GAMBARAN PENGGUNAAN KORTIKOSTEROID SISTEMIK JANGKA PANJANG TERHADAP KEJADIAN KATARAK DI POLI MATA RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN BANDAR LAMPUNG

Hetti Rusmini, Syamsiatul Ma’rifah

Sari


Kortikosteroid merupakan anti inflamasi yang identik dengan kortisol, hormon steroid alami pada manusia yang disintesin dan disekresi oleh korteks adrenal.Efek samping dari terapi kortikosteroid ini baik kortikosteroid topikal maupun sistemik dapat timbul akibat pemberian yang terus menerus terutama dalam dosis yang besar diantaranya seperti osteoporosis, katarak, gejala Cushingoid, dan gangguan kadar gula darah. Penelitian ini bertujuan mengetahui distribusi frekuensi pasien katarak yang memiliki riwayat penggunaan Kortikosteroid sistemik jangka panjang di Poli Mata Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung Februari 2016.

Jenis penelitian ini menggunakan metode survey descriptif dengan pendekatan cross sectional. Sampel berjumlah 127 diambil menggunakan proportional random sampling.

Hasil penelitian pada distribusi frekuensi karakteristik responden didapatkan (7,10%) responden mengalami jenis katarak Trauma, (18,9 %) responden mengalami jenis katarak yang disebabkan oleh Diabetes Melitus, (0,7 %) responden megalami katarak yang disebabkan oleh penggunaan obat-obatan jenis steroid, (73,3 %) responden mengalami jenis katarak yang lainnya. (31,5 %) responden menggunakan kortikosteroid, (68,5 %) responden tidak menggunakan kortikosteroid. (97,5 %). Kesimpulan: Walaupun hanya 31,5% yang menggunakan terapi kortikosteroid pada pasien katarak hal ini harus tetap diperhatikan oleh para klinisi dalam pengelolaan pasien pemakai terapi kortikosteroid jangkan panjang.


Teks Lengkap:

PDF


DOI: https://doi.org/10.33024/.v4i2.776

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.copyrightStatement##



Pendidikan Dokter Universitas Malahayati Lampung



Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.