Kestabilan Gula Darah Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Melalui Senam Ergonomis di Wilayah Kerja Puskesmas Kandang Kota Bengkulu
Sari
ABSTRACT
Diabetes Mellitus (DM) is a group of metabolic disorders characterized by hyperglycemia or increased blood glucose levels due to dysfunction of pancreatic beta cells, leading to impaired insulin secretion, insulin action, or both, as well as disturbances in carbohydrate, fat, and protein metabolism in the body. High blood glucose levels can affect platelet function, potentially causing blood clotting. Lack of physical activity can hinder blood circulation. Peripheral blood circulation disorders affecting nerve fibers may result in oxygen and nutrients deficiency in cells and tissues, which are essential for metabolism. If this ischemic condition persists, tissue may undergo necrosis and trigger complications such as diabetic foot ulcers, which can reduce the quality of life of DM patients and increase the risk of death. Other acute complications include diabetic ketoacidosis, hypoglycemia, and lactic acidosis. If left untreated, these conditions can lead to a coma. Serious long-term complications of DM include cardiovascular disease, stroke, chronic kidney role in regulating blood sugar levels. One type of exercise recommended for type II DM patients is ergonomic gymnastics. Ergonomic gymnastics is gymnastics inspired by prayer movements, so some of its movements resemble those in prayer. It consists of one opening movement and five fundamental movements. This study is quantitative research with a quasi-experimental design, using a one group pre and post test design, where the researchers provides an intervention to one group and observes the results before and after the intervention. The study aims to determine the effect of ergonomic gymnastics on the stability of GDS of type II DM patients at Puskesmas Kandang, Bengkulu City. The univariate analysis showed that most respondents were aged 70-79 years as many as 6 clients (40%), and the majority were male, namely 10 clients (66.7%). The average GDS level of type II DM patients before the intervention was 249.07 mg/dL, with the highest recorded level at 414 mg/dL while the average GDS of patients after the intervention decrease to 211.13 mg/dL, with the highest recorded level at 360 mg/dL. The bivariate analysis using the Paired Sample T-Test resulted in a p-value of 0.031 < 0.05, indicating significant effect of ergonomic gymnastics intervention on the stability of GDS of type II DM patients at Puskesmas Kandang, Bengkulu City.
Keywords: Temporary Blood Sugar (GDS), DM Type II, Ergonomic Gymnastic.
ABSTRAK
Diabetes Mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolisme yang dicirikan dengan adanya hiperglikemia atau peningkatan kadar glukosa darah yang terjadi karena adanya gangguan pada sel beta pankreas sehingga mengakibatkan gangguan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya serta gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein dalam tubuh. Tingginya kadar glukosa dalam darah dapat berpengaruh pada fungsi platelet, yang berpotensi menyebabkan pembekuan darah. Kurangnya aktivitas fisik dapat menghambat sirkulasi darah. Gangguan sirkulasi darah perifer hingga ke serabut saraf dapat mengakibatkan sel dan jaringan mengalami kekurangan oksigen serta nutrisi yang diperlukan untuk metabolisme. Jika kondisi iskemik ini berlangsung terus-menerus, jaringan dapat mengalami nekrosis dan memicu komplikasi berupa diabetic foot ulcer yang berdampak pada penurunan kualitas hidup penderita DM dan meningkatkan risiko kematian. Komplikasi akut lainnya yaitu ketoasidosis diabetik, hipoglikemia, dan asidosis laktat. Kondisi ini dapat memicu terjadinya koma jika tidak segera ditangani. Komplikasi jangka panjang serius akibat penyakit DM ini yaitu penyakit kardiovaskular, stroke, penyakit ginjal kronis, kerusakan saraf, kerusakan mata, dan gangguan kognitif. Peningkatan glukosa darah yang tinggi pada penderita DM tipe II dapat dikendalikan dengan melaksanakan aktifitas fisik atau olahraga secara rutin. Olahraga memainkan peran penting dalam pengaturan kadar gula darah. Salah satu jenis olahraga yang dapat dilakukan pasien DM tipe II adalah senam ergonomis. Senam ergonomis merupakan senam yang diilhami dari gerakan shalat sehingga beberapa gerakannya memang seperti gerakan dalam shalat. ini memiliki 1 gerakan pembuka dan 5 gerakan fundamental.Penelitian ini termasuk pada penelitian kuantitatif dengan desain quasi eksperimen, menggunakan rancangan one group pre and post test, dimana peneliti memberikan intervensi pada satu kelompok untuk dilihat hasilnya antara sebelum dan setelah pemberian intervensi, selanjutnya disimpulkan pengaruh senam ergonomis terhadap kestabilan GDS pasien DM tipe II di wilayah kerja Puskesmas Kandang Kota Bengkulu. Hasil analisis univariat pada penelitian ini diketahui Sebagian besar responden memiliki usia 70-79 tahun sebanyak 6 klien (40%), %), sementara untuk karakteristik jenis kelamin klien dalam penelitian ini sebagian besar berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 10 klien (66.7%). Untuk rata-rata nilai GDS klien DM tipe II di Puskesmas Kandang Kota Bengkulu sebelum pemberian intervensi adalah 249.07 dengan nilai GDS tertinggi 414 mg/dLs sedangkan rata-rata GDS klien setelah pemberian intervensi adalah 211.13 dengan nilai GDS tertinggi 360 mg/dL. Hasil analisis bivariat pada penelitian ini dengan menggunakan uji statistik Paired Sample T Test didapatkan p-value =0.031 < 0.05. Kesimpulan pada penelitian yaitu ada pengaruh pemberian intervensi senam ergonomis terhadap kestabilan GDS klien DM tipe II di Puskesmas Kandang Kota Bengkulu.
Kata Kunci: gula darah sewaktu (GDS), DM Tipe II, Senam Ergonomis
Teks Lengkap:
Download ArtikelReferensi
Arania, R., Triwahyuni, T., Esfandiari, F., & Nugraha, F. R. (2021). Hubungan antara usia, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan dengan kejadian diabetes mellitus di Klinik Mardi Waluyo Lampung Tengah. Jurnal Medika Malahayati, 5(3), 146–153.
Beaudry, K. M., & Devries, M. C. (2019). Nutritional strategies to combat type 2 diabetes in aging adults: the importance of protein. Frontiers in Nutrition, 6, 138.
Camelia, D., Roni, F., Wijaya, A., Fitriyah, E. T., & Amalia, L. D. A. (2022). Penerapan Intervensi Buerger Allen Exercise Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Dalam Mengatasi Masalah Perfusi Perifer Tidak Efektif: Penerapan Intervensi Buerger Allen Exercise Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Dalam Mengatasi Masalah Perfusi Perife. Well Being, 7(1), 34–42.
Deski, F. I. (2024). Pengaruh Latihan Senam Ergonomis Terhadap Kadar Glukosa Darah Lansia Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Kelurahan Kubu Dalam Parak Karakah Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Padang. Jurnal Ilmu Kesehatan Mandira Cendikia, 3(2), 102–107.
Dinkes Kota Bengkulu. (2024). Rekam Medik Pasien Penderita Diabetes Mellitus.
Eberle, C., & Stichling, S. (2021). Impact of COVID-19 lockdown on glycemic control in patients with type 1 and type 2 diabetes mellitus: a systematic review. Diabetology & Metabolic Syndrome, 13, 1–8.
Febrinasari, R. P., Sholikah, T. A., Pakha, D. N., & Putra, S. E. (2020). Buku saku diabetes melitus untuk awam. Buku Saku, 21.
Harrar, S. (2015). Insulin Resistance Causes and Symptoms. Download Dari: Https://www. Google. Com/amp/s/www. Endocrineweb. com/amp/56023.
Hasina, S. N., Shodiq, M., Ikwan, M., Putri, R. A., & Noventi, I. (2022). Reducing blood glucose levels in the elderly with diabetes mellitus using ergonomic exercise based on spiritual care. International Journal of Health Sciences, 6(4), 6650–6658.
Hermawati, G. K. (2024). Pengaruh Senam Ergonomik Terhadap Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Di Pukesmas Krembung Kabupaten Sidoarjo.
Ilyas, E. I. (2011). Olahraga bagi Diabetesi dalam: Soegondo, S. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu Bagi Dokter Maupun Edukator Diabetes. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Imelda, S. I. (2019). Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya diabetes melitus di Puskesmas Harapan Raya tahun 2018. Scientia Journal, 8(1), 28–39.
International Diabetes Federation. (2021). Asia Tenggara : Laporan Diabetes Tahun 2000-2045.
Irawan, D. (2010). Prevalensi dan faktor risiko kejadian diabetes melitus tipe 2 di Daerah Urban Indonesia (Analisa Data Sekunder Riskesdas 2007). Thesis Universitas Indonesia.
Kirkman, M. S., Briscoe, V. J., Clark, N., Florez, H., Haas, L. B., Halter, J. B., Huang, E. S., Korytkowski, M. T., Munshi, M. N., & Odegard, P. S. (2012). Diabetes in older adults. Diabetes Care, 35(12), 2650.
Komariah, K., & Rahayu, S. (2020). Hubungan usia, jenis kelamin dan indeks massa tubuh dengan kadar gula darah puasa pada pasien diabetes melitus tipe 2 di klinik pratama rawat jalan proklamasi, Depok, Jawa Barat. Jurnal Kesehatan Kusuma Husada, 41–50.
Lemone, P., Burke, K. M., & Bauldoff, G. (2016). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah: Gangguan Endokrin, Edisi 5. Alih Bahasa: Angelina, B., Dkk. Jakarta: EGC.
Megawati, S. W., Utami, R., & Jundiah, R. S. (2020). Senam Kaki Diabetes pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 untuk Meningkatkan Nilai Ankle Brachial Indexs. Journal of Nursing Care, 3(2).
Meilani, N., Azis, W. O. A., & Saputra, R. (2022). Faktor resiko kejadian diabetes mellitus pada lansia. Poltekita: Jurnal Ilmu Kesehatan, 15(4), 346–354.
Nurjannah, M., & Wiwin Asthiningsih, N. W. (2023). Hipoglikemi pada penderita diabetes melitus tipe 2. Pena persada.
Nursalam. (2020). Metodoogi Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi 5. Jakarta: Salemba.
Perkeni. (2021). Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan DM Tipe 2 Dewasa Di Indonesia.
Perkeni Indonesia, P. E. (2015). Pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus tipe 2 di Indonesia. Pb. Perkeni, 6.
Prasetyo. (2015). Perbedaan Pengaruh Senam Ergonomis Dan Senam Thai Chi Terhadap Kadar Gula Darah Pada Lanjut Usia.
Riskesdas. (2023). Prevalensi Diabetes Mellitus Di Indonesia 2023.
Sagiran, M. K. (2012). Mukjizat Gerakan Shalat. QultumMedia.
Santoso, I., & Madiistriyatno, H. (2021). Metodologi penelitian kuantitatif. Indigo Media.
Setiawan, M. (2021). Sistem endokrin dan diabetes mellitus. UMMPress.
Tarwoto, W., Taufiq, I., & Mulyati, L. (2012). Keperawatan medikal bedah gangguan sistem endokrin. Jakarta: Trans Info Media.
Tekwan, S. (2023). Diabetes Melitus: Kenali Tanda Dan Gejala, Cegah Komplikasi Lebih Dini. https://rsa.ugm.ac.id/diabetes-melitus-kenali-tanda-dan-gejala-cegah-komplikasi-lebih-dini/
Tomey, A. M., & Alligood, M. R. (2006). Nursing theorists and their work. Mosby Elsevier.
Widyasari, N. (2017). Hubungan karakteristik responden dengan risiko diabetes melitus dan dislipidemia Kelurahan Tanah Kalikedinding. Jurnal Berkala Epidemiologi, 5(1), 130–141.
Wijaya, H. M., Rahmawaty, A., Lina, R. N., Setyoningsih, H., Pratiwi, Y., Palupi, D. A., & Hidayati, R. (2023). Bijak Mengenal Obat Diabetes Melitus (DM) Pada Masyarakat Kudus. Jurnal Pengabdian Kesehatan, 6(1), 70–76.
Wratsongko, M. (2014). Mukjizat Gerakan Shalat Dan Rahasia 13 Umur Manusia. Jakarta : Mizan Digital Publishing.
DOI: https://doi.org/10.33024/mnj.v7i6.20265
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
Penerbit: Universitas Malahayati
Semua artikel dapat digunakan dibawah lisensi Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License


Panduan Penulisan






