STUDI LITERATUR: COCOR BEBEK (Kalanchoe pinnata) SEBAGAI PENYEMBUH LUKA BAKAR

Melia Megawati, Rasmi Zakiah Oktarlina

Sari


Abstrak: Cocor Bebek (Kalanchoe Pinnata) Sebagai Penyembuh Luka Bakar. Luka bakar adalah salah satu masalah yang serius di seluruh dunia. Hampir semua orang pernah mengalami luka bakar dengan keparahan yang berbeda. Kurang lebih 180.000 kematian terjadi akibat luka bakar. Luka bakar dapat terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan benda-benda yang menghasilkan panas terutama api secara langsung atau tidak langsung mengenai kulit, terpapar suhu tinggi dari matahari, listrik, maupun bahan kimia yang bersentuhan langsung dengan kulit serta bahan korosif seperti asam kuat dan basa kuat. Angka kematian akibat luka bakar di Indonesia masih cukup tinggi sekitar 40 % yang diakibatkan oleh luka bakar berat. Beberapa bakteri yang sering menginfeksi luka bakar yaitu Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Klebsiella spp., Enterococcus spp.  Pengobatan topikal yang biasa diberikan yaitu silver nitrate 0,5%, silver sulfadiazine 1% dan mafenide acetate 11% namun memiliki efek samping berupa toksisitas pada ginjal dan hati. Biaya pengobatan pengobatan luka bakar memiliki harga yang relatif mahal. Untuk itu diperlukan alternatif lain untuk mengobati dan mencegah resistensi. Cocor bebek adalah tanaman herbal yang telah lama diperuntukkan sebagai obat tradisional, di masyarakat banyak menggunakan cocor bebek sebagai obat untuk mengatasi luka bakar, bisul, peluruh dahak dan radang amandel. Daun cocor bebek termasuk tanaman sokulen (mengandung air) yang mengandung senyawa saponin, tanin dan flavonoid. Berbagai kandungan senyawa tersebut berperan dalam mempercepat penyembuhan luka bakar.

Kata Kunci


antibakteri; luka bakar; obat tradisional

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Anggriani, A (2019). Pe ngaruh topikal ekstrak gel lidah buaya Aloe vera konsentrasi 10% dan 20% terhadap gambaran makroskopik luka bakar grade II pada tikus Rattus norvergicus galur wistar. Poltekes kemenkes malang. ISSN: 1979-5858. Volume 10 nomor 1. Hal 56-65.

Aisyah, F (2012). Teknologi Sediaan Farmasi.STIFA; Makassar.

Elis, Y (2013). Ekstrak Daun Cocor Bebek (Bryophyllum Pinnatum) Sebagai Pengawet Pada Sediaan Sirup Herbal Tomat (Solanum Lycopersicum). J Farm.

Ferreira, R.T (2014). Mechanisms Underlying the Antinociceptive, Antiedematogenic, and Anti-Inflammatory Activity of The Main Flavonoid from Kalanchoe pinnata. Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine. 4(1)

Fitriyah, N (2013). Obat Herbal Antibakteri Ala Tanaman. KesMaDaSka.

Grace, P.A (2016). At a Glance Ilmu Bedah. Edisi Ke-3. Safitri A, editor. Erlangga;

Hasyim, N.T (2012). Formulasi dan Uji Efektivitas Gel Luka Bakar Ekstrak Daun Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata L.) pada Kelinci (Oryctolagus cuniculus). Maj Farm dan Farmakol. 89-94.

Lachapelle, J.M (2013). Antiseptics in the era of bacterial resistance: A focus on povidone iodine. Clin Pract. 10(5):579-592. doi:10.2217/cpr.13.50

Pattewar, S.V (2012). Kalanchoe pinnata: Phytochemical and Pharmacological Profile. IJSPR. 3. (4). 993-1000

Pratiwi, R.N (2018). Formulasi dan uji efektivitas gel ekstrak etanol daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata) yang dikombinasikan dengan propolis trigona spp. Terhadap penyembuhan luka bakar padakelinci. Universitas Hasanuddin

Putri, S.A (2015). Efek ekstrak etanol daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam) Pers.) terhadap penyembuhan luka sayat pada tikus putih jantan galur wistar. Universita sislambandung. ISSN 2460-657x. Hal 886-89




DOI: https://doi.org/10.33024/jikk.v10i2.8962

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.copyrightStatement##

##submission.license.cc.by-nc4.footer##

Pendidikan Dokter Universitas Malahayati Lampung



Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.