RASIONALITAS PENGGUNAN OBAT ANTIDIABETES MELITUS TIPE II KOMPLIKASI HIPERTENSI PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN TAHUN 2020

Ade Maria Ulfa, Martianus Perangin Angin, Farikha Nur Azizah

Sari


Diabetes merupakan gejala yang timbul pada seseorang yang mengalami peningkatan kadar gula darah akibat kekurangan hormon insulin secara absolut atau relative dan berlangsung menahun, bahkan seumur hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rasionalitas penggunaan antidiabetes pada pasien diabetes melitus tipe II komplikasi hipertensi di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin yang ditinjau dari segi tepat dosis, tepat obat, tepat cara pemberian, tepat indikasi, tepat pasien, tepat diagnosis, tepat interval waktu pemberian dan waspada efek samping. Penelitian ini merupakan jenis penelitian non-eksperimental, karena tidak memberikan perlakuan apapun pada subyek penelitiannya dan menggunakan data retrospektif yaitu lembar rekam medis pasien diabetes melitus tahun 2020. Data yang diperoleh sebanyak 30 rekam medis yang kemudian dibandingkan dengan literatur PERKENI (Perkumpulan Endokronologi Indonesia) pedoman penggelolaan dan pencegahan diabetes tipe II dewasa 2019. Rasionalitas penggunaan obat antidiabetes pada pasien diabetes melitus tipe II komplikasi hipertensi di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin tahun 2020 yang memenuhi kategori kerasionalan tepat indikasi, tepat dosis, tepat diagnosis, tepat indikasi, tepat pasien, tepat cara pemberian, tepat interval sebesar 100%. Golongan obat antidiabetes yang sering digunakan yaitu glimepiride sebanyak 4 kasus (12,12%), gliquidon sebanyak 9 kasus (27,27%), metformin sebanyak 19 kasus (57,57%), dan pioglitazone sebanyak 1 kasus (3,03%).

Kata Kunci


Rasionalitas; Diabetes Melitus Tipe II; Hipertensi

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Almatsier, S. (2005). Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Umum.

Irawan, Dedi. (2010). Prevalensi dan Faktor Risiko Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 di Daerah Urban Indonesia (Analisa Data Sekunder Riskesdas 2007). Thesis. Universitas Indonesia.

International Diabetes Federation. (2011). Diabet Evidence Demands Real Action From The Un Summit On Non-Communicable Disease. http://www.idf.org/diabetes-

evidence-demands-real-action-un-summit-non-communicable-

diseases.

Kemenkes, R. I. (2011). Modul penggunaan obat rasional.

Jakarta, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Lestari, S. (2016). Farmakologi dalam Keperawatan (Edisi 1). Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Nafrialdi. (2012). “Antihipertensi”. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta : Departemen Farmakologik dan Terapeutik

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Mihardja L. (2009). Faktor yang Berhubungan dengan Pengendalian Gula Darah Pada Penderita Diabetes Melitus

dalam Majalah Kedokteran Indonesia. Jakarta.

PERKENI. (2019). Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Dewasa di Indonesia. Jakarta : Perkumpulan

Endokronologi Indonesia.

Permana H. (2009). Pengelolaan Hipertensi Pada Diabetes Melitus, Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran. Bandung.

Rusli. (2018). Buku Ajar Farmasi Klinik. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Sweetman, S. (2009). Martindale 36 th. The Pharmaceutical Press, London.

Wells BG, J. Dipiro, T. Schwinghammer, C. Dipiro. (2009). Pharmacteraphy Handbook Seventh Edition. US: The McGraw-Hill Componies, Inc.




DOI: https://doi.org/10.33024/jikk.v9i3.5636

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.copyrightStatement##

##submission.license.cc.by-nc4.footer##

Pendidikan Dokter Universitas Malahayati Lampung



Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.