Analisis Kadar Serum Glutamic Pyruvic Transminase (SGPT) Pada Penderita Tuberkulosis Paru Rawat Jalan yang Mengkonsumsiobat Anti Tuberkulosis Lebih Dari 3 Bulan
Sari
ABSTRACT
Pulmonary TB (tuberculosis) is an infectious disease caused by the bacterium Mycobacterium tuberculosis which can attack parts of the human body starting from the lungs, joints, intestines, lymph glands, lining of the brain and so on. TB treatment consists of an initial phase and a follow-up phase under direct supervision for 6 months, 9 months or even 12 months to prevent TB infection from developing. This drug is used routinely to prevent resistance to the Mycobacterium tuberculosis germ. Every drug prescribed can cause side effects on other body organs, so the risk of hepatotoxicity is higher than the interactions between the drugs used, including: Isonazid, Rifampicin and Pyrazinamide. Research entitled Analysis of SERUM GLUTAMIC PYRUVIC TRANSMINASE (SGPT) Levels in Outpatient Pulmonary Tuberculosis Patients Who Take Antituberculosis Drugs for More Than 3 Months. The research design used in this research is analytical descriptive with a prediction study approach. The research was conducted at Martha Friska Hospital in Medan, May – August 2023. The results showed that there was an increase in SGPT levels in all outpatient pulmonary TB sufferers who had taken antituberculosis drugs for more than 3 months in the 6-12 year age group of 3 people (15%) , 3 people in the 13-18 year age group (15%) and 14 people in the 19-60 year age group (70%). There were 12 men (60%) and 8 women (40%). The longest duration of antituberculosis treatment was 7 months, namely 5 people (25%) experienced an increase in SGPT levels. The fastest treatment for pulmonary TB sufferers experienced an increase in SGPT levels starting at 4 months, as many as 3 people (15%). Level of Mild Hepatotoxicity was 13 people (65%), Moderate Hepatotoxicity was 6 people (30%), Severe Hepatotoxicity was 1 person (5%)
Keywords: Serum Glutamic Pyruvic Transminase (SGPT) Levels, Pulmonary Tuberculosis Patients
ABSTRAK
TB paru (tuberkulosis) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis yang bisa menyerang bagian tubuh manusia mulai paru paru, tulang sendi, usus, kelenjar limfe, selaput otak dan sebagainya. Pengobatan TB terdiri atas fase awal dan fase lanjutan dibawah pengawasan langsung selama 6 bulan, 9 bulan bahkan 12 bulan untuk mencegah agar infeksi TB tidak berkembang. Penggunaan obat ini dilakukan secara rutin agar tidak terjadi resistensi terhadap kuman Mycrobacterium tuberculosis. Setiap obat yang diresepkan memungkinkan terjadinya efek samping terhadap organ tubuh lainnya, sehingga resiko hepatotoksik lebih tinggi daripada interaksi obat yang digunakan antara lain: Isonazid, Rifampisin dan Pirazinamid. Penelitian dengan judul Analisis Kadar SERUM GLUTAMIC PYRUVIC TRANSMINASE (SGPT) pada Penderita Tuberkulosis Paru Rawat Jalan Yang Mengkonsumsi Obat Antituberkulosis Lebih dari 3 Bulan. Disain penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Deskriptif Analitik dengan pendekatan prediction study. Penelitian dilakukan di RS Martha Friska Medan, bulan Mei – Agustus 2023. Hasil didapatkan terjadi peningkatan kadar SGPT pada semua penderita TB paru rawat jalan yang telah mengkonsumsi obat antituberkulosis lebih dari 3 bulan dengan kelompok umur 6-12 tahun sebanyak 3 orang (15%), kelompok umur 13-18 tahun sebanyak 3 orang (15%) dan kelompok umur 19-60 tahun sebanyak 14 orang (70%). Jenis kelamin laki-laki sebanyak 12 orang (60%) dan perempuan sebanyak 8 orang (40%). Lama pengobatan antituberkulosis terbanyak jangka waktu 7 bulan yaitu 5 orang (25%) mengalami peningkatan kadar SGPT. Pengobatan penderita TB Paru yang tercepat mengalami peningkatan kadar SGPT dimulai 4 bulan sebanyak 3 orang (15%). Tingkat Hepatotoksik Ringan sebanyak 13 orang (65%), Hepatotoksik Sedang sebanyak 6 orang (30%), Hepatotoksik Berat Sebanyak 1 orang (5%)
Kata Kunci: Kadar Serum Glutamic Pyruvic Transminase (SGPT), Penderita Tuberkulosis Paru
Kata Kunci
Teks Lengkap:
Download ArtikelReferensi
Abbas A., 2017. Monitoring Effek Samping Obat Anti-Tuberkulosis (OAT) Pada Pengobatan Tahap Intensif Penderita TB Paru di Kota Makassar. Journal of Agromedicine and Medical Sciences.
Agustina, M., Zainuri, I., & Pratiwi, C. J. (2022). Pengaruh Pemberian Progressive Muscular Relaxation (Pmr) Terhadap Kadar Saturasi Oksigen Pada Pasien Tbc Di Ruang Isolasi Tbc Rsu Anwar Medika Krian Sidoarjo (Doctoral dissertation, Perpustakaan Universitas Bina Sehat).
Ali M. 2022. Aktivitas Enzim SGOT dan SGPT Pada Penderita Tuberkulosis Paru yang sedang menjalani Pengobatan di Puskesmas Rujukan Kota Manado.
Andi dan Yuliana, 2020. Gambaran SGOT dan SGPT Pada Penderita Penyakit Tuberculosis Paru (TB Paru) Dalam Masa Pengobatan 6 Bulan di Rumah Sakit Umum Wisata Universitas Indonesia Timur
Andi Sri Wahyu Ningsih, Adam M. Ramadhan, Dewi Rahmawati. 2022. Kajian Literatur Pengobatan Tuberkulosis Paru dan Efek Samping Obat Antituberkulosis di Indonesia.
Ardiani T., 2021. Identifikasi Kejadian Hepatotoksik pada Pasien Tuberkulosis. Journal.umkt.ac.id. https://journals.umkt.ac.id
Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara. Jumlah Kasus Penyakit Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Penyakit di Provinsi Sumatera Utara 2020 [Internet]. BPS Sumut. 2020 [cited 2021 Sep 7]. Available from: https://sumut.bps.go.id/statictable/2021/04/21/2219/jumlah-kasus-penyakit-menurut-kabupaten-kota-dan-jenis-penyakit-di-provinsi-sumatera-utara-2020.html
Dewi A., Sri G., Reta J., 2017. Karakteristik Bakteri Mycobacterium tuberculosis Menggunakan Spektofotometri Foueier Transform Infrared.
Hamid, M. W. G. (2020). Studi Perbandingan Kadar Enzim Hati Pasien Kanker Payudara Sebelum Kemoterapi Dengan Kontrol Di Rs Wahidin Sudirohusodo Makassar Tahun 2019 (Doctoral dissertation, Universitas Hasanuddin).
Hasina, S. N. (2020). Pencegahan Penyebaran Tuberkulosis Paru Dengan (BEEB) Batuk Efektif dan Etika Batuk Di RW. VI SambikerepSurabaya. Community Development Journal: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1(3), 322-328.
Hayati, Leni, 2021. Hubungan Kadar SGOT dengan Kadar SGPT Pada Pasien Tuberkulosis Paru di Universitas Binawan
Kemenkes, 2022. TBC - Yankes Kemenkes - Kementrian Kesehatan.https://yankes.kemenkes.go.id.tbc
Khairil Mahpuz, 2022. Kelompok Umur: Balita, Kanak-kanak, Remaja, Dewasa Dan Lanjut Usia. https://www.desa banjarsari-labuhanhaji.desa, Kab. Lombok, NTB
Khariri, 2020. Pemeriksaan Basil Tahan Asam (BTA) pada Sputum dengan Pewarnaan Ziehl Neelsen ( ZN ) Sebagai Metode Populer untuk Penegakkan Diagnosis TB Paru. Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetah-Teknol.2020 Oct 1;3(1):132–9.
Khusnul Mar’iyah, Zulkarnain. 2021. Patofisiologi penyakit infeksi tuberkulosis.http://journal.uinalaudin.ac.id/index.php/psb
Kit Insert Nilai Normal SGPT RS Martha Friska Multatuli Medan. 2019. PT Cobas
Masriadi, 2017. Buku Epidemiologi Penyakit Menular, Ed 1 cetakan 2. Jakarta EGC
Murtafi’ah. K. 2012. Teknik Pengukuran Fotometri , Uji' Kinerja Photometer 4010, Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Fungsional Teknis Non Peneliti, Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi BATAN.
Pangaribuan L., 2020. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Tuberkulosis. https://ejournal2litbang.kemenkes.go.id
Rer.nat.T dkk. 2016. Mengenal Anti-Tuberkulosis. Buku Anti-Tuberkulosis. Jogyakarta
Soebrata Ganda. 2016. Pedoman Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta : Penerbit Dian Rakyat.
Suárez I, Fünger SM, Kröger S, Rademacher J. 2019. The Diagnosis and Treatment of Tuberculosis. Dtsch Arzteblastt Int.: 729–33.
WHO, 2021. World Health Organization Global Tuberculosis report. Geneva.
Widyastuti, R. (2016). Hubungan Kadar SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase) Dengan Titer Widal Antigen O Salmonella typhii Pada Penderita Demam Typhoid.
DOI: https://doi.org/10.33024/mnj.v6i6.14954
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
Penerbit: Universitas Malahayati
Semua artikel dapat digunakan dibawah lisensi Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License