EVALUASI TINGKAT KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT) TERHADAP PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS WAY JEPARA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Bagas Tirangga, Martianus Perangin Angin, Gusti Ayu Rai Saputri

Sari


Penelitian ini mengenai evaluasi tingkat kepatuhan penggunaan obat anti tuberkulosis (OAT) pada pasien Tuberkulosis (TB) Paru di Puskesmas Way Jepara Kabupaten Lampung Timur selama periode 2019-2020. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui tingkat kepatuhan penggunaan obat anti tuberkulosis (OAT), berdasarkan Pedoman Nasional Penanggulangan TB oleh Kemenkes RI tahun 2014, dan uji hubungan antara hasil pengobatan dengan jenis kelamin, umur, lama pengobatan serta banyaknya penyakit penyerta kronik. Penelitian ini merupakan jenis penelitian survey deskriptif dengan pengumpulan data dilakukan secara retrospektif. Hasil penelitian menunjukkan 100% pasien di puskesmas tersebut diberikan OAT jenis KDT (kombinasi dosis tetap) dan untuk angka kesembuhan mencapai 98,0%. Analisis hubungan antara beberapa faktor terhadap hasil pengobatan secara statistik. Faktor umur p value > 0,5, lama pengobatan p value > 0,5 dan banyaknya penyakit penyerta kronik yang diderita pasien p value > 0,5, ketiganya memiliki korelasi yang berarti terhadap hasil pengobatan pasien. Sementara faktor jenis kelamin p value < 0,5, sehingga tidak memiliki korelasi terhadap hasil pengobatan pasien. Pola penggunaan dan kesesuaian OAT berdasarkan Pedoman Nasional Penanggulangan TB oleh Kemenkes RI tahun 2014 semua sesuai mulai dari pemilihan dosis, paduan, indikasi dan pemilihan jenis OAT dan tingkat kepatuhan penggunaan obat di Puskesmas Way Jepara Periode 2019-2020 sangat baik yaitu sebesar 98%.


Kata Kunci


Tuberkulosis; Tingkat Kepatuhan; Obat Anti Tuberkulosis (OAT)

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Depkes RI. (2006). Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Edisi 2. Jakarta: Depkes RI.

Depkes RI. (2007). Pedoman Nasional Penggulangan Tuberkulosis, Edisi 2 Cetakan Pertama. Jakarta: Depkes RI.

Depkes RI. (2014). Pedoman Nasional Penggulangan Tuberkulosis. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Linkungan.

Dinkes Kabupaten Lampung Timur. (2016). Profil Kesehatan tahun 2015. Lampung Timur: Dinkes Kota Way Jepara.

Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. (2014). Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. Jakarta: Dirjen P2PL Kementerian Kesehatan RI.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis 2014. Diakses pada http://www.tbindonesia.or.id/opendir/Buku/bpn p-tb 2014.pdf, 2014.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Usia 25-34 Tahun Paling Tinggi Terjangkit TBC. Tulisan pada : https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/03/22/usia-25-34-tahun-paling-tinggi-terjangkit-tbc Tanggal diakses: [16 juli 2021]

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI 2017. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. doi : ISSN 2442-7659

Megawati, B. (2015). Evaluasi Penggunaan Obat Antituberkulosis (Oat) Pada Pasien Tuberkulosis Paru Di Puskesmas Jumpandang Baru Makassar. [Skripsi]. Makassar: UIN Alauddin Makassar.

Saman, N. (2019). Hubungan Pendidikan Dan Sikap Penderita Tb Paru Dengan Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberkulosis di Puskesmas Pondok Ranji Tangerang Selatan. [Skripsi]. Tangerang: Stikes Widya Dharma Husada Tangerang.

Vethreeany. (2010). Evaluasi Penggunaan Obat Antituberkulosis Pada Pasien Tuberkulosis Paru Di Instalasi Rawat Inap Blu RSUP Prof. Dr. R. D. Kando Manado Periode Januari-Desember 2010. [Skripsi]. Manado: Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado.




DOI: https://doi.org/10.33024/jikk.v9i2.5523

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.copyrightStatement##

##submission.license.cc.by-nc4.footer##

Pendidikan Dokter Universitas Malahayati Lampung



Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.