016). Clinical Features of PCOS. Intech, tourism, 13. https://www.intechopen.com/books/advanced-biometric-technologies/liveness-detection-in-biometrics
Khan, A., Karim, N., Ainuddin, J. A., & Fahim, M. F. (2019). Polycystic ovarian syndrome: Correlation between clinical hyperandrogenism, anthropometric, metabolic and endocrine parameters. Pakistan Journal of Medical Sciences, 35(5), 1227–1232. https://doi.org/10.12669/pjms.35.5.742
Maggyvin, E., & Barliana, M. I. (2019). Literature Review : Inovasi Terapi Polycystic Ovary Syndrome (Pcos) Menggunakan Targeted Drug Therapy Gen Cyp19 Rs2414096. Farmaka, 17(1), 107–118.
Maggyvin, E., Barliana, M. I., Central, B., & Therapy, T. D. (2019). Farmaka Farmaka. 17, 107–118.
Mareta, R., Amran, R., & Larasati, V. (2018a). Hubungan Polycystic Ovary Syndrome ( PCOS ) dengan Infertilitas di Praktik Swasta Dokter ObstetriGinekologi Palembang. 000(April).
Mareta, R., Amran, R., & Larasati, V. (2018b). Hubungan Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) dengan Infertilitas di Praktik Swasta Dokter Obstetri Ginekologi Palembang. Majalah Kedokteran Sriwijaya, 50(2), 85–91. https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/mks/article/view/8552
Novita, R. (2018). Hubungan Status Gizi dengan Gangguan Menstruasi pada Remaja Putri di SMA Al-Azhar Surabaya. Amerta Nutrition, 2(2), 172. https://doi.org/10.20473/amnt.v2i2.2018.172-181
PatKLIn, P., & Abstrak, D. kumpulan. (2016). Ovarium Polikistik Sindrome. Kesehatan.
Setyowati, F. (2017). Pola Menstruasi Remaja Putri. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Silvana, V., Hestiantoro, A., Natadisastra, M., Sumapraja, K., & Wiweko, B. (2020). Visceral Adipose Tissue was Associated with Increased Risk of Insulin Resistance in Lean Polycystic Ovarian Syndrome, Independent with Retinol Binding Protein-4. Indonesian Journal of Obstetrics and Gynecology, 8(3), 168–173. https://doi.org/10.32771/inajog.v8i3.1417
Wiweko, B., & Ritonga, M. (2008). Profil Resistensi Insulin pada Pasien Sindrom Ovarium Polikistik (SOPK) di RS Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Majalah Obstetri Dan Ginekologi Indonesia, 32(2), 93.
Yudita, N. A., Yanis, A., & Iryani, D. (2017). Hubungan antara Stres dengan Pola Siklus Menstruasi Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Jurnal Kesehatan Andalas, 6(2), 299. https://doi.org/10.25077/jka.v6i2.695
Zhu, M., Keating, S., Milligan, N., Windrim, R., Portnoy, S., Sled, J. G., Macgowan, C., Kingdom, J. C., & Seed, M. (2015). The comparison revealed that androgen levels in female offspring of PCOS and non-PCOS women do not differ although maternal hormone levels differ significantly. 46(October), 2015.
DOI: https://doi.org/10.33024/jikk.v9i2.5453
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
##submission.copyrightStatement##
##submission.license.cc.by-nc4.footer##
Pendidikan Dokter Universitas Malahayati Lampung
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.