PENETAPAN KADAR FLAVONOID DAN ALKALOID EKSTRAK KULIT BAWANG MERAH (Allium cepa L.) MENGGUNAKAN METODE REFLUKS DAN SOKLETASI
Sari
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar senyawa flavonoid dan alkaloid dalam ekstrak kulit bawang merah (Allium cepa L.) dengan menggunakan metode refluks dan sokletasi. Penelitian ini dilakukan secara kuantitatif yaitu dengan langkah pertama pengumpulan sampel, pengolahan sampel, ekstraksi, skrining fitokimia, dan penetapan kadar dengan spektrofotometri UV-Vis. Kulit bawang merah diekstraksi dengan metode refluks dan sokletasi dengan pelarut etanol 96% dengan hasil rendemen yang diperoleh sebesar 8,68% dan 9,55%. Penetapan kadar flavonoid menggunakan baku standar kuersetin dan baku standar kafein untuk penetapan kadar alkaloid. Hasil penetapan kadar flavonoid kulit bawang merah dengan refluks sebesar 105,55 mg/g ekstrak dan hasil kadar flavonoid dengan sokletasi sebesar 108,21 mg/g ekstrak. Sedangkan, hasil penentuan kadar alkaloid kulit bawang merah dengan refluks sebesar 157,5 mg/g ekstrak dan hasil kadar alkaloid dengan sokletasi sebesar 159,3 mg/g ekstrak.
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Achmad, S. A. (1986). Kimia organik bahan alam. Jakarta: Karnunika.
Agustina, S., Ruslan, R., dan Wiraningtyas, A. (2016). Skrining fitokimia tanaman obat di kabupaten Bima. CAKRA KIMIA (Indonesian E-Journal of Applied Chemistry), 4(1), 71-76.
Aksara, R., Musa, W. J., dan Alio, L. (2013). Identifikasi Senyawa Alkaloid Dari Ekstrak Metanol Kulit Batang. Jurnal Entropi, 8(01).
Anita, A., Khotimah, S., dan Yanti, A. H. (2014). Aktivitas antibakteri ekstrak daun benalu jambu air (Dendropthoe pentandra (L.) Miq) terhadap pertumbuhan Salmonella typhi. Protobiont, 3(2).
Cazes, J. (Ed.). (2004). Analytical instrumentation handbook. CRC Press.
Chang, C. C., Yang, M. H., Wen, H. M., & Chern, J. C. (2002). Estimation of total flavonoid content in propolis by two complementary colometric methods. Journal of Food and Drug Analysis, 10(3), 178–182.
Dachriyanus, D. (2004). Analisis Struktur Senyawa Organik Secara Spektroskopi. Padang: Lembaga Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LPTIK) Universitas Andalas.
Depkes, R. I. (2000). Parameter standar umum ekstrak tumbuhan obat. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 3-30.
Dirjen, P. O. M. (1995). Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 7.
Ditjen, P. O. M. (1979). Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Elsyana, V., Hidayat, M. A., dan Tutik, T. (2019). Uji Toksisitas Dan Skrining Ekstrak Kulit Bawang Merah (Allium cepa L.). Jurnal Farmasi Malahayati, 2(1).
Fajarullah, A., Irawan, H., dan Pratomo, A. (2014). Ekstraksi Senyawa Metabolit Sekunder Lamun Thalassodendron Ciliatum Pada Pelarut Berbeda. Repository UMRAH.
Gandjar, I. G., dan Rohman, A. (2012). Analisis obat secara spektrofotometri dan kromatografi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 316, 368-381.
Harborne, J. B. (1987). Metode fitokimia: Penuntun cara modern menganalisis tumbuhan. Bandung: Penerbit ITB, 78.
DOI: https://doi.org/10.33024/jikk.v10i3.9133
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
##submission.copyrightStatement##
##submission.license.cc.by-nc4.footer##
Pendidikan Dokter Universitas Malahayati Lampung
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.