HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI DAN AKTIFITAS FISIK DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA REMAJA DI SMP NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG
Sari
Gizi lebih / obesitas dapat terjadi pada siapa saja dan bisa terjadi mulai dari bayihingga usia lanjut, baik pria maupun wanita. Salah satu kelompok umur yang beresiko terjadi gizilebih adalah kelompok umur usia sekolah. Obesitas yang berlanjut pada saat dewasa berpotensimenyebabkan gangguan sindrom metabolik dimana prevalensinya lebih banyak terjadi pada laki-laki27,5% dibandingkan dengan perempuan 25%.Tujuan : Untuk mengetahui hubungan antara konsumsi makanan cepat saji dan aktifitas fisik dengankejadian gizi lebih pada remaja di SMP Negeri 13 Bandar Lampung.Metode dan Sampel : Penelitian ini merupakan penelitian observasi analitik dengan pendekatancross sectional. Sampel penelitian ini sebanyak 55 sampel. Tekhnik pengambilan sampelmenggunakan purposive sampling. Data didapat dengan cara pengisian kuesioner dan observasi padaresponden. Uji statistik menggunakan uji Mann Whitney Test.Hasil : Dari hasil penelitian 55 responden menunjukan bahwa hubungan antara konsumsi makanancepat saji dengan kejadian gizi lebih pada remaja di SMP Negeri 13 Bandar Lampung berdasarkanuji statistik diperoleh nilai p-value = 0,186 artinya ada tidak ada hubungan. Dan untuk hubunganantara aktifitas fisik dengan kejadian gizi lebih pada remaja di SMP Negeri 13 Bandar Lampungberdasarkan uji statistik diperoleh nilai p-value 0,021 artinya ada hubungan.Kesimpulan : Tidak ada hubungan antara konsumsi makanan cepat saji dengan kejadian gizi lebih.Dan terdapat hubungan antara aktifitas fisik dengan kejadian gizi lebih
Kata Kunci
Gizi lebih, Makanan Cepat saji, Aktifitas Fisik
Teks Lengkap:
PDFDOI: https://doi.org/10.33024/.v1i4.687
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
##submission.copyrightStatement##
Pendidikan Dokter Universitas Malahayati Lampung
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.